27. The Stupid Mistakes

1.1K 155 6
                                    

"Kalian semua... Sinting!!!" Maki Arina yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi di dalam gedung tempat berlangsungnya resepsi pernikahan. Ia tidak percaya karena beberapa puluh menit yang lalu, ia baru saja dipermalukan. Tidak secara langsung tapi tetap saja, membuat dirinya jadi pusat perhatian adalah hal terakhir yang ingin dilakukan Arina saat ini.

Dan berkat mulut ember Katrina, Gilang nyaris berhasil merusak kesempatannya berbaikan dengan Aldian, pria yang dulu pernah menjadi cinta pertamanya.

"Kok bisa sih, kamu percaya saja apa yang diomongin Katrina? Dia itu pembual," seru Arina masih emosi menyadari bahwa beberapa saat lalu tindakan artis idola yang membuat wanita tergila-gila itu tidak lebih terhormat dibandingkan remaja gila.

Gilang masih terdiam, seolah ia baru saja menyesali kebodohan paling parah dalam hidupnya.

"Pembual apa, aku baca sendiri di buku diary kakak," gerutu Katrina yang untuk kesekian kalinya membuat kakak perempuannya naik darah.

"Makanya sudah kubilang, perasaanku dua belas tahun lalu dan sekarang itu sudah berubah jauh. Dan kamu percaya saja dengan tulisan anak SMA yang marah karena patah hati? Sekarang kamu mau tanggung jawab setelah Gilang tadi hampir memukuli pengantin pria dan bikin keributan. Gimana kalau tiba-tiba ada rekaman video yang di-upload di youtube dan isinya adegan Gilang yang menarik kerah tuxedo Aldian dan kelihatan hampir memukulinya?"

"Tapi Gilang sudah jelaskan ke keluarga pengantin kalau itu cuma salah paham. Harusnya sudah nggak ada masalah, ya kan Gilang?" tanya Katrina, masih berusaha membela diri. Tapi Gilang sudah tidak peduli, pemuda itu terlanjur malu dengan tindakan bodohnya.

"Dan lagi, Kakak kenapa memaafkan Aldian segampang itu sih? Bukannya Kakak tadi hampir berlutut minta maaf ke dia dan bilang di depan banyak orang kalau Kakak masih cinta sama Aldian?"

Arina menggeram nyaris frustrasi.

"Omongan ngawur macam apa itu?" Arina menghela napas, berusaha menenangkan amarahnya yang saat ini agak susah dikendalikan. "Oke, kakak emang menulis soal janji dan taruhan konyol itu di buku diary. Tapi bukan itu yang mau Kakak lakukan. Kakak cuma mau minta maaf ke Aldian."

"Minta maaf? Buat apa kakak minta maaf ke cowok brengsek itu?"

"Karena kakak pun punya salah sama dia, dan itu... Itu..." Arina menyesal kenapa pada akhirnya ia harus menciptakan satu tindakannya yang dulu cukup memalukan. Ia menghela napas panjang. "Sejak putus sama Aldian, kakak jadi dendam sama dia. Akibatnya, siapa pun yang jadi pacar Aldian, kakak deketin dan kakak sebarkan kalau... kalau... Kalau Aldian pipis di celana setiap sedang ciuman sama perempuan."

"Iyuuuuh. Beneran itu? Jadi kakak udah pernah lihat Aldian pipis di celana kalau mesra-mesraan sama cewek?"

"Tentu saja itu bohong, Bego."

"Apanya yang bohong? Bagian ciumannya atau pipis di celana-nya?"

Arina kembali menggeram, tampaknya percakapan semacam ini membuatnya sangat tidak sabaran.

"Du... Dua-duanya...," jawabnya pelan.

"Hah? Kakak nggak cuma nyebarin soal kabar bohong kalau Aldian pipis di celana saat ciuman, tapi juga kakak bohong karena cowok itu nggak pernah nyium kakak?" Katrina nyaris meledak, namun adiknya itu masih menahan untuk tidak tertawa.

"Karena itu kakak bilang, kakak tuh datang ke pernikahan ini karena kepengen baikan sama Aldian. Waktu salaman tadi, Aldian bilang sama kakak dia minta maaf soal taruhan konyol itu dan membatalkan tuntutan dia yang mengharuskan kakak berlutut segala. Karena itu kakak mau terus-terang soal siapa yang dulu nyebarin gosip yang akhirnya bikin dia dijauhin sama cewek-cewek..."

Dear Miss Manager (Tamat Di KK)Where stories live. Discover now