+jungkook is a jerk+

Beginne am Anfang
                                        

Meskipun pernah suatu ketika, terjadi pertengkaran di antara mereka. Yang kudengar dari orang-orang, penyebabnya adalah perebutan jabatan kapten basket. Namun tak lama setelah itu, hubungan pertemanan mereka berangsur membaik.

Entah apa tujuan Taehyung memberi Jungkook surat menggelikan seperti itu, meskipun ia berkata bahwa seseorang yang telah memerintahnya. Lagi-lagi, aku merasa ada hal yang janggal di sini.

Tapi apa aku memiliki hak untuk turut campur dalam urusan Taehyung? Aku tidak mungkin merecokinya, bukan? Tugasku hanya menuliskan saja.

Omong-omong soal Jungkook, aku pernah bertemu dengannya secara langsung. Dua kali. Sebelumnya aku hanya memandangnya dari kejauhan. Bukan apa-apa, Jieun sulit berhenti mengoceh soal kekagumannya terhadap Jungkook. Gadis itu mencoba menunjukkan seperti apa Jungkook itu.

Namun sama sekali, aku tidak tertarik. Jungkook tipikal lelaki datar yang membosankan, sama sepertiku. Hanya bermodal tampang rupawan dan jabatan seorang kapten, ia memiliki banyak penggemar di sekolahku.

Cih, dia juga sombong menurutku. Saat itu adalah pertemuan pertamaku dengannya di kelas remedial Hyungsik-nim.

Berbicara soal Hyungsik-nim, beliau adalah seorang guru matematika pengganti yang mengisi kekosongan posisi Hwayoung-ssaem, guru matematika yang sedang dalam masa cuti melahirkan.

Hyungsik-nim merupakan seorang pria dewasa yang jika kuprediksi, usianya tiga puluh tahunan. Memiliki tubuh tinggi tegap dan senyumannya yang menarik dipandang menjadi alasanku mengagumi sosok beliau. Jangan mengataiku aneh karena menyukai seseorang yang jarak usianya jauh denganku, sebab hanya beliau yang bisa menghargai keberadaan dan penampilanku saat pandangan pertama. Hyungsik-nim memiliki perilaku yang sangat terpuji.

Oke, kembali pada Jungkook.

Saat itu aku sedang berjalan santai di lorong menuju kelas Hyungsik-nim. Mataku mendapati figur Jungkook cukup jauh di depanku sedang berjalan ke arah yang sama sepertiku. Sesaat langkahnya terhenti, yang anehnya membuatku ikut berhenti juga. Kepalanya yang berambut seperti kelapa menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan.


Lorong memang sangat sepi, aku tak tahu pemuda bermata bulat itu sedang mencari apa. Kemudian ia mengusap tengkuknya seolah sedang merinding. Setelah itu ia kembali melanjutkan langkahnya dengan berlari kecil.

Jangan-jangan aura menakutkanku sampai padanya? Ha, lucu sekali mitos yang dibuat orang-orang di sekitarku.

Akhirnya aku tiba di kelas remedial, dan sempat terkejut melihat Jungkook juga berada di sana. Bukan itu letak masalah utamanya, padahal aku ingin memiliki waktu berdua dengan Hyungsik-nim.

Tenang saja, aku hanya bercanda soal itu.

Masalahnya, Jungkook menoleh dengan kaku ketika Hyungsik-nim berkata. "Nah kau datang di saat yang tepat, Rin Young."

Jungkook melompat mundur, mata bulatnya menatapku kaget. Tangannya tergerak mengelus dada. Baiklah, aku sudah terbiasa dengan reaksi orang saat pertama kali mereka berjumpa denganku.

Tapi Jungkook, tingkahnya cukup berlebihan. Seolah aku benar-benar hantu sumur yang bersiap untuk menyerangnya. Tidak ada hal yang bisa kulakukan selain memberinya seulas senyuman. Aku berusaha untuk terkesan akrab dengan memberinya sebuah cengiran.

anonymous (Fanbook Version ON EDITING)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt