Gue juga masih heran, gimana bisa mereka betah tatep-tatepan sama buku. Benda mati yang menurut gue, ini menurut gue lohh ya "sangat membosankan" . Yeah that's true.
Terkadang kalau gue lagi nggak kondisi ngantuk, tapi pengen ke perpustakaan ya gue cuma manfaatin fasilitas perpus, bukan bukunya. Tapi komputernya, dan udah pasti itu buat nge-game hahaha.
PR numpuk bikin kurang tidur. Bete gue. Kalau bukan karna Papi yang maksa gue buat masuk kedokteran. Nggak bakal gue masuk IPA. Tapi emang udah dasarnya gue cerdas sih. Jadi, bisa dengan mudah gue masuk ke jurusan itu, meskipun hobi gue tidur sama nge-game.Temen-temen gue juga nggak ada yang berani negur kalau gue tidur di kelas seenaknya.
Mungkin mereka takut, bukan cuma takut sama gue tapi komplotan gue.Broterhood.Beranggotakan 4 orang, yaitu Gue,Reyhan Hady Putra anaknya Papi Hady yang paling ganteng, tapi masih gantengan Abang gue yaitu Revan Hady Putra dia lebih tua dua tahun dari gue.
Rama Camilo, dia yang paling anteng diantara kita berempat. Mungkin dia Cuma jaga image aja.Dia juga nggak banyak omong, sok-sok misterius gitu. Dan itu yang bikin cewek-cewek pada makin penasaran sama dia, tapi tetep aja pesonanya nggak bisa ngalahin pesona gue dimata mereka,kan gue lebih supel.
Aldo Mahendra, ini bocah yang paling nggak waras. Doyan banget ngelawak, dan dia yang selalu mencairkan suasana kalo lagi tengang gitu. Dia juga yang paling hobi godain cewek-cewek di Sekolah, dan dengan mudahnya dia gandeng sana-sini.
Bagas Magena, Namanya emang rada aneh. Dia ini paertnernya si Aldo buat godain cewek-cewek, tapi sampe saat ini dia masih aja jomblo.Gimana nggak jomblo? Orang dia aja kerjaannya nyanyi-nyanyi nggak jelas gitu, cewe-cewek ilfel kali sama tingkah lakunya.
Mereka emang nggak satu kelas sama gue, Yah maklumlah kapasitas otak mereka di bawah standar, jadi impossible mereka masuk IPA, lagian mereka juga nggak ada minat-minatnya kearah sono.
" sorry..gue bikin lo kebangun ya?" mendadak meja disamping gue sedikit bergeser, menandakan ada seseorang selain gue disana. Saat gue buka mata ada cewek yang menurut penglihatan gue adalah anak baru. Eh? Kenapa nihh cewek disini?harusnya kan di lapangan, ikutan mos.
"Nggak papa, gue tadi cuma merem kok, nggak tidur." Ya, dari tadi gue emang dah nyoba tidur, nyatanya emang nggak bisa. Entahlah.
Nessa POV
Karena gue sama sekali nggak minat sama acara tadi, gue milih nge-jauh dari keramaian itu. Dan disinilah gue, di perpustakaan yang Ya Tuhan sepinyaa. Ternyata mudah menyelinap tanpa ada satu orang pun yang sadar kalau gue nggak ada disana. Ya jelaslah orang nggak ada yang kenal gue.
Oke, gue milih duduk di salah satu kursi panjang yang ditata berhadapan dengan kursi lainnya yang terhalang meja dianntaranya. Novel udah di tangan kiri, siap buat dibaca yang tadi udah sempet gue ambil di rak depan.
Tangan kanan gue tanpa sadar mainin globe di depan gue, yang entah sejak kapan ada disana gue nggak tahu dan nggak mau tahu. Nihh globe bikin nggak fokus baca dehh. Waktu gue mau nyingkirin globe itu, gue nggak sengaja menimbulkan suara berdecit waktu kaki kanan gue nggak sengaja nyenggol meja,dan...sejak kapan ada cowok yang lagi tidur di kursi depan gue. Iya,di depan gue.
" sorry..gue bikin lo kebangun ya?" Kata gue agak ragu. Kalau dilihat dari seragamnya dan identitas kelasnya, dia kakak kelas. OMG , gue manggilnya nggak sopan banget. Duhh lupa nggak pake embel-embel Kak.
"Oh kelas XII pantes aja seenaknya tidur di sini," batin gue.
."Nggak papa, gue tadi cuma merem kok, nggak tidur." Dia mencoba buat duduk, dan udah pasti kita duduknya jadi berhadapan gini.
"Sorry..."
"Santai aja.."ujarnya
Re POV
"Santai aja.."
"lo anak baru ya?" kata gue basa-basi.
"........"dia nggak jawab cuma ngalihin pandangannya ke gue sebentar.
Shit! Gue dikacangin.Cukup martabak yang dikacangin, gue jangan. Sumpah songong banget lagaknya. Baru kali ini ada seorang nerd yang songongnya minta ampun. Seorang Reyhan Hady Putra dicampakkan begitu aja. Eh? Emangnya dia nerd ya ?.
kalau dilihat dari penampilannya sihh, mungkin. Kacamata bertengger menghiasi wajahnya yang manis. What?manis?. Iya sihh gue akui nihh cewek manis, tapi gilaakk tatapannya bro, dingin banget. Ditambah ada tiga tumpuk buku di depannya. Apalagi coba namanya kalau bukan nerd?
"nama lo?"Tanya gue sambil mengulurkan tangan, niatnya sih mau ngajak salaman. Tpi kayaknya tuhh cewek nggak minat nyentuh tangan gue, boro-boro mau salaman, ditanyain aja nggak jawab.
Matanya lagi-lagi beralih ke gue, meninggalkan bukunya sejenak.
" Penting ya buat lo?" jawaban yang nggak terduga keluar dari mulutnya. Dan apa dia bilang? Lo? Baru kali ini ada adek kelas nggak sopan sama gue.Belum tahu siapa apa gue siapa.
"Nggak usah syok gitu, kelakuan lo nggak cocok kalau harus dihormatin" Nihh cewek kayaknya bisa baca pikiran gue deh .
Gue juga nggak minta lo hormatin kok,gue bukan bendera merah putih yang perlu lo hormatin"
"Ck, susah ya ngomong sama orang nggak jelas kayak lo, sapa juga yang lagi bahas bendera."
"Lah tadi kan lo yang bahas hormat-hormat gitu."
"ok, lupain masalah ini. Ga penting!"
Flashback off
YOU ARE READING
I'm not a nerd
Teen FictionBegitu banyak cerita masa lalu yang sulit ditinggalkan, sangat berat untuk dilupakan. Hingga membuatnya kehilangan keramah tamahannya dalam bergaul dan lebih menutup diri. Tidak ada lagi Al yang supel, periang dan bawel. Bibirnya tak lagi sering men...
Bag.1
Start from the beginning
