Beberapa kali Agra mendapatkan pesan dan telepon dari Flavian yang mengajaknya ke pesta ulang tahun. Tentu saja Agra menolak mentah-mentah karena dia ingin belajar tetepi Flavian memaksanya dan berkata akan menjemputnya sekitar 15 menit lagi tanpa penolakan.
Agra mencak-mencak. Buyar sudah konsentrasinya dalam belajar, dia keluar kamar hendak menuruni tangga ke dapur mengambil segelas minuman dingin. Tak disangka ada Gara yang juga menaiki tangga kembali ke kamarnya, mereka berpapasan di ujung anak tangga teratas. Gara mengenakan pakaian rapi sedangkan Agra hanya memakai kaos oblong serta celana army selutut.
"Agra," panggil Gara hangat tapi Agra melaluinya begitu saja. Gara mengerti pengabaikan Agra jadi dia tidak akan menuntut. "Gra, lo nggak ikut?"
Di anak tangga ketiga Agra menghentikan gerakkan kakinya. "Kalo nggak ada kepentingan nggak usah ngomong sama gue."
Hubungan Gara dan Agra memang merenggang, bahkan bisa dikatakan tidak lagi pernah ada kehangatan di antara keduanya semenjak kesalahpahaman itu terjadi. Tidak bisa dipungkiri, jauh dalam lubuk hati Gara menyesali perbuatannya yang menyebabkan sikap Agra sangat berubah padanya tetapi Gara berusaha terlihat biasa saja menanggapi setiap kesinisan Agra.
"Gue kira lo ikut, di sana ada Angel. Lo belum ketemu sama dia 'kan?"
Agra berdecih kemudian memilih pergi.
Tak terasa 15 menit sudah terlewati, Agra hanyut dalam materi yang sedang dia kuasai. Rupanya materi Indonesia terbilang mudah di bandingkan ketika Agra belajar di luar negeri jadi tidak perlu berlama-lama Agra jelas sudah bisa memahaminya.
"Agra!"
Seseorang membuka pintu kamar Agra penuh semangat. Lelaki dengan rambut berpotongan rapi tersebut melonjak kaget, dia menoleh ke depan pintu menemukan Flavian berdiri di sana sambil menggelengkan kepala.
"Gue kan udah bilang, pas gue dateng lo harus udah rapi!" omel Flavian memasuki kamar Agra langsung menyeret lelaki itu agar berpakaian. "Cepetan ganti, ini momen penting buat lo kenalan sama siswa lainnya."
Bermalas-malasan Agra mengikuti perintah Flavian. Sementara dia mengganti bajunya Flavian tiduran di kasur seraya memainkan ponsel. Flavian adalah sahabat dekatnya sejak dia duduk di bangku sekolah dasar. Ayah Flavian seorang Arsitek yang membantu Ayah Agra membangun rumah kala itu, pertemuan mereka berdasarkan kerja sama antar kedua orang tua dan berujung persahabatan hingga sekarang. Flavian tahu jika Agra terlibat pertengkaran dingin sama Gara oleh sebab itu dia pun merahasiakan bila Agra dan Gara sebenarnya kakak-beradik di sekolah.
•••••
Rumah berukuran besar yang memiliki kolam renang, taman pribadi serta lahan parkir yang luas itu di dalamnya sedang terjadi kebisingan yang cukup memekakkan telinga pendengar. Sesosok perempuan mengenakan baju model sabrina warna putih serta ripped jeans dipadukan ankle boots hitam itu beradu cekcok bersama ibunya.
"Nggak usah lebaylah, Ma. Acel keluar bentar doang kok ke pesta ulang tahun teman,"
"Iya, Mama paham. Tapi, Mama minta kamu pulang jam 9, Cel. Bisa 'kan?"
"Mama apaan sih? Kolot banget nyuruh Acel pulang sesore itu?" ungkap Rachel tidak suka. "Biasanya Acel pulang jam berapa juga Mama nggak masalah kan? Kenapa sekarang jadi sok ngatur kehidupan Acel kayak gini?"
Diana cukup terkejut mendengar balasan Rachel. Semakin lama sikap kurang ajar Rachel kian tidak terbendung. Tetapi Diana sadar mengapa Rachel bisa seperti ini, semuanya bermula dari ketidakpeduliaan Diana padanya.
Rachel membuang pandangannya ke ruang keluarga. Matanya menyapu setiap titik sudut ruangan yang terlihat sepi dan senyap. Tidak ada kehangatan seperti dulu yang selalu dia rasakan tiap hari. Di dinding dekat televisi, tidak lagi ada bingkai foto Papa yang dulu menghiasi hampir seluruh dinding. Foto sewaktu Papa masih bayi, berumur sepuluh tahun, remaja hingga beranjak dewasa. Seharusnya semua foto tentang Papa lengkap, namun kini semuanya berganti jadi foto Mama yang dirangkul oleh seorang pria muda, Fredd.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl's Effect
Teen Fiction❝I'm just a good girl with bad habits.❞ Dunia Rachel terjebak pada tiga bersaudara; Raga, Gara dan Agra. Semenjak kematian Raga, hidup Rachel kini jungkir balik tidak lagi semenarik dulu. Pesta, merokok, mencuri hingga memberontak hanyalah peralihan...