R-G 3

25 4 0
                                    

"Do you have a problem sir? Tanya Micael menatap Randy dengn tatapan iblisnya.

"Hai Randy?" sapaku sok kalem. Ah tamat dah hidp gue.

"Lo kenal? Temen lo? Gebetan lo? Awas aja lo brani macam-macam!" ancam Micael padaku.

"Dia Randy orang yng tadi ku wawancari. Tadi gue ada tugas. Lalu gue wawancarai dia deh." jelas ku pada Micael.

"Oh gitu. Syukurlah." ucap Micael sambil mengusap kepala ku.

"Hai saya Randy. Senang bertemu dengan mu." sapa Randy spada Micael.

"Um, Micael." balas Micael.

"Boyfriend?" tanya Randy menaikan alis.

"A bu-.."

"Iya" jawab Micael lantang memotong ucapanku.
Randy hanya mengangguk dan nyelonor pergi.
Gue yang kesal, mencubit perut eightpack Micael yng menggoda.

"Kebiasaan" lugas ku.

"Gue kan penjaga lo.!" balasnya sambil menjulurkan lidah.

Selesai membayar makanan tadi. Micael ngantar gue pulang karna udah di tinggalin sama Naba, Suci dan Dini.
Micael gak bakalan sudi biarin gue pulang malam apa lagi naik taksi meskipun sama teman-teman gue. Dia bakalan make otaknya buat mikirin alasan yang bisa buat gue pulang sama dia. Kalau orang lain bilang sosweet, kalau gue sih bilangnya sopeang, sok perhatian, sok kecakepan, dan sok punya otak.

"Naba.." panggil ku pada Naba yang tengah sibuk ngerjain tugas.

"Apaan?"

"Gue.. Gak jadi deh!" kataku yang membatalkan history yang mau gue certain ke Naba.

"Apaan?"

"Gak biarlah story menjadi history." jawabku malas.

"Cah edan!" serunya. Cih, bodo! Duli! Ahh sialan. Kan gue jadi kefikiran. Ah gak asik banget! Tidur aja deh palingan besok lupa.

Berapa jam kemudian...

Emang gue itu spesies yang spesial yah yang di ciptain Tuhan. Gak tidur empat puluh delapan jam gue mampu, kinclong malah ni mata. Sekali urusan perut dua jam sekali harus di isi.
Emang gue itu bakat jadi hansip , ngeronda tiap malam.

"Halo Micael!" sapaku pada Micael di telfon.

"Apaa? Lo jangan bilang mau ngerengek gak jelas? Gak tau waktu banget sih lo! Ini udah jam berapa coba? Ini tu jam empat subuh Fresca! Astaga!" semprot Micael yang ngamuk ngamuk karna gue ganggu waktu tidurnya.

"Apaan sih Ce! Biasa aja kali. Tu mulut udah mirip mak mak. Gue insom nih." keluh ku padanya. Emang Micael tempat yang paling cocok buat di ganggu kalau hati gue lagi kalang kabut pluss kalau gak bisa tidur.

"Minum obat tidur lo lah sana!" udah kali jangan ngedmel mulu. Lo jadi kawan kampret banget sih. Gak ada telepaty nya banget sama hati gue. Tanyain kek gue kenapa! Ugh sebal!

"Gue galau Micael! Ah lo ta*k banget sih gak ngerti! Hati gue lagi cenat cenut! Ah gue mesti gimana! Gue benci sama tu orang! Ah Micael.. Hikss.." gue luapin segala yang ada di hati gue ke Micael. Meskiun dia ogah ogahan dengarinnya. Dia bakalan selalu sigap nangkap gue kalau gue mau jatuh. Jatuh dalam hal apapun itu. Seperti sekarang.

"Siapa dia?" tanyanya dengan nada serius.

"Yang tadi." jawabku sambil tersengal sengal.

"Gue ke kosan lo sekarang!"

"Gsk! Jangn! Gue juga gak bakalan bisa nemuin lo. Lo mau gue di usir!" kataku saat dia hampir menutup telfon.

"Yaudah cerita.." ucapnya dengan nada lembut. Nama yang dapat meluluhkan hati. Nada yang penuh pesona kasih sayang.

Random-GirlWhere stories live. Discover now