~Go!!!~

51 1 3
                                        

"REE!!!" teriakan ku memenuhi ruangan ini.

Mataku menyapu seluruh kamar ini. Disini sangat gelap, jendelanya tertutup rapat yang dilapisi gorden tebal. Kunyalakan lampunya.

Kamar ini sangat berantakan. Alat-alat make up, buku-bukunya, pakaiannya, tempat tidurnya, bahkan cermin dimeja riasnya telah pecah.

Semua sangat kacau.

Kuamati semua itu sampai kulihat beberapa tetes cairan berwarna merah kental khas darah di lantai.

"REE, WAKE UP, DONT LEAVE ME TOO, IM SORRY REE"

Kulihat Ree tergeletak tak sadar disamping tempat tidurnya. Tangannya telah ia gores dengan pecahan cermin. Terdapat beberapa lebam dikepalanya.

Segera kularikan ia kerumah sakit.

***

Didepan ruang UGD, ku membenturkan beberapa kali kepalaku ke tembok.

Betapa bodohnya aku! Charlotte dan Flynn telah meninggalkanku. Sekarang Ree juga mau pergi.

Ini semua salahku. Seharusnya aku mendukungnya, tapi yang kulakukan malah menambah kesedihannya.

Seharusnya aku tau, bukan hanya aku yang terpukul, melainkan dia juga.

Seharusnya aku bersamanya, bukan bersama para jalang itu.

"Pak, berhenti!!! Ini tidak akan menyelesaikan masalah!" hardik seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.

"Dokter... Bagaimana keadaan Ree? Apa dia masih hidup?" ku cengkram kuat-kuat bajunya.

"Pak, tenanglah, dia selamat. Seandainya anda membawanya 4 menit lebih lama, ia tak akan selamat."

"Oh, makasih dokter, makasih. Apa aku boleh menemuinya?"

"Tentu saja. Silahkan."

Author pov

"Ree, honey" Ivan memegang bahu Ree yang membuat Ree mendenguskan nafas kasar lalu berbalik memunggungi Ivan.

"Ree" panggilnya lagi.

"PERGI, PERGI KAU. DASAR KAU PENGKHIANAT. PERGI KAU BRENGSEK!!" Ree duduk lalu menunjuk-nunjuk pintu keluar dengan sangat emosi.

"Ree, daddy minta maaf"

"PERGI!!! KAU BUKAN DADDY KU!! DADDY KU TIDAK AKAN MENAMPARKU KARENA SEORANG JALANG!!" matanya memerah. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"APA PARA JALANGMU ITU LEBIH BERHARGA DIBANDINGKAN AKU? APA KAU SANGAT MENYUKAI TUBUH MEREKA? KENAPA KAU TIDAK PAKAI SAJA TUBUH KU TAPI JANGAN PUKUL AKU!!!" ia mulai mencoba membuka sweeternya.

PLAAK!!!

Sebuah tangan besar mendarat sempurna di pipi kiri Ree.
Ree terlihat terkekeh, bahkan ia tertawa, tapi matanya menangis.

"HAHAHAHA!!! TAMPAR SAJA AKU TERUS! KAU MEMANG BUKAN DADDY KU!!! PERGI!! PERGI KAU SANA!! AMBILLAH PARA JALANGMU ITU"

Ree mulai menjambak rambut daddy-nya, bahkan mencoba mencekiknya namun ditahan oleh para perawat yang segera masuk ke ruangan UGD.

Ia memberontak sekuat tenaganya yang tersisa.

"KENAPA KAU MEMBAWAKU KE SINI!!! AKU SUDAH TAK INGIN LAGI HIDUP!!!" ia masih memberontak. Kedua lengannya telah dipegangi oleh perawat pria sehingga ia kesulitan untuk lepas.

"kenapa... kenapa kau harus berubah daddy... aku merindukan kau yang dulu, daddy" bentakannya berubah menjadi lirihan yang disertai isakan. Ia berhenti memberontak walau masih dipegangi perawat.

"Ree, daddy minta maaf"

"Kau bukan daddyku, KAU BUKAN DADDY KU, PERGI KAU. AKU MUAK MELIHATMU. LEBIH BAIK AKU MATI DARIPADA HARUS MELIHATMU!!!" ia kembali memberontak.

Segera dokter masuk lalu mengambil suntikan dan mengisinya dengan cairan penenang.

Ia menyuntikkannya ke Ree. Beberapa saat kemudian Ree kembali kehilangan kesadarannya.

***

Diruang dokter

"Pak, sebenarnya anak anda mengalami depresi. Apa anda tau kenapa?"

"Begini dok, sbenarnya beberapa hari lalu saya kehilangan ibunya dan adiknya"

"Mungkin ia merasa tertekan dengan kejadian itu. Ini saya berikan beberapa obat anti depressan yang mungkin dapat membantu" diserahkannya beberapa bungkus obat.

***

Can I Go?Onde histórias criam vida. Descubra agora