5. Power of Kepepet

1.2K 175 4
                                    

Kepalanya pusing. Mendadak ia ingin mangkir saja dari jadwal hari ini dan langsung pulang ke apartemen untuk tidur siang. Tadinya ia ingin mampir memenuhi undangan produser dan casting director untuk melihat langsung proses casting yang menentukan siapa lawan mainnya dalam film yang akan diproduksi dalam waktu dekat. Tapi setelah perdebatan yang berakhir ia memecat manajernya sendiri, Gilang merasa sangat enggan datang ke PH. Ditambah pula... Kemunculan cewek itu.

Mengingat peristiwa tadi membuat kepalanya makin pening.

Yana, si mantan manajer sok tahu itu bukan satu-satunya sumber penyebab sakit kepalanya hari ini. Penyebab lain adalah karena seseorang yang menguping percakapan dirinya dan manajer tiba-tiba datang menghampirinya dan meminta Gilang merekrutnya jadi manajer.

Gila.

Pemuda itu masih duduk di belakang setir namun ia seperti belum punya energi untuk menyalakan mesinnya. Alih-alih, ia belum bisa mengalihkan pikirannya dari peristiwa barusan.

Cewek itu kelihatannya lumayan dewasa. Usia pertengahan dua puluhan. Mungkin 25-26. Awalnya Gilang mengira cewek itu adalah fans yang mengejar-ngejarnya, tapi baru setelahnya ia sadar, cewek yang mengaku bernama Arina itu lebih butuh pekerjaan ketimbang tanda tangan Gilang.

"Saya nggak ada maksud nguping percakapan kalian. Saya cuma penasaran, kalau kamu akhirnya memecat manajer kamu, apa itu artinya kamu bakal rekrut manajer baru? Kalau iya, sebelum kamu memilih kandidat lain, saya pengen ngajuin diri sendiri. Cuma itu..."

Suara cewek itu terdengar sangat memaksa meski disuarakan dengan suara yang halus.

"Tapi saya baru saja mecat manajer saya. Saya sudah memutuskan untuk nggak pakai manajer dan tangani sendiri. Saya juga nggak kenal kamu, nggak mungkin dong saya sembarangan ambil orang buat pekerjaan yang menyangkut hidup dan karir saya," ujar Gilang.

"Kalau begitu kita kenalan. Saya akan jelasin sejelas-jelasnya profil saya. Nama saya Arina Juniar, umur 28 tahun. Pengalaman kerja dulu tiga tahun di bagian humas Arbitra Departemen Store, dan dua tahun mengelola butik sendiri. Saya lulusan dengan IPK 3,65 di Universitas Padjajaran Bandung. Belum pernah berurusan dengan polisi selain mengurus SIM dan SKCK. Masih single alias belum menikah dan belum punya pacar, lalu...

"Wait... Wait... Saya nggak perlu informasi nggak penting soal kamu masih single atau belum punya pacar sekalipun. Lagipula, informasi soal pendidikan dan pekerjaan kamu sebelumnya kamu bisa menuliskannya di CV."

"Kalau begitu kamu butuh CV saya? Baik saya akan kirimkan sekarang. Berikan email kamu!" Seru Arina dengan sangat bernapsu.

"Ah itu... Nggak terlalu perlu juga. Tapi intinya... Saya sedang nggak butuh manajer sekarang. Paham?"

"Kenapa? Kamu aktor terkenal kan? Kudengar kamu sangat populer sekarang ini meski saya sudah jarang nonton film lokal. Dengan jadwal sepadat itu saya yakin kamu butuh asisten atau manajer atau semacamnya lah... Tolong kasih saya kesempatan," bujuk Arina tanpa kenal menyerah.

Mendengar itu Gilang sedikit mendengus.

"Kelihatannya kamu nggak cukup tahu banyak soal saya. Mengingat kamu nggak seberapa familiar dengan saya, bagaimana bisa kamu familiar dengan dunia saya. Saya akan rekrut manajer, tapi bukan kamu..." Gilang berniat bangkit. Namun baru saja ia akan berdiri, tangan cewek itu dengan sigap menariknya kembali duduk, hingga Gilang nyaris terjungkal dari kursinya.

"Heiii!!!" Serunya kesal karena perlakuan cewek itu yang serampangan.

"Tolong pertimbangkan dulu. Saya memang nggak familiar tapi bukan berarti saya nggak bisa belajar. Tolonglah, Mas Gilang... Saya bener-bener butuh pekerjaan." Seketika wajah cewek itu berubah memelas. Gilang terpaksa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dipanggil "Mas" oleh perempuan yang jauh lebih tua darinya kedengaran sangat tidak nyaman di telinga.

Dear Miss Manager (Tamat Di KK)Where stories live. Discover now