Kim pindah lokasi lagi. Ia mulai memeluk erat. Dan aku rasakan sensasi itu lagi. Rasa hangat di dalam tubuhku.

Mereka bilang jika pasangan melakukan ini, itu artinya pasangan itu sedang menyatukan cinta. Bohong. Ini bukan cinta. Ini asusila. Penyiksaan. Pelecehan. Karena Kim melakukannya sangat ganas dan brutal.

Kim mulai memasuki tubuhku, aku mengerang menahan rasa sakit yang luar biasa, yang ku rasakan hampir setiap hari.

Aku mulai mempertanyakan cintanya. Apa benar Kim mencintaiku? Kalau ini yang Kim katakan cinta..

Cinta ini merusakku, dan tubuhku.

Akan kubiarkan dia bermain sampai selesai. Aku tak akan membalas apapun perlakuannya padaku.
Tapi..

Aww...

"Kim, sakit.." Keluhku lagi. Sudah kubilang ia kasar. Tak pernah melakukan ini dengan cinta. Hanya nafsu birahi semata.

"Sebentar lagi Pie.." Jawabnya.

Aku menjambak rambut Kim sekencang-kencangnya seiring dengan mencepatnya tempo kami "berdansa". Bukan kami, hanya dia.

Ahhhhnn... KIM!
panggilku.

Sakit.. Sakit sekali.

Hahh hahhh hahhh hahh

Nafas kami saling memburu.

"Keluar Pie.."

Nampaknya Kim sudah mencapai puncaknya. Aku pun memeluk Kim erat karena rasa sakit yang ku rasakan. Kim juga mengecup kening dan membalas pelukanku. Aku hanya menyukai akhir dari semua ini. Perlakuan baiknya setelah ia menyiksaku.

Kami pun terlelap bersama dalam pelukan hangat satu sama lain.

___

Pagi pun tiba, aku terbangun karena Kim melepaskan pelukannya dari tubuhku.

"Aku mau kerja." Katanya.
Aku masih menatap Kim dengan sayu.

"Mau mandi bersama?" Kim menoleh padaku sebelum masuk kamar mandi.

"Ah, silahkan kau duluan saja." Aku tersenyum pedih. Kim mengangguk dan masuk ke kamar mandi.

Aku merebahkan tubuhku dan mendesah dengan kasar. Kurasakan sakit yang menyebar ke seluruh tubuhku ini.

Aku akan minta Kim menyemprotkan peredam rasa sakit nanti.
Ku pejamkan mataku perlahan.

Beberapa saat kemudian..

Cklek

Suara kamar mandi terbuka, aku menoleh pada Kim yang sudah keluar dari kamar mandi. Kim pun mengambil tas kantornya. Aku menghampiri Kim dan mengecup kilat bibirnya.

Kim tersenyum menatapku.

"Aku berangkat"

Aku mengangguk pelan.
Kim pun berangkat.

Setelah itu aku kembali merebahkan diri di ranjang. Ku rasakan air mataku mengalir dengan derasnya.

Kenapa aku terlalu mencintainya? Apa ini benar-benar cinta? Apa orang lain merasakan cinta seperti ini juga? Bagaimana jika orang lain merasakan yang kurasakan bersama Kim sekarang?

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul itu bagai menghujani kepalaku.

Aku tertawa lepas
HAHAHA

"Orang lain? Orang lain tak akan sanggup melayani Kim seperti ini. Hanya aku yang mampu. Jika bukan aku, tak ada yang bisa melayani Kim."

Dengan lantangnya aku bicara. Padahal..

Ah sudahlah.

Walaupun begini, aku yakin Kim bisa berubah. Ia tak akan menyiksaku terus menerus seperti ini kan?

A Little DramaМесто, где живут истории. Откройте их для себя