21

592 114 68
                                    

a/n; part ini mungkin agak sedikit belibet dan bikin ga ngerti, jadi klo bingung jgn lupa baca note dibawah untuk penjelasannya. Play lagunya di mulmed! Fyi, 2000+ words~

* * *

Wonwoo POV

Di akhir tahun pertamaku di SMA-ku, saat kami masih di Changwon, eomma mengatakan kalau kami akan pindah ke Seoul. Dari dulu, eomma selalu membuat keputusan tanpa mendiskusikannya dulu denganku.

Seperti yang satu ini.

"Eomma, dimana tas olahraga dan sepatu bola punyaku?" Tanyaku, heran karena tidak melihat kedua barang itu di dalam kardus.

"Sudah kubuang," jawab eomma, tampak santai.

"A-apa?"

"Kau kan berjanji tidak akan ikut ekskul apapun ketika kita pindah kesana, jadi kau tidak akan memerlukannya lagi kan?" Jelas eomma. Kemudian, beliau meminum obatnya.

"T-tunggu sebentar," aku berdiri, lalu menghampiri beliau. "Eomma kan tidak perlu membuangnya segala!"

Setelah itu, aku berlari ke kamar dan membanting pintu.

Bahkan dulu, waktu aku kecil, eomma bercerai dengan appa, tanpa mengatakan padaku terlebih dahulu.

"Ya! Wonwoo! Ayo, kita pulang bersama!" Ajak Soonyoung, di hari aku pertama sekolah.

"Jadi kita mau kemana dulu?"

"Ke toko roti keluargaku dulu yuk!"

"Boleh juga."

"Jadi, kita akan memulai tur Seoul hari ini?"

Sementara teman-teman mengobrol, aku mengecek ponselku, memeriksa pesan yang masuk.

Dari: eomma
Jeon Wonwoo, dimana kau sekarang? Eomma harus ke rumah sakit. Jangan main-main dan pulang sekarang.

Entah apa yang kupikirkan saat itu. Dan aku membalasnya.

Untuk: eomma
Sepertinya aku tidak bisa pergi. Eomma bukan anak kecil kan? Pergi sendiri kan bisa. Jangan menggangguku lagi.

Aku saat itu berpikir, Mari kita lupakan eomma saat ini dan bersenang-senang. Aku akan meminta maaf padanya nanti.

Tapi beliau tidak membalas pesanku lagi. Itu adalah pesan terakhir yang kukirimkan pada eomma.

Tidak ada yang tahu, kalau eomma meninggal.

Bahkan jika ada seseorang meninggal, dunia tetap akan berjalan seperti biasa. Tidak akan ada yang berubah.

~

"Sungguh, maafkan aku!" Seru Yebin meminta maaf. Dia sebelumnya menjadi pitcher, tapi sepertinya dia kurang berpengalaman, jadi kelas kami kalah dari kelas 2-3.

"Tidak apa-apa Yebin-ah. Kau sudah berusaha," kata Sujeong, menenangkan.

"Tapi kelas kita bisa saja menang..."

Dari jauh, aku menatap sekumpulan murid perempuan kelas 2-4 yang berkumpul di sekitar Yebin.

~

"Ini semua salahmu Wonwoo! Kita seharusnya tidak perlu memasukanmu kedalam tim. Kau itu berpikir apa sih!?" Seru seorang sunbae yang aku lupa siapa namanya.

Tim sepak bola kami kalah melawan kelas lain, dan itu semua salahku.

~

"Kelas kita kalah karena aku tidak menjadi pitcher," kata Eunha, menyalahkan dirinya--ketika aku mengobati kakinya yang luka lecet karena sepatunya kekecilan.

reset | wonwoo, eunha✔Where stories live. Discover now