Group Assignment

136 13 9
                                        

Siapa sih yang di sekolah atau di kampus tidak kenal kerja kelompok? Pasti hampir semua pernah mengalaminya. Kalian juga pasti pernah ada cerita-cerita berkaitan dengan kerja kelompok maupun teman kelompok kalian kan? Entah itu manis ataupun kurang menyenangkan.

Satu lagi. Kalian tipikal pekerja atau nebengers?

*_*_*

Semester 6

"Hei, tumben liburan gini kamu ke kampus?" seru seseorang tepat saat aku memasuki kawasan hotspot di fakultasku. Kulihat beberapa orang sudah menempati sebagian kursi dan meja yang memang disediakan untuk para pemburu Wi-fi seperti aku.

"Iya, ada janji mau kerja kelompok." Jawabku sembari berjalan ke arah Nina, temanku yang baru saja mengajakku berbicara. Kursi di sebelahnya kulihat kosong.

"Oh, tugas apa?" kali ini Taro yang bertanya. Taro ini pacarnya Nina. Aku sampai heran bagaimana bisa mereka satu kelompok padahal kelompoknya sudah diacak. Dan tidak hanya kali ini saja. Keberuntungan semacam itu sering menghampiri mereka.

"Ekonomi Internasional, Pak Chandra." Kuletakkan tasku di kursi, sekedar beristirahat setelah berjalan kaki dari belakang kampus sampai sini. Jarak antara kawasan rumahku yang ada di belakang kampus sampai gedung fakultasku cukup jauh. Satu sampai dua kilometer. Yah, mungkin itu tidak terlalu jauh sih sebenarnya untukku yang biasa berangkat ke kampus jalan kaki. Tapi tahu sendiri kebiasaan orang Indonesia yang lebih suka ke mana-mana pakai motor meskipun hanya ke warung yang jaraknya cuma 50 meter.

"Wah, samaan dong? Kamu udah kepikiran mau bikin judul apa buat papernya?" timpal Nina.

"Belum tahu, baru mau cari-cari sumber. Masih nunggu Ewan datang biar dibahas sekalian. Takutnya udah ditentuin tapi orangnya nggak setuju."

"Emang janjian jam berapa? Kelompokmu siapa aja?" Taro menyodorkanku minuman menyadari napasku masih belum teratur. Aku menerimanya dengan senang hati. Cairan itu hanya kuminum sedikit karena aku tahu harga minuman ini mahal. Merk kesukaan Taro. Tak lupa aku mengucapkan terimakasih.

"Jam 1 sih. Biar makan siang dulu. Ewan sama Indra. Tapi Indra bilang nggak bisa datang, entah kenapa, dia nggak bilang. Dia minta dikabari aja dia dapat bagian apa. Jadi hari ini cuma aku dan Ewan. Padahal mereka yang minta jam 1 kemarin."

"Kamu rajin banget jam 12 udah datang?"

"Iya. Aku tadi naik kereta pagi dari rumah Papa. Sampai sini jam 10. Pulang ke rumah sebentar naruh barang. Beli makan dan sholat di masjid kampus lalu ke sini. Lumayan satu jam bisa buat cari-cari bahan dulu."

"Kamu jalan dari rumah? Itu kan jauh?" Tanya Nina seperti tidak percaya.

"Hahahah, iya lumayan. Makanya aku agak awal. Takutnya telat dari jadwal janjian."

"Masih lama kali.... Kalau aku jadi kamu aku bakal nunggu anak-anak datang dulu, atau minta jemput biar ada barengan. Atau seenggaknya nunggu mereka bilang kalau mau jalan, jadi nggak usah nunggu lama terlalu." Kata Nina.

"Bahkan malah kadang sampai ditunggui lama ya?" sindir Taro pada Nina.

"Dia baru pulang loh, Yang, kan pasti capek..." bela Nina.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Mereka sudah biasa seperti itu.

Aku mengeluarkan laptopku dari tas, menghidupkan sekaligus menyambungkannya dengan Wi-fi yang ada disini.

***

Sekarang sudah jam 1 lewat. Aku tidak menghubungi Ewan karena kupikir dia hanya terlambat beberapa menit. Seperti kebanyakan orang Indonesia. Janjian jam berapapun toleransinya adalah satu jam. Jadi kalau janjian jam 1 toleransi keterlambatan yang umum adalah jam 2.

University of Life: Group AssignmentМесто, где живут истории. Откройте их для себя