3. Jawaban Ketakutan

556 122 55
                                    

"Wiglitth, kau ini ...."


Master meremas tanganku. Aku bisa menangkap kegelisahannya dengan jelas. Dalam hati aku merasa bingung. Apakah sebenarnya yang akan Master ungkapkan?

"Aku tidak bisa," desahnya frustrasi. "Rasanya aku tidak sanggup memberitahumu ini."

Aku mengerutkan dahi. Belum sempat aku bertanya, pintu terbuka dan seseorang masuk.

"Master Ferryn, kamu di sini?"

Dia seorang lelaki yang mengenakan jas putih panjang. Baik aku mau pun Master Ferryn sama-sama mengalihkan atensi kami pada lelaki itu. Dia tampak sebaya denganku. Parasnya cukup tampan, terutama dengan surai keemasan yang membingkai wajahnya dan mata sewarna langit yang memancarkan kecerdasan. Lelaki itu berhenti di ambang pintu dan melihatku dengan terkejut.

"Ada apa, Licht?" tanya Master Ferryn.

Lelaki bernama Licht itu seolah ragu untuk mendekat.

"Ah, tak apa-apa, kok," ujar Master seraya melirikku dengan ekor matanya. "Wiglitth tidak berbahaya."

"Tapi .... Bukankah dia vampir?" kata Licht skeptis.

Aku menggenggam tangan Master erat. Tubuhku menegang. Ini mengingatkanku pada situasi di hari-hari dulu. Manusia menganggap peri adalah makhluk langka yang hampir tak mungkin ada. Orang-orang dewasa menganggapku penipu sedangkan anak-anak mengucilkanku. Tapi Master selalu membelaku. Dia selalu ada di sisiku dan melindungiku, menerimaku apa adanya.

Seharusnya sekarang pun aku tak perlu takut atau pun marah. Sebab, ada Master di sini. Master tak suka mendengar orang-orang mencemoohku. Dia selalu menyebutku peri yang cantik. Kali ini juga Master akan melindungiku, pasti.

"Wiglitth tidak berbahaya, walaupun dia memang vampir."

Tercekat, aku tidak mampu mengucap sepatah kata pun untuk menyelanya. Tidak masalah bagiku kalau orang lain yang menyebutku vampir. Tapi kalau Master, itu berbeda. Karena dia membenci vampir, berarti menyebutku vampir sama artinya menyamakan aku dengan makhluk yang dibencinya.

"Master, Peri Senja itu sangat berbahaya! Dia sudah membunuh puluhan orang di berbagai kota selama sepuluh tahun ini hanya untuk nafsunya! Dia sudah membangkitkan dendam banyak manusia!" Licht protes.

Sesaat tubuh Master Ferryn menegang. Aku menatapnya bingung. Tiba-tiba ia menepis tanganku dan berdiri di samping Licht. Dia menggertakkan geliginya sementara matanya memandangku dingin. Tak ada lagi sorot lembut yang menghangatkan hatiku.

"Master ..." ucapku lirih, menatapnya memelas.

Pria yang kusayangi terpaku di tempatnya. Tatapannya sulit kuartikan. Susah payah aku mencoba berdiri dan hendak memeluk tangannya. Sampai Master mendorong tubuhku, menghempaskanku kembali ke tempat tidur. Terkejut, aku memandangnya tidak mengerti.

"Jangan sentuh aku, Vampir!" bentaknya dingin.

Hatiku berdenyut sakit mendengar bagaimana ia memanggilku. Tak pernah sebelumnya Master menyamakanku dengan makhluk yang ia benci. Rasanya aku tidak mengenal Master yang ada di depanku sekarang.

"Aku bukan vampir ..." lirihku. Air mata menggenang di pelupuk mataku. "Aku perimu yang elok bukan, Master? Sayapku .... Aku masih punya sayap peri itu!"

Peri Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang