Bab 21 - Lunch Box (1)

8.8K 540 104
                                    

Anya membuka pelan matanya, tadi malam ia tertidur dengan posisi duduk karena tidak ingin membangunkan Daniel yang tertidur di pahanya. Ia menatap menatap pintu kamar dan terkejut, ia pun segera duduk di atas tempat tidur.

"Kenapa aku sudah ada di kamar?" Anya menebak bahwa Daniel lah yang memindahkannya. Tanpa sadar ia tersenyum. Anya melihat jam yang sudah menunjukkan jam delapan pagi, gadis itu sontak terkejut dan segera beranjak dari tempat tidur menuju ke ruang makan namun hanya melihat Erick yang sedang mengoles selai kacang ke roti.

"Dimana Daniel?" tanya Anya melihat ke sekelilingnya.

"Morning" sapa Erick tersenyum.

"Ah morning" Sapa Anya yang lupa sapaan paginya.

"Daniel sudah berangkat kerja setengah jam yang lalu, kau mau?" Erick menawarkan roti selai kacang ke arah Anya.

Anya memukul dahinya, ia merutuki ketidakbecusannya dalam bekerja, karena ia tertidur pasti Daniel melewatkan sarapan paginya.

"Maaf, aku akan segera siapkan sarapan mu" Anya berjalan ke dapur dan memakai apron.

"Kau tidak perlu melakukannya, aku juga akan segera pergi".

Anya berbalik "Sarapanlah dulu". Ia sangat tidak nyaman membiarkan tamu Daniel hanya makan roti selai ketika ada ia yang bisa memasak.

Erick menggelengkan kepala "Tidak apa-apa, roti ini sudah cukup. Aku akan pulang ke apartemen hari ini".

Anya mengernyit lalu menghela napas kecewa kepada dirinya, gara gara ia Erick jadi tidak betah tinggal di apartemen.

"Hei, ini bukan karenamu, para wanita kencanku sudah tidak lagi pergi ke apartemen jadi sudah saatnya aku pulang, lagipula aku sudah lama menumpang di sini" Erick segera menjelaskan melihat ekspresi bersalah gadis di hadapannya.

Anya mengangguk mengerti. "Baiklah".

Setelah menyelesaikan sarapannya, Erick melangkah ke pintu apartemen diikuti oleh Anya.

"Terima kasih sudah memperlakukanku dengan baik selama seminggu ini" Erick membelai rambut Anya.

"Aku tidak berbuat banyak mengapa kau berterima kasih padaku" Anya menepis pelan tangan Erick yang dibalas dengan senyuman oleh laki-laki itu.

"Tidak ada yang memperlakukanku seperti itu sebelumnya. Okay this is my reward" Erick mengecup pipi kanan Anya dan memotretnya dengan handphone dalam waktu bersamaan.

"Erick!" Anya memukul lengan lengan Erick kesal.

"Wow, kau kuat juga rupanya" Erick mengelus lengannya yang sakit.

Anya memutar bola matanya "Salahmu sendiri".

Erick terkekeh lucu. "Anggap saja itu salam perpisahan kita, kita akan jarang bertemu kedepannya" Ia membuka handle pintu apartemen dan tersenyum kepada Anya.

"Hati hati di jalan" Ucap Anya sembari melambaikan tangannya.

Erick balas melambaikan tangan tanpa menoleh.

&&&

Anya menatap alamat yang ada di kertas yang di tulisnya lalu menatap gedung bertingkat dua puluh di hadapannya. Ia menjinjing kotak bekal makan siang sebagai bayaran atas keteledorannya tadi pagi.

"Sekaya apa Daniel sampai punya gedung besar seperti ini?" Gumam Anya tidak percaya. Ia melangkah menuju masuk ke lobby dan melangkah ke bagian customer servis.

"Call I help you miss?" tanya seorang wanita cantik yang berpenampilan rapi dan profesional.

"Aku ingin bertemu dengan Mr Daniel Millard. Bisakah kau menginformasikannya?" tanya Anya.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang