Bab 18 - Jealousy

Mulai dari awal
                                    

"Oh. Dimana tata krama ku. Kenalkan namaku Erick Clark" Erick mengulurkan tangannya.

"Anya Shakira" Anya menjabat tangan Erick.

Anya mempersilahkan Erick masuk ke dalam apartemen dan segera mengabari Daniel.

"Well, aku bertanya tanya kenapa Daniel tidak pernah lagi datang ke bar, rupanya ada malaikat cantik sepertimu yang menunggunya di rumah" Gumam Erick tersenyum miring, ia menjilati bibir penuh menggoda.

Anya yang sedang berbicara dengan Daniel lewat telepon hanya mengernyit tidak mengerti, setelah mengabari sang pemilik rumah, ia tersenyum kepada Erick yang duduk santai di sofa sebelum melangkah ke dapur untuk membuatkan laki-laki itu secangkir kopi.

"Sudah lama kau tinggal disini?" Suara bariton tepat di belakang Anya membuat gadis itu tersentak dan hampir menjatuhkan cangkir kopi yang sedang ia pegang.

"Oh god, kau mengagetkan ku" Anya berusaha bernapas tenang.

Erick hanya tersenyum tidak bersalah. "Jadi kau sudah lama tinggal di sini?".

"Sudah lebih dari satu bulan" Jawab Anya sambil menuangkan kopi panas ke cangkir.

"I see" Erick semakin tersenyum menyeringai. Daniel brengsek, kau menyimpan wanita cantik di rumah tapi tidak memberitahu ku.

"Berapa sendok teh gulanya?"

"Dua saja" Jawab Erick, ia meneliti tubuh Anya yang memakai pakaian santai. Mata coklatnya terangnya semakin menatap dalam.

"Not bad" Komentar Erick lirih.

Anya kembali menoleh kepada Erick dengan kening mengernyit namun ia tidak mau menanyakan apa maksud perkataan Erick. Ia beranjak ke ruang tamu sambil membawa secangkir kopi lalu meletakkannya di meja.

"Silahkan di minum, Daniel akan segera sampai di rumah" Ucap Anya lalu melangkah ke dapur kembali.

Erick segera mencekal lengan Anya.

"Mengapa kau tidak menemaniku di sini?" tanya Erick tersenyum lebar.

"Take your filthy hand off her" Seru Daniel yang baru saja tiba di apartemen. Ia segera pulang ke apartemen ketika mendengar bahwa Erick mengunjungi apartemennya, sepanjang jalan ia mengumpat karena pikirannya mulai berpikiran negatif bahwa Anya akan di lecehkan oleh Erick. Mengingat sikap polos gadis itu.

Erick semakin menyeringai dan melepaskan genggaman tangannya di lengan Anya dengan tenang.

"Welcome back" Anya menoleh dan tersenyum lega. Akhirnya Daniel pulang juga

Erick menaikkan alisnya, kedekatan mereka lebih dari ia pikirkan. Interesting, ia tersenyum jahil.

"I am home" Jawab Daniel tersenyum lalu menghampiri Erick, menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam.

"Hai Daniel, long time no see" Erick masih tersenyum tidak terpengaruh oleh tatapan intimidasi temannya.

"Long time no see my ass, What a business brings you here?" tanya Daniel to the point.

Erick sesaat melirik Anya yang kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Aku sedang bermasalah dengan teman kencan ku, mereka meneror ku sampai ke apartemen tempatku tinggal, what a crazy lady" Erick mengangkat bajunya bagus acuh tak acuh.

"Tidak. Kau tidak boleh tinggal di sini" Tolak Daniel yang sudah mengerti maksud perkataan Erick.

"You so mean Daniel, hanya beberapa hari" bujuk Erick.

"Tidak berarti tidak".

Anya kembali meletakkan secangkir kopi di hadapan Daniel.

"Bukankah disini ada banyak kamar?" Anya ikut nimbrung dalam pembicaraan dengan wajah polos.

Erick tersenyum mendengar pertanyaan Anya lalu pura-pura mendelik kepada Daniel. "Teman seperti apa kau, tidak mau membantu temanmu ketika sedang membutuhkan bantuan" Ia sengaja memanyunkan bibirnya ke depan, seakan seperti perempuan yang sedang merajuk.

Bibir Daniel berdenyut, urat kepalanya muncul satu persatu, ia tau bahwa teman di hadapannya adalah seseorang yang tidak tau malu. "Aku tidak pernah punya teman menyusahkan sepertimu"

Anya mendelik mendengar perkataan kasar Daniel. "Daniel" Sela Anya tidak setuju. Ia dapat merasakan bahwa Erick adalah teman dekatnya Daniel.

"Tsk, dia akan menyusahkan nantinya" Bela Daniel yang sedikit goyah, tanpa sadar nada suara seperti orang yang sedang merajuk.

"Aku tidak akan kerepotan jika hanya memasak lebih, kasihan Erick. Dia temanmu kan?"

Tatapan polos Anya membuat Daniel dilema, ia kehilangan alasan untuk mengusir Erick dari apartemen, kehadiran teman minumnya itu membuat pikirannya terus memikirkan hal negatif.

Daniel menatap tajam ke arah Erick. "Aku akan mendepakmu keluar kalau kau macam macam di apartemenku"

Anya tersenyum mendengar keputusan akhir Daniel. Sedangkan Erick hanya mengangkat bahunya seperti mengatakan 'who knows'.

"Baiklah. Sudah waktunya makan siang, tunggu sebentar aku akan menyiapkan makan siangnya" Anya melangkah ke dapur penuh semangat.

"Siapa gadis itu Daniel? Aku tidak pernah tau kau sedang bermain rumah rumahan dengan seorang gadis cantik" Goda Erick dengan alis yang terangkat naik.

Daniel melirik dan menjawab "Dia pembantuku"

"What?" tanya Erick memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

"She is my maid" Ulang Daniel sembari memutar bola matanya.

"Are you kidding me? Dari sisi mana pun aku tidak melihatmu memperlakukannya seperti pembantu".

"Itu bukan urusanmu" Ucap Daniel tidak ingin memperpanjang masalah tersebut.

"Well, kalau dia hanya pembantu berarti.."

"Jangan dekati dia, dia terlalu polos untuk laki-laki brengsek sepertimu" Sela Daniel dengan tatapan dingin.

Erick menatap raut wajah Daniel yang serius. Lalu tersenyum pelan dan menatap ke arah Anya. "You know? The scariest thing when you falling in love is that you dont realize that you're in love (Kau tahu, hal yang menakutkan ketika kau jatuh cinta adalah ketika kau tidak menyadari bahwa kau sedang jatuh cinta)" Tatapan Erick penuh misteri, ia menantikan keadaan Daniel yang bertekuk lutut di hadapan Anya.

Daniel menatap temannya, keningnya berkerut. "I don't know what you talking about".

Erick hanya tersenyum tipis dan mengangkat bahunya, tidak ingin membahas lebih lanjut.

Beberapa saat Anya melangkah ke ruang tamu dan tersenyum. "Makan siang sudah siap, ayo kita makan"

----

Semoga kalian suka dengan bab ini. Jangan lupa vote dan komen ya. Terimakasih😘😘

FB : riantiamna
IG : riantiamna

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang