Diamku

8 0 0
                                    

   Sudah sewindu ini aku menatapmu diam-diam. Begitu terlena oleh pekat pupil matamu. Caramu tersenyum sungguh menawan, hingga aku pun tak bisa melawan. Makna diamku tidak seperti gadis lain.., ketikaku diam, dalam hati aku menjerit menyebut nama-Nya.

   Menurutku, diam merupakan ukuran seberapa kuat cinta dapat dihantarkan dengan baik. Banyak alat untuk menghantarkan cinta, baik langsung maupun tidak langsung. Mungkin cinta secara tidak langsung ini tidak kasat mata olehmu, namun tertancap dalam dihatiku.

  Dan, menanti adalah pekerjaan mudah dan murah, namun tahukah kalian jika dalam menjalankannya banyak rintangan didalamnya. Saat-saat aku melihat kamu dikelilingi oleh gadis lain misalnya, mudah untukku tetap diam, bahkan cintaku pun diam-diam. Namun pasti kamu tidak tahu seberapa banyak tetesan air mata yang aku keluarkan untuk menahan sakit dan menantikan kehalalan darimu. Dan ini hal terberat untuk mencintaimu.

  Temanku pun bingung dibuatnya, katanya bagaimana aku bisa jatuh cinta pada pria yang bahkan bukan tersenyum untuk diriku. Mungkin hatinya sudah berlabuh di persinggahan hati gadis lain saat ini, namun aku percaya kekuatan do'a terkadang lebih besar kualitatifnya daripada kerja keras.

  Mungkin kalian juga pernah dengar bahwa cinta itu harus diperjuangkan, bahkan harus berjuang diantara keduanya. Berjuang? Bahkan berbicara dengan dia, aku pun gagap dibuatnya. Ada beberapa hal yang aku percaya dengan kata perjuangan, bahwa terkadang diam bukan berarti tidak berbuat apa-apa. Disini aku diam, untuk memperbaiki diri agar layak disandingkan dengannya yang sudah sempurna menjadi pasang tulang rusukku.

Peradaban CintaWhere stories live. Discover now