02 - Devil

8K 694 10
                                    

Bagian 2 -Devil

"Lo kenapa? Lo mau nanya? Apa ada malam pertama? Gimana mau ada malam pertama kalau nyatanya itu aja merah," tunjuk Ali pada Prilly yang bingung akan arah ucapan Ali, Prilly berfikir sejenak lalu menatap dirinya dari atas hingga bawah. Astaga dress putihnya terdapat bercak merah pada bagian bokong? Prilly mengutuk dirinya sendiri bagaimana bisa ia tak tau!

"Kenapa diam?" ujar Ali lagi, Prilly mendongak ragu pada Ali yg kini telah berdiri tegap dihadapannya.

"Gue datang bulan, Nyari pembalutnya gimana?" ujar Prilly menutupi dress penuh bercak darah dengan tangannya.

"Cari di Supermarket bisa," ujar Ali acuh seraya menghempaskan dirinya lelah diatas ranjang empuk dengan notif putih hitam yg menyemakkan mata.

"Ali?!!! Nyebelin banget sih lo beliin kek! Masa iya gue keluar dalam keadaan gak bener kayak gini, gue sadar gue pea' tapi gue punya ginjal, eh otak deng buat mikir! Aliando! Huah jahat lo sama gue. Devil gak berperi kesetanan lo!" pekik Prilly membuat Ali yg telah memejamkan kelopak matanya kini justru menatap Prilly dengan tatapan tajam yg menghunus membuat Prilly diam seribu bahas dan memilih meraba Kedalam tas slempang nya mengambil ponsel dengan Case Kucing lucu berwarna biru yg berkepala Bulat itu, Doraemon

Beribu kali Prilly mencoba menghubungi nomer mamanya namun nihil tidak dapat dijangkau,
Ah ia ingat,mama Pasti sudah terlelap! Kontras memang dengan dirinya yg sedang meredam emosi karena Ali yg seenaknya tidur tanpa peduli.

Prilly menyeret Langkah memasuki pintu bercat hitam, Kamar mandi. Saat ganggang Pintu itu diputar, Prilly cukup terpukau dengan kesan elegan yg bersih pada Kamar mandi Ali, yg ia fikir akan Kotor sebab Ali seorang lelaki.

Prilly duduk diatas closet yang Tertutup seraya memijat pelipisnya, bagaimana ia bisa keluar untuk membeli pembalut? Dan Ah! Bagaimana bisa Prilly lupa membawa Pembalut, padahal ini sudah dekat tanggal Menstruasi nya.

Tangan Prilly merayapi kakinya, membuka Wedges yg mencengkram Kakinya. Lantas Tangan mungil itu mengayun-ayunkan Wedges putih gading dengan taburan benda bening mengkilat yg Prilly tak tau itu apa. Berkali kali sesaat setelah Wedges itu Ia layangkan ke udara bebas lantas Wedges Itu kembali Jatuh pada tangannya yg menengadah. Entah konyol atau apa, anggap saja ini cara menghilangkan jenuhnya.

"Ku bukan Superstar, Kaya dan terkenal. Kubukan saudagar yang punya banyak kapal. Kubukan bangsawan, kubukan priai ku hanya lah orang yg sedang lagi nyanyi--"

Bruk.

Mata Prilly membulat sempurna saat wedges nya terlempar mengenai Kaca kecil pada Pintu kamar mandi itu Hingga retak membuat kesan Bolong, pada Pintu bercorak hitam yg dibagaian atas (tadinya) ada Cermin yang menggantung Rapi,meski Tidak bolong Hanya saja rasanya terlihat Mencolok.

Ceklek.

"Apaan sih Prill?" geram Ali seraya menatap garang pada Istrinya yg tercengir.

"Eum tadi.." Prilly tak tau harus menjawab Apa? Siapapun berikan saran padanya!

"Lo kesel? Marah? Dasar ya! Cewek itu lebay, dikit-dikit Sensi! Nih" ujar Ali seraya melempar kantung kresek putih yang terdapat Tulisan 'Alfamart' . Prilly menatap heran bungkusan itu lalu tatapannya beralih Pada Ali yg sudah keluar dari kamar mandi.

"Dia beliin gue?" Gumam Prilly tanpa sengaja memahat senyum manis.

**


Sesekali Prilly meringis dan menghisap Jari tengah nya yg tak henti mengeluarkan cairan merah kental. Ali menatap Prilly yang duduk meringis diatas Sofa.

"Tidur," instruksi Ali namun tak digubris oleh Prilly karena perih yg menggrogoti jarinya yg terbelah. Ali bangkit mendekat melihat pada jemari-jemari Prilly yg kini ia sembunyikan dibalik punggungnya.

"Lihat?!"

"Lihat-lihat! Beli!" ujar Prilly masih keukeuh tak mau Ali lebih tau dalam kecerobohannya. Ali menarik paksa tangan Prilly lalu membelalakkan matanya. Jika hanya luka Gores atau tusukan kecil seperti di Sinetron-sinetron Ali takkan Panik namun Luka itu luka terbelah yang sedikit menganga, mungkin lukanya dalam.

"Ceroboh!" umpat Ali lantas setengah berlari mengambil P3K diluar Kamar nya.

"Gimana bisa luka kayak gini? Ini gak mungkin kena waktu lo bersihin cermin pecah itu kan?" dumel Ali seraya membasuh tangan Prilly dengan air hangat terlebih dahulu.

"Emang enggak."

"Jadi?"

"Devil! Lo cerewet juga ya?" Ujar Prilly meletakkan tangannya yg satu lagi untuk mengusap dagu.

"Gue nggak cerewet! lo yg cerewet," ujar Ali namun tak digubris Prilly. Prilly hanya diam seraya memperhatikan paras tampan lelaki--yang sudah merangkap suaminya--dengan jarak sedekat ini membuat jantungnya memompa jauh lebih kuat dari biasa. Hidung mancung, Kulit putih, alis tebal yang murni tanpa sulam--hell dia laki-laki! Mana mau, dan bulu mata lentik yg menggemaskan itu. Devil cantik yang tampan? Pernyataan gila yang ada dalam benak Prilly.

"Jangan natap gue kayak gitu," ujar Ali merasa risih.

"Suka-suka gue dong, Mata-mata gue, lagian natap lo gak dosa 'kan? Secara lo suami gue yang gantengnya kalah sama Zayn malik! " ujar Prilly memeletkan lidahnya meremehkan Ali yang menatapnya datar.

"Kalo lo masih natap gue, gue cium lo!" ujar Ali tak mendapat jawaban dari Prilly.

Cup

Benda kenyal yang terasa lembab Itu mendarat mulus pada Bibir Ranum Prilly yg seorangpun tak pernah menyentuhnya. Mata Prilly terbelalak namun ia hanya beku tanpa bisa berbuat apa-apa manakala Ali mengunci posisinya dengan menyudutkan Prilly pada senderan sofa.

Dalam Logika Prilly memang Berciuman Itu menjijik-an bahkan saat teman-teman kampusnya menghujamnya dengan Lontaran kata 'Jones,Kuper,Kudet' dan Lain sebagainya, tetaplah Prilly pada pendiriannya. Namun detik Ini hanya dalam sekejap Ali merubahnya, Prilly suka Pagutan hangat itu, ya! Prilly suka. Prilly suka saat Bibir merah Ali menyentuhnya. Prilly suka? Benarkah? Apa yang Prilly suka hanya bibir Itu?

Prilly melenguh saat Ali semakin menciptakan hal memabukkan yang lebih dari kadar nikotin rokok yg membuat candu, ataupun kadar Alkhohol pada Vodca. Bibir Itu racun gila yg memabukkan.

Ali melepas pagutannya sembari menjambak rambutnya. Ayo lah, Sekasar apapun ia, Sedingin apapun dia, Sekeras Batu pun hatinya tetap saja terkikis Oleh wanita yang tanpa ia sadari telah menjadi jodohnya hingga Akhirat Kelak. Prilly menunduk malu, wajahnya memerah akibat dirinya yg melakukan perlawanan hormon adrenalin yg melonjak, karena permukaan kulit wajah yg terpenuhi oleh Pembuluh darah kecil mengakibatkan penigkatan sirkulasi itu lebih terlihat . Diwajah Prilly banyak urat urat kecil yg tertarik Hingga wajahnya memerah.

Tanpa sepatah kata seperti 'maaf' atau godaan yg biasanya terucap dari orang pada umumnya, Ali langsung kembali pada aktifitasnya mengobati luka jemari Prilly dengan telaten.

"Sekarang jelasin," ujar Ali dengan suara dingin yg membuat orang berfikir sejuta kali untuk berbicara pada Devil kutub Utara.

"Jelasin apaan?" ujar Prilly yg hanya mendapat tatapan tajam dari Ali. Prilly menelan saliva nya susah payah, tampaknya Ali sangat serius.

"Tadi gue lagi jalan pas mau buang serpihan kaca, waktu gue nggak sengaja lewat salah satu apartemen orang yg Sialnya pintu itu terbuka, gue ngintip, dan lebih sialnya, gue nengok ada dua orang lagi bercumbu mesra, gue ngeringis lihatnya tanpa sadar ngeremes beling di tangan," ujar Prilly dengan cengiran khas yg memuakkan.

"Cih! mata lo nggak suci lagi! Ck! Ternyata lo mau kayak gitu? Siapa suruh lo datang tamu bulanan? Hah! Kalau enggak gue bantai Habis lo" ucapan itu Lolos begitu saja yang entah apa maksudnya lantas Ali beranjak pergi, namun sebelum berdiri ia menyempatkan mengecup lembut bibir Prilly yg sedikit membengkak karena ulahnya tadi.

"Devil !!" pekik Prilly geram, sedangkan yg di maksud Hanya terkekeh kecil dibalik selimut tebal yg menggulung tubuhnya.

-To Be Continued-

Masih sepi😂 dell sih rapopo wong gaada yg tau yaa Wattpadku wkwkw😹

Bantu promote bole kali😂😂

Devil Or Angel [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang