02 • Kelas Baru, Teman Baru

385K 29.8K 4K
                                    

BRUK!

"Astaga, pantat gue!" Keenan mengaduh ketika cewek itu mendorong tubuhnya ke pintu toilet yang membuat bokong Keenan menabrak sebuah paku yang menimbul di pintu. Cowok itu lantas mengusap bokong malangnya tersebut. "Sakit banget demi apapun!"

"Aduh, maaf!" Dia menatap Keenan dengan penuh rasa bersalah, "lagian nggak mau minggir sih ...."

Alfi yang masih sibuk sama kerjaannya diam-diam mendengar percakapan antar dua orang di depan toilet. Karena penasaran, Alfi mendekati mereka dan kemunculan Alfi membuat keduanya terkejut.

"Kok cowok masuk toilet cewek!?" Si cewek berseru heboh.

"Kan udah gue bilang, di dalem ada cowok, lagi bersihin toilet. Elo nya ngeyel pengen masuk," celetuk Keenan.

"Ta-tapi kan ..." omongan cewek tadi terputus.

"Lo siapa dah?" ceplos Alfi, "Enggak denger tadi Keenan ngomong apa? Toiletnya lagi dibersihin. Kalo mau pake toilet, entar aja."

"Tapi gue kebelet banget!" Cewek tadi kumat lagi.

"Toilet cowok aja sono!" usir Alfi.

"Enggak mau!" balas cewek tadi.

"Ya udah, kalo gitu tunggu gue selesai. Lima menitan." Alfi berucap dengan selow namun terdengar sadis di telinga Alana karena cewek itu tak kuat menahan lagi. Bisa-bisa dia pipis di celana sekarang juga. Alhasil, Alana nekad berlari ke salah satu bilik toilet dengan tak hati-hati yang membuatnya hampir terpeleset di lantai. Karena berhasil melewati lantai berbusa itu, Alana pun masuk ke dalam bilik.

"Allahuakbar ini cewek batu banget, ya." Alfi menahan sabar melihat kelakuan cewek yang baru kali ini ia lihat wajahnya di sekolah ini.

"Anak baru bukan?" Alfi bertanya pada Keenan.

"Gak tau, adek kelas kali. Mukanya masih bocah banget soalnya," sahut Keenan acuh tak acuh, "Tapi mukanya asing gitu."

"Maksud lo mukanya kayak makhluk asing?" celetuk Alfi, "... Alien dong?"

"Goblok!" Keenan menabok kepala Alfi sambil tertawa keras. "Orang pinter aja masih ada bego-begonya. Gimana orang bego, ya?"

"Liat aja diri lo," kata Alfi.

"Anjeng," umpat Keenan, bercanda.

Detik demi detik berlalu. Sudah lewat dari dua menit cewek tadi belum kunjung keluar dari dalam bilik toilet. Keenan sempat berpikir, cewek itu sedang poop. Tapi Alfi berpikir bahwa bila cewek itu sedang poop, masa daritadi ia tak mencium bau khas hasil peleburan di dalam tubuh manusia? Atau jangan-jangan, ada sesuatu yang terjadi pada Alana?

"Lama banget," decak Alfi.

Sambil menunggu Alana keluar dari toilet, Alfi melanjutkan kegiatannya dalam membersihkan toilet. Ia sudah memastikan lantai toilet kini bersih dan wangi, tentunya hasil kerja dia sendiri. Bila guru piketnya bukan Bu Ira, sudah dipastikan Alfi akan lari dari tanggung jawabnya sebagai siswa terlambat. Karena, kalau Alfi tak menyelesaikan tugas dari Bu Ira, guru itu akan menambahkan tugasnya sebanyak lima kali lipat. Daripada gempor, mending turutin aja apa kata Bu Ira.

Dua menit kemudian.

Pintu bilik pertama terbuka, muncullah sosok perempuan dengan rambut panjang yang digulung ke atas —hampir mencapai ubun-ubun. Alana. Cewek yang sempat debat dengan dua lelaki hanya untuk masuk ke toilet.

"Akhirnya dia keluar," ucap Keenan, "Abis ngapain aja, Neng? Lama amat."

Alana menggeleng lalu bergumam sambil memegang perutnya, "Aduh, nyeri banget ...."

DIGNITATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang