T

5.5K 308 23
                                    

Hari ini, Percy dan pacarnya, Annabeth, berniat untuk menghabiskan waktu liburan musim panas mereka di Perkemahan Blasteran, tempat dimana para demigod berada. Tepatnya, para demigod Yunani.

Percy dan Annebeth mendaki bukit Blasteran. Mereka melihat pohon pinus Thalia yang menjulang tinggi dengan berseri-seri. Seekor naga besar bergelung di batangnya.

"Apa kau pikir mereka sudah berubah sekarang?" gumam Percy sembari berjalan ke papan bertuliskan 'PERKEMAHAN BLASTERAN'.

"Kita tidak begitu lama kuliah di Roma, seaweed brain.." timpal Annabeth sarkastis.

Begitu masuk, mereka langsung bisa melihat para demigod yang tengah melatih kemampuan bertarung mereka. Percy menyipitkan mata, dan mendapati beberapa demigod dari Perkemahan Jupiter tengah berduel dengan pondok Ares.

"Jadi mereka ke sini juga?" gumam Annabeth.

"Percy! Annabeth!" Percy mendengar suara Leo. Pria yang mirip seperti kurcaci Santa itu mendekapnya dengan pelukan persahabatan.

"Hei!" Percy membalas pelukan Leo. Kemudian, Jason dan Frank menepuk-nepuk punggungnya. Percy menoleh, melihat Annabeth bersama Hazel dan Piper.

"Di mana Reyna?" Annabeth melihat sekeliling, mencari sosok putri Bellona itu.

"Katanya ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan Chiron" kata Frank.

"Dan kau tidak tahu? Bukankah kau juga praetor?" tanya Annabeth. Frank mengangkat bahu.

"Lebih baik kita ke rumah besar" kata Piper.

"Ayo"

~#~

Percy tidak melihat ada yang berubah dari rumah besar. Hanya diberi tambahan satu lantai. Rumah berbentuk griya itu kini memiliki empat lantai dengan meja pendek untuk bermain pinochle di beranda.

Kemuadian mereka masuk, dan mendapati Chiron, Reyna, Rachel, dan Nico mengobrol di meja pingpong. Meja yang biasa untuk rapat konselor tersebut kini digunakan untuk rapat Agresor, Reyna, Nico, Rachel, dan Chiron.

Chironlah yang pertama kali menyadari keberadaan Percy. "Perseus, bagaimana kabarmu?"

"Bak-baik saja" jawab Percy santai. "Jadi, apa hal penting yang tengah kalian bicarakan?"

"Duduk dulu" kata Reyna. Kemudian ia menoleh pada Chiron.

"Reyna dan aku--ah, dengan Nico juga pastinya. Kami tengah membicarakan mengenai misi baru" jelas Chiron.

"Ada ramalan baru?" tebak Annabeth.

"Begitulah"

Frank menatap Reyna. "Dan kau baru memberitahuku sekarang?"

Reyna mengangkat bahunya. "Aku tadinya ingin memberitahumu bersama yang lain"

Nico berdeham. Semua kepala menoleh pada putra Hades itu yang tengah duduk di ujung meja. Percy mendesah. Kebiasaan Nico menyendiri belum menghilang juga, meskipun ia sudah agak terbuka dengan demigod lain.

"Aku punya firasat misi ini berbeda dari biasanya" kata Nico sembari memajukan duduknya.

"Berbeda bagaimana?" tanya Jason.

"Ucapan Nico benar" Reyna tidak menjawab perkataan Jason. "Ella juga mengatakan ramalan-ramalan acak dari Kitab Sybilline" tipikal Reyna. Menjawab pertanyaan dengan jawaban lain.

"Ramalan seperti apa?" tanya Percy. Kemudian ia menoleh pada Rachel. "Apa kau melihat sesuatu?"

"Itulah. Rachel belum melihat apapun sejauh ini" kata Chiron kalem.

"Tapi kurasa--" ucapan Annabeth terputus. Rachel duduk tegak, mata hijaunya menyala, dan ia mulai bicara dengan suara itu.

"Putra laut dan putri bijak 'kan arungi ruang dan waktu,

Menuju masa lalu dimana perang terjadi

Dua darah yang sama 'kan bertemu,

Membantu mereka yang terpilih menuju kejayaan"

Begitu selesai mengucapkannya, Rachel terenyak ke sandaran kursinya. Percy mengerling Annabeth waswas. Ramalan lagi? Apa ia tetap harus terlibat dengan ramalan saat ia memutuskan untuk beristirahat? Annabeth dan Percy mendesah bersamaan.

"Itu dia" suara Nico memecah keheningan.

"Berarti yang ikut misi.." Hazel mencoba menyimpulkan.

"Percy" kata Leo. Percy menatapnya pasrah.

"Dan satu anak perempuan Athena" lanjut Piper. Semuanya menatap Percy dan Annabeth bergantian.

"Kau tidak perlu ikut, wise girl. Masih banyak anak Athena di sini" kata Percy, kendatipun ia ingin Annabeth menemaninya.

"Tidak. Aku akan ikut. Aku putri Athena dan aku harus mengawasi pacarku si penantang resiko" tukas Annabeth. Percy jadi ingin memeluknya. Tapi ia menahan diri.

"Baiklah, sudah diputuskan. Yang akan ikut dalam misi ini, Percy dan Annabeth" putus Chiron bak seorang hakim.

"Tapi ke mana?" tanya Frank.

"Iya, aku juga bertanya-tanya" Jason memajukan duduknya.

"Sebaiknya kalian cari di arsip lama dan buku sejarah peperangan manusia dan demigod. Siapa tahu kalian mendapat pencerahan" saran Rachel. Percy menatapnya horor. Baginya, seharian di perpustakaan jauh lebih menyeramkan ketimbang mengarungi tartarus--yang pernah dilakukannya--.

"Ayolah seaweed brain.. Ini akan menyenangkan.." Annabeth menatap Percy dengan antusias.

"Hah.." Percy mengembuskan napas berat. Ini akan jadi hari yang sangat panjang. "Baiklaah.."

"Mulailah mencari, teman-teman.."

~#~

Time And SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang