#17 In Serum

3.9K 270 2
                                    

Dirumah Dera, Tepat diruang tamu. Ratna berdiri tertegun dengan pikiran bingung. Melihat Dera disampingnya yang duduk, Ratna berkata.

"Kita harus hentikan Rosa, dia tidak boleh sepeperti ini terus, nyawanya akan terancam. Kau tahu, Nyi Dara tidak akan diam jika aku tersakiti. Aku tidak mau hal itu terjadi. Aku baru dapat kabar pagi ini bahwa tadi malam Bibi Mirna meninggal dunia karena mibilnya tabrakan dengan Truk. Sungguh sedih hatiku mendengarnya, aku sedih dengan pertengkaran keluargaku hanya demi harta mereka seperti ini. Aku tak boleh kehilangan adik tiriku, walaupun dia jahat, tapi dialah satu-satunya saudaraku." Ungkap Ratna dengan panjang lebar.

"Kau benar Ratna. Kita harus menghentikannya. Kita sekarang harus mencari keberadaan Rosa" Dera berdiri dari duduknya.

"Ya. Ayo, sebelum terlambat"

"Aku ikut" ungkap Raihan yang baru datang ke ruang tamu. Nampaknya ia baru bangun tidur.

Ratna yang melihat wajah aneh Raihan dan rambut masih acak-acakan hanya bisa menahan senyum. Ratna berkata "ya...kau mandilah dulu" senyum Ratna pada Raihan.
Raihan nampak malu, lalu ia segera berjalan menuju ke kamar mandi.
Dera hanya tersenyum melihat dua pasangan ini.
 
 
 
******
Hembusan angin semilir mengibar rambut panjang Rosa, ia berjalan celap dikerumunan orang-orang. Pagi ini ia sedang berjalan menuju kesebuah apotik kesehatan, tujuannya kesana untuk mengecek Serum darah Ratna untuk mencocokan data golongan darah. Rosa tetus berjalan, hingga diujung jalan terlihat papan berwarna hijau dengan tulisan Apotik Plus. Sesampainya didepan apotik itu, ia segera masuk kedalam.

Didalam apotik, ia menemui bagian kasir dan berkata bahwa Rosa sudah ada janji dengan Dokter Ikbal. Bagian kasir itu lekas mempersilahkan Rosa menuju ke lantai atas, karena Dokter Ikbal sudah menunggunya. Rosa mengucapkan terimakasih dan lekas melangkah menuju ke lantai atas.

Ketika sudah berada dilantai atas, ia menemukan ruangan yang bertuliskan papan nama dokter ikbal, ia lalu mengetuk pintu dan masuk kedalam.

"Selamat datang Rosa" ucap dokter ikbal yang duduk ditempat kerjannya.

"Baik dok" jawab Rosa.

"Duduklah" Dokter ikbal menyuruh duduk.
Rosa duduk sikursi tamu. Ia lekas membuka tasnya dan mengambil map data Ratna dan Serum Darah. Lalu diberikan kepada Dokter Ikbal.

"Ini dok, sekarang saya minta untuk cepat dites. Saya ingin melihat hasilnya" ungkap Rosa dihadapan Dokter Tristan.

"Ok. Tunggu 15 menit" Dokter Ikbal mengambil Serum darah dan data Ratna. Lalu ia berdiri dan melangkah masuk kerang laboratutium.

Rosa harus menunggu selama 15 menit untuk mengetahui hasilnya.
 
15 menit kemudian_

Dokter Ikbal baru keluar dari ruang Laboraturium. Ia membawa map data Ratna dan kertas hasil penelitian. Dokter Ikbal lekas berkata.

"Golongan Darah didata Ratna dan di serum darah berbeda, diserum darah Golongannya A dan di data Ratna bergolongan Darah B." Ungkap Dokter Ikbal, a duduk dikursi, lalu menyodorkan kertas hasil penelitian pada Rosa.

"Aneh sekali dok" ungkap Rosa dengan mencocokan data.

"Dan satu lagi. Saya menemukan kertas lesu kosong di map data Ratna. Sepertinya ada rahasia yang tersembunyi." Ungkap Dokter ikbal.

"Mana Dok" Rosa meminta Kertas kosong lesu itu.

Dokter Ikbal memberikan keras lesu itu pada Rosa.

Rosa menerimanya dan melihatnya lekat-lekat. Ia heran, dibalik kertas kosong ini tak ada petunjuk. Tapi disisi lain, ia yakin pasti ada sesuatu hal hal yang tak bisa dilihatnya.

"Ya sudah dok, terimakasih atas semuanya. Saya harus segera pergi" Rosa berdiri dari duduknya.

"Ya."

Rosa lekas keluar dari ruangan dokter ikbal, ia lekas meninggalkan apotik itu.

******
Didalam mobil, Raihan menyetir dengan fokus, sementara Dera dan Ratna sibuk memandangi diluar jendela kaca mobil.
L Mereka hari ini melakukan pencarian Rosa disemua seluk beluk kota ini. Tak henti-hentinya mata menatap jalan, tah henti-hentinya keyakinan selalu berkata pasti akan ditemukan. Dan benar saja setelah beberapa jam keliling kota, akhirnya yang dicari ketemu juga. Dera melihat dibalik jendela mobil, tepat disebuah apotik, Rosa terlihat keluar dengan wajah muramnya. Dera yang melihat rosa lekas menyuruh Raihan berhenti ditepi jalan.

"Berhentilah. Rosa ada didepan apotik" ucap Dera dengan tatapan masih melihat Rosa yang berdiri didekat pintu masuk apotik.

"Mana" ungkap Ratna, Ratna lalu menoleh kearah yang dilihat Dera. Benar saja Ratna tercengang melihat Rosa.

"Aku harus keluar untuk menemuinya" Ratna tanpa aba-aba lekas beranjak keluar dari mobil, ia lekas berlari menuju kearah Rosa.

Dera yang melihat Ratna, ia lekas beranjak keluar dari mobil untuk menyusul Ratna. Raihan juga ikut keluar dari mobil untuk menyusul.

Ratna sudah mendekati Rosa, ketika Ratna sudah dihadapan Rosa, Ratna lekas berkata.

"Rosa, kau dari mana saja"

Rosa kaget, dia tak menjawabnya. Ia hanya bengong.

"Rosa, kakak sayang sama kamu. Tolong hentikan pertengkaran ini. Kakak tahu kau menginginkan warisan orang tua kita, ok kakak janji akan memberimu warisan itu" Ungkap Ratna, tangan ranta memegang tangan Rosa.

"Tidak" tangan Ratna ditepis oleh Rosa.
"Aku tidak sudi. Kau tahu hidupku tak pernah bahagia. Aku lebih bahagia menjadi manusia jahat. Pergilah, masalah kita masih panjang. " Rosa menatap Ratna dengan penuh kebencian.

"Rosa, sebelum terlambat penyesalanmu,  Kau pasti bisa berubah detik ini. Kita saudara, kita tak seharusnya berseteru hanya demi warisan" Ungkap Ratna dengan tulus.

"Tidak. Pergilah. Atau aku yang akan pergi" Rosa makin panas dan tak terkendali.
Ratna hanya diam.

Dera dan Raihan yang melihatnya hanya bisa diam. Tak bisa melakukan apa-apa ketika Ratna tak disakiti oleh Rosa.
Rosa yang sungguh benci dengan Ratna, akhirnya ia pergi meninggalkan kami semua. Ratna yang sedih, mencoba menyembunyikan kesedihannya.
Setelah pertengkaran selesai, Dera mendekati Ratna, ia memeluk Ratna dan membawanya ke dalam mobil. Raihan sudah masuk mobil. Mobil kembali melaju untuk pulang.

Didalam mobil yang akan menuju kerumah, dera dan Ratna duduk dikursi belakang sopir. Dera lalu berkata?

"Aku tahu psikologis Rosa sangat kacau. Dia depresi atas hidupnya, tak ada pilihan hidup yang baik untuk dipilih. Inilah jalan untuk menghibur dirinya. Aku yakin dibalik hatinya yang keras dan jahat, Rosa masih punya perasaan welas asih. Rosa butuh jalan penerang, kaulah jalan itu Ratna." Ungkap Dera disebelah Ratna.

"Aku percaya denganmu. Aku belum mengenal Rosa." Ratna meneteskan air mata kesedihan.

Lalu Dera dan Ratna berpelukan.
Dan Raihan hanya bisa melihat dibalik kaca spion depan. Raihan tersenyum melihat keakraban dua sahabat itu.[]
 

Dera 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang