BAB 2

184K 9.6K 1.6K
                                    

Puisi Alakadarnya

Kantin sekolah nampak ramai dengan para murid yang mulai kelaparan, begitupun dengan Nurman. Setelah hampir dua jam dia terkurung di ruangan OSIS yang sumpek, akhirnya dia bisa merasakan udara sejuk di luar.

Nurman perlahan meneguk teh manis yang baru saja dipesannya. Dinginnya teh manis sejenak membuatnya tenang kembali, setelah beberapa jam kebelakang dibuat tegang dengan arahan dari Pak Heri.

"Gimana, Bro? Lu masih sehat kan?" tanya Samsuri yang dengan mendadak berada di samping Nurman. Samsuri datang dadakan banget, udah kayak tahu bulat yang digoreng dadakan lima ratusan gurih-gurih eyooyy ... .

"Lu kira gue tadi masuk ruangan operasi apa?" timbal Nurman dengan malas, sebenarnya Nurman sedang malas mengobrol. Apa lagi ngobrol dengan alien yang sedang liburan ke bumi macam Samsuri. Kedatangan Samsuri bukannya menghibur malah membuat enek, kalau melihat wajah Samsuri yang nggak beda jauh kayak stocking banci itu membuat napsu makan Nurman mendadak hilang.

"Tenang, Gue udah bikin tim sukses buat mendukung lu di pemilihan ketua OSIS tahun ini," kata Samsuri dengan yakin.

Nurman melebarkan pandangannya, apa yang telah di makan Samsuri pagi ini? Sampai-sampai dia bisa berpikiran ke sana. Biasanya yang ada dipikirkanya hanya cabe-cabean U-17. "Keren brow. Eh nama tim suksesnya apaan?" tanya Nurman dengan antusias yang udah kayak bayi yang mau dikasih balon sama Emaknya.

"Sukses Makmur," jawab Samsuri dengan senyuman bercampur bangga.

"Hiiyyaaaa ... Lu kira toko bangunan apa? sukses makmur lagi. Ganti!" seru Nurman yang tidak setuju dengan usulan nama tim sukses yang diberikan Samsuri.

"Mekar Jaya?" usul Samsuri lagi.

"Kayak ruko sembako dong. Cari yang keren dong Sam, lu mah milih nama tim sukses asal banget,"

"Yang keren gimana sih, Man?"

"Ya apa kek yang keren. Kayak Sahabat Nurman gitu,"

"Itu mah sahabat Noah kali," ketus Samsuri.

"Iya apa kek yang keren, lu mah jadi temen bantunya nanggung amat,"

"Nurman and friend?" usul Samsuri lagi.

"Sekalian aja Nurman the explorer," sungut Nurman.

"Nah itu keren, kayak Dora"

"Apanya yang keren ..." Nurman mendengus kesal dibarengi toyoran ke arah Samsuri.

'Teeettt ... teeett'

Bel berbunyi dua kali, menandakan jam istirahat sudah habis dan semua murid yang sedari tadi sibuk di kantin mulai kembali ke kelas masing-masing. Begitupun Nurman dan Samsuri, mereka kambali ke kelas untuk mengikuti jam pelajaran berikutnya.

Bu Nadia berjalan dengan malas, namun tetap dengan langkah cantik kayak Syahrini lagi lomba balap bakiak di kelurahan. Hari ini sepertinya akan menjadi hari yang sangat melelahkan bagi Bu Nadia. Selain tugas mengajarnya yang padat, Bu Nadia pun harus kembali berhadapan dengan murid yang selalu membuatnya pusing dan geram di kelas.

"Asalamualaikum ... " sapa Bu Nadia, masuk kelas dengan melangkakan kaki kanannya terlebih dulu, udah kayak mau masuk masjid.

"Selamat siang anak-anak, seperti janji Ibu minggu kemarin. Hari ini kita akan bacakan puisi yang telah kalian buat di rumah. Jadi silahkan persipankan diri kalian untuk maju ke depan," perintah Bu Nadia yang sekarang sudah duduk cantik di kursinya. Bu Nadia mulai memilih siapa yang akan maju ke depan untuk membacakan puisi untuk yang pertama, namun Bu Nadia teringat kalau Nurman baru saja dijadikan bakal calon ketua OSIS di SMA Mandiri. Bu Nadia ingin tau, apa jadinya kalau Nurman berbicara di depan orang banyak, jangan bisanya ngegombal aja.

Ketua OSIS Koplak [SEGERA DIFILMKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang