Dikursinya Venus langsung menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan. Serius kalo boleh jujur, Venus lelah sekali. Matahari pagi hari yang katanya sehat itu menurut Venus hoax, apanya, panas banget. Keringat terlihat menetes dari dahinya.

Pletak!

"AW ANJIR!!" Pekikan Venus barusan sontak membuat seisi kelas cekikikan. Venus mengusap kepalanya yang baru saja tertimpuk oleh sebuah spidol hitam.

"Sudah masuk terlambat, tidak mengucap salam lagi. Seenaknya saja kamu masuk kelas. Emangnya sekolah ini punya nenek moyang kamu!" Kata Bu Sri galak. Venus menghela nafasnya.

'Please deh bu, saya capek nih, ributnya next time aja ya..' gumam Venus dalam hati. Namun ia tetap diam di tempatnya.

"Coba kamu kedepan sini. Lalu gantikan saya sebagai guru. Kamu kan sudah sangat jenius." Ucap Bu Sri sambil masih melototi Venus.

Venus menghela nafasnya malas. Dia melirik ke arah gurunya yang terlihat emosi. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya. Venus tersenyum singkat lalu berjalan kedepan kelas dengan percaya diri.

"Yak anak-anak, karena sekarang saya guru kalian, kalian semua boleh ke kantin." Ucap Venus lantang.

Beberapa murid di kelas langsung bersorak riang. Ada juga yang langsung keluar kelas.

Venus tersenyum melihat kelasnya yang sangat kompak ini. Yah meskipun beberapa orang hanya diam dikursinya dan melihat ke arah Venus tidak percaya karena ia bisa seberani itu, Darma contohnya.

Venus menunduk ke arah gurunya, lalu berlari kecil keluar kelas. Diikuti oleh Lila dan Carla.

"VENUS ATAYAA!!!"

ᴛ ᴘ ᴏ ᴜ

"ANJIR! ANJIR! ANJIR! Lo liat gak sih ekspresi Bu Sri tadi? Kocak banget. Hahaha." Lila tertawa sambil memegangi perutnya.

Kali ini mereka bertiga sedang berada di kantin. Venus terlihat meneguk susu coklatnya nikmat. Begitu pula dengan teman sekelasnya yang lain yang terlihat sibuk pada aktivitasnya masing-masing.

"Emang paling good lo ini. Hahaha." Carla ikutan tertawa.

"Lo dipanggil Bu Fera, ke ruangan konseling, lagi." Ditengah pembicaraan mereka, tiba-tiba Darma muncul. Hal itu sontak membuat Venus memutar bola matanya malas.

"Lo lagi lo lagi! Dasar dedemit!" Seru Venus kesal. Dia beranjak dari duduknya dan berjalan menjauh dari kedua temannya. Diikuti oleh Darma.

"BYE-BYE VENUS...SEMANGAT!" Teriak Lila menyemangati.

Venus melambaikan tangannya kepada kedua temannya itu.

"Lo ngaduin gue ke Bu Fera ya?!" Tanya Venus galak ke Darma. Tetapi Darma menggelengkan kepalanya.

"Gue juga tiba-tiba dipanggil." Jawab Darma. Oh iya, Darma kan ketua kelas. Wajar saja sih hal itu terjadi. Mungkin Bu Sri yang mengadukannya ke Bu Fera karena kelakuannya tadi.

Sesampainya di ruangan konseling, Bu Fera langsung menyambutnya Venus dengan suaranya.

"Venus lagi Venus lagi.." Bu Fera terlihat menggelengkan kepalanya.

"Bukannya satu jam yang lalu kamu baru ibu hukum? Yaampun... gak ngerti lagi ibu sama kamu." Lanjutnya sambil melihat ke arah Venus geram.

"Ibu capek ngurusin kamu Venus... Darma, ibu minta tolong sama kamu buat kasih Venus hukuman yang bikin dia jera. Ibu ada rapat.." ucap Bu Fera yang seketika membuat Venus tersontak kaget.

"Bu, anak kaya dia mau dikasih hukuman apapun gak bakalan jera. Kenapa gak dikeluarin aja dari sekolah?" Sahut Darma.

"Bacot nyet." Sambet Venus sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Venus!!"

"Duh ampun bu, jera deh saya." Venus menunduk lalu menyatukan kedua telapak tangannya.

"Ibu serahin ke kamu Darma." Ucap Bu Vera sambil tersenyum singkat ke Darma. Tak lama, Bu Fera keluar dari ruangan konseling.

"Lo kenapa sih gak berhenti buat masalah? Gak bisa anteng hidup lo?" Tanya Darma ketika Bu Fera sudah benar-benar keluar dari ruang BK.

"Urusan sama lo apa?" Tanya Venus sewot. Dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar.

"Mau kemana?" Tanya Darma. Ia juga ikut bangun dari duduknya dan menyusul Venus.

"Kepo banget sih.."

"Bu Fera bilang lo harus dihukum." Ucap Darma.

"Ah udah deh, lo bilang aja ke Bu Fera kalo gue udah hukum. Ribet banget." Venus melenggang pergi meninggalkan Darma. Namun ternyata tidak semudah itu Darma melepaskan Venus. Ia menyusul Venus dan menahan tangannya. Membuat Venus langsung menyentakkannya risih.

"Apa lagi sih!"

"Kan harus dihukum dulu."

"Ya kan udah gue bilang! Bilang aja kalo lo udah hukum gue!"

"Kalo gue gak mau gimana?"

"RESE BANGET SIH LO!" Seru Venus kesal. Ia berjalan menjauh sambil menghentakkan kakinya.

Darma mengikutinya.

𝕓𝕖𝕣𝕤𝕒𝕞𝕓𝕦𝕟𝕘...

The Part Of UsUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum