It's Hard To See U Again (Slow Update)

Should I Go?

Sebelumnya gue minta maaf atas keterlambatan update chapter ini. Sebagai permintaan maaf gue, chapter kali ini lebih 2000kata. Semoga readers menikmati. Dan seperti biasa, maaf buat keabsurdan cerita ini. Semoga bisa menghibur.
---------
Bagi readers yang lupa jalan cerita ff ini, gue kasi sedikit review.
Silahkan di skip jika masih mengingat cerita sebelumnya
Amber J Liu bersama kedua sahabatnya Shannon dan Henry memiliki sebuah studio yang bergerak dibidang advertising. Namun studio tersebut terancam tutup karena kurangnya project yang mereka terima. Satu persatu karyawan mengundurkan diri karena gaji mereka tidak dibayar. Disaat titik terendah studio miliknya, Amber menerima tawaran dari JSJ adver Korea. namun Amber yang telah meninggalkan korea selama 8 tahun, telah bertekad untuk tidak menginjak negara tersebut karena luka lama yang dideritanya. Melihat situasi studio dan rasa bersalah terhadap kedua sahabatnya, akhirnya Amber memutuskan menerima tawaran tersebut dan berangkat ke korea. Tanpa di duga Amber bertemu dengan Krystal, orang yang bagi Amber adalah pencipta lukanya 8tahun lalu.

JSJ Advertising
Author pov

Seorang wanita muda dengan anggunnya memasuki sebuah ruangan dengan design modern. Tidak seperti ruang karyawan pada umumnya. Ruangan ini didesign senyaman mungkin bagi penghuninya dengan pemilihan warna cerah yang menyejukkan. Furniturenya pun didesign khusus dengan mengedepankan estetika. Tampak di tengah tengah ruangan terdapat minibilliard yang siap dimainkan untuk menghilangkan penat para penghuni ruangan tersebut. Di sudut ruangan dua buah kursi pijat siap memanjakan penghuninya. Tak jauh dari sudut ruangan, mini bar telah tersedia beserta mesin pembuat copy. Mini bar ini didesain layaknya di coffe shop. Beberapa meja bundar dan kursi kayu diletakkan di depan mini bar tersebut, menambah kesan coffeshop dalam ruangan. Tak hanya itu, saat mata memandang agak ke atas, kita dapat menemukan sebuah area yang lebih tinggi dimana area tersebut di desain layaknya ruang santai di rumah. Sebuah LCD diletakkan disana, di depannya terdapat minisofa dengan warna yang berbeda beda memberi kesan ceria dan santai. Sedangkan lantainya di selimuti dengan karpet bulu berwarna hijau yang memberi kesan rumput. Menambah kenyamanan ruangan ini. Setiap sudut sudut ruangan ini benar benar membuat takjub siapapun yang memasukinya.

Sang wanita yang memasuki ruangan tersebut di sambut hormat. Seluruh penghuni ruangan berhenti dari aktifitas mereka masing masing dan segera membungkuk untuk memberi hormat kepada sang wanita yang tak lain adalah Jessica, pemimpin JSJ saat ini. Jessica tidak sendiri, dia bersama dua orang pria yang berpenampilan santai untuk ukuran seorang karyawan beserta seorang wanita muda perawakan inggris.

"Selamat Pagi semuanya." Sapa jessica yang saat ini sedang berdiri dihadapan karyawannya yang disambut dengan teriakan selamat pagi secara serempak yang disertai dengan bungkukkan 90derajat.

"Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat bergabung dengan JSJ kepada Daebak Studio serta miracle studio, dan terima kasih juga atas kesediaan kalian untuk bekerjasama dengan kami. Kepada nona Sulli dan Nona Victoria, selamat bergabung dengan departement khusus ini, depart concept art. Semoga kalian bisa bekerja sama." Sambung Jessica.

"Dan orang yang bersama saya saat ini merupakan perwakilan dari Home studio. Mereka adalah Mr. Joshep, Mr.Lau, dan Miss. William." Lanjut Jessica memperkenalkan Shenber kepada ketujuh karyawannya yang saat ini masih setia mendengar ocehannya.

"Annyoenghaseo! Amber Joshep inmida. Anda cukup memanggil saya Amber. Mohon kerjasamanya" ujar amber singkat.

"Annyoeng! Henry Lau Inmida. Aku harap kalian tidak memanggilku dengan Mr.Lau. Aku seperti merasakan kehadiran ayahku disini. Heheh" Perkenalan Henry lebih terkesan santai, dan sedikit bercanda. Berbeda dengan Amber yang sangat serius dalam perkenalan ini.

"An-nyoe-ng..! Shannon William Inmida. Just call me Shannon. Hah, aku masih dalam tahap belajar bahasa korea. Mohon bimbingannya." ujar Shannon dengan cengiran khasnya. Shannon yang pada dasarnya belum menguasai bahasa korea, mencoba memperkenalkan diri dengan campuran bahasa korea dan inggris.