My Choice

11.4K 554 4
                                    

Seline Smith     : Sarah Synder
         Zea            :  Matt Lanter
Edward           : Renan Grassi
Jade                 : Gregg Sulkin
Daren            : Camerondallas
Author Pov  
"Thanks Nei." ucap Seline kemudian langsung melebarkan kakinya untuk berlari kecil memasuki restoran.

"Baiklah, dua hari lagi waktuku." bisik Seline pada dirinya sendiri.
"Tetap disini atau mengambil tawaran Jade." lirih Seline kemudian dengan satu tarikan nafas dan Seline memasuki restoran tempatnya bekerja untuk hampir satu bulan ini.

Seline tampak lebih memperhatikan sekeliling ruangan restoran ini sampai pada ruang dapur bahkan ruang ganti.
"Morning Seline." goda Daren sambil menganyunkan pisaunya diudara.
"Pisaumu." ucap Seline datar dan Daren langsung menurunkan pisaunya sambil tersenyum lebar.

"Dimana Zea?" tanya Seline kepada Daren yang membuat July yang baru saja ingin mengambil nampan melirik Seline tajam.
"Munafik sekali. Mengatakan tidak padahal juga memiliki rasa." sindir July kemudian berlalu dengan nampan di tangannya.
"Sudahlah, dia memang seperti itu." ucap Daren setelah berjalan menghampiri Seline.
"Zea ada didapur." ucap Daren dan Seline mengangguk lalu berjalan memasuki area dapur.

"Zea." panggil Seline ketika melihat Zea sedang mengaduk saus berwarna kuning di sebuah mangkuk kaca.
"Oh, sudah datang ternyata." ucap Zea merespon panggilan Seline.

"Zea, aku ingin bicara." ucap Seline yang membuat Zea menghentikan aktivitasnya sebentar kemudian melanjutkannya lagi.
"Silahkan." ucap Zea sambil terus mengaduk sausnya.

"Aku...aku ingin resign." ucap Seline sedikit berat mengingat apa yang akan di katakan Zea tentangnya.
"Katakan itu pada Keith." ucap Zea terdengar santai yang membuat Seline menjadi merasa tidak nyaman dengan atmosfer yang diciptakannya sendiri.

Jauh dari lubuk hati Zea, dia tidak menerima perlakukan Seline. Tampak Seline seperti orang yang hanya melihat sebelah mata sebuah pekerjaan dan tidak bertanggung jawab.

"Zea, aku..."
"Apa alasanmu resign?" potong Zea yang membuat Seline menggigit bibir bawahnya.
"Masalah July? Jika dia yang membuatmu ingin resign, aku bisa mengatasinya." sambung Zea dengan nada datarnya.

"Bu...bukan. July tidak ada sangkut pautnya dengan ini." jawab Seline sambil melambaikan tangannya diatas udara.
"Jadi?" tanya Zea seakan menekan Seline untuk segera menjawabnya.
"Atau gajimu terlalu sedikit? Jika itu masalahnya, aku juga bisa mengatasi hal itu. Katakan berapa yang kau inginkan." ucap Zea lagi kemudian meletakkan semangkuk saus kuning itu diatas meja.

"Yaap, itu benar. Tapi.."
"Aku...mendapat tawaran bekerja di perusahaan Rusky yang berjalan di bidang industri." ucap Seline jujur yang membuat Zea tanpa sadar mengepalkan tangannya.
"Kau tidak nyaman bekerja disini?" tanya Zea lagi yang membuat Seline menggeleng kuat.

"Aku suka, hanya saja..."
"Jika itu keputusanmu, tidak apa. Aku akan katakan itu pada Keith." potong Zea dengan seulas senyum terpaksanya.
"Aku mengerti. Selain dikenal dengan perusahaan industri terbesar, disana juga terkenal dengan gaji yang mengelunjak tinggi." ucap Zea lagi kemudian melepas sarung tangan chef nya dan mengacak rambut Seline dengan lembut.

"Zea, aku jadi tidak enak melihat mu bersiap begitu baik..."
"Ah, tidak apa. Jadi kapan kau akan mulai tidak bekerja lagi?" potong Zea yang membuat Seline mengumpulkan keberaniannya.
"Lusa." jawab Seline singkat yang membuat Zea sedikit terkejut kemudian dengan cepat menggantikan raut kecewanya dengan seulas senyum.
"Baiklah, berarti kau punya waktu 3 hari lagi." ucap Zea kemudian kembali memakai sarung tangannya dan mengaduk kembali saus-saus lain yang berada di meja dapur.

What is Mine, is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang