Prolog #revisi!

426K 13.4K 290
                                    

"Arrggg!!!" Alda terbangun, gadis muda itu mengcengkarma selimutnya erat, keringat dingin membasahi tubuhnya. Untuk kesekian kalinya ia membermimpi, mimpi yang sama. Sebuah kecelakaan yang berakhir tragis.

"Kenapa mimpi itu lagi?" Ia bergumam, entah kenapa ia tidak mengingat hal apapun menyangkut masa kecilnya.

Alda Roseline, gadis berusia 19 tahun. Irisan mata biru langka, rambut cokelat tembaga, membuatnya berbeda dari yang lain. Sayang nasibnya membuatnya hidup menjadi anak panti, anak yang selalu di pandang sebelah mata.

Sesekali ia menyesal akan nasibnya, tapi ia sadar kembali apa gunanya menyesal? Berbekal beasiswa ia ingin merubah hidupnya, tahun ini adalah tahun terakhirnya di universitas.

Menyusun skripsi yang ia selingi dengan bekerja, bekerja menyambung hidupnya, di ibu kota United Kingdom, London. Berasal dari pinggiran kota Liverpool, membuatnya harus berjuang dengan bekerja serabutan.

Pagi hari ia mengantar susu dan koran, pekerjaan yang sekarang mulai jarang peminatnya. Lalu kuliah, hingga jam 2 siang.

Menjadi pelayan kafe, dan saat malam hari ia harus bekerja di restoran Jepang.

...

"Prang---" sebuah guci itu pecah.

Elvin menatap kedua orang yang ada di hadapannya, 'ini tidak mungkin!' Kekasihnya sedang bercumbu mesra dengan mantan sahabat ayahnya.

"Kana!" Wanita itu menatapnya terkejut. Elvin menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.

"El-vin..." Elvin tersenyum mengejek.

"Iya ini aku, bitch. Ternyata ini pekerjaan mu, seorang pemuas napsu," ejek Elvin.

Kana menggelengkan kepalanya, "Memang ini pekerjaan ku, El." Tawa Elvin menggema, Kana berbicara jujur.

"Tidak El, ini---" Kana memukul kepalanya, kenapa ia membokar kartunya sendiri.

Kana menghampiri Elvin, tubuhnya hanya terbalut dengan selimut. "Baby aku hanya di jebak!" Elvin menaikan sebelah alisnya.

"Di jebak?" Kana menganggukan kepalanya.

"Hahaha ternyata telingaku salah mendengar, suara desahan nikmat yang aku dengar adalah paksaan hahaha..."

"Apa kau kira aku bodoh!" Keringat dingin mulai meluncur di dahi Kana. "Dasar bitch! Aku memang bodoh, bodoh karena terjebak dalam rayuanmu, kau itu parasit. Aku hanya orang yang bodoh, rela menjadi bank pribadimu."

Kana menggelengkan kepalanya, wanita menggegam tangan Elvin.
"Aaw!" Teriak Kana saat Elvin menghempaskan gegaman tangannya.

"Aku tidak sudi di sentuh oleh mu, kau adalah kuman yang harus di hancurkan," seru Elvin.

"Hallo Mr. Rickon! Aku dengar perusahan mu baru saja kebakaran, dan kau di sini sedang melampiaskan napsumu, dengan mantan pacarku." Wajah pria paruh baya itu memucat.

"Aku turut berduka," ucap Elvin sendu.

"Hahaha tapi itu tidak sebanding, dengan apa yang kau lakukan dengan anak perusahan Pranada." Elvin menyindir halus tapi tajam.

"Aku pergi dulu Kana, aku mau kau harus mengosongkan apartemen ini tiga jam lagi, kalau tidak aku akan membakar barang-barangmu tanpa tersisa. Aku pergi dulu mantan kekasih!" Elvin tersenyum lalu pergi dari apartemen sang mantan kekasih.

Awalnya ia akan memberi kejutan tapi, ia yang dibuat terkejut. "Aarkkkhhh!" Teriak Elvin di dalam lift. 'BUGH' tangan Elvin memukul dinding kotak besi itu.

Kana sempat menyusulnyan, tapi Elvin mendorong wanita yang menjadi pengisi hatinya itu.

"Anna aku merindukan mu." Setetes air mata keluar dari matanya. Rindu terhadap gadis kecilnya membuat Elvin menangis.

"Maaf tuan, anda sudah mabuk," ucap pelayan pub itu, tapi Elvin masih menegak Vodka-nya.

"Dasar wanita ular, parasit..." racaunya, pelayalan itu memanggil dua petugas ke- amanan,

"Bawa dia pergi!" Karena di anggap sebagai ancaman pelayan itu menyuruh membawa Elvin pergi.

"Jangan menyentuhku, dasar parasit." kedua perugas itu hanya menggelengkan kepala.

Dengan terpaksa mereka menyeret Elvin, "Hentikan! Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu!" Teriak Elvin lalu tertawa. Ia menjadi tontonan di PUB.

Bugh!
Bugh! Elvin tersungkur di depan pintu masuk PUB.

"Dasar jalang!" Teriaknya, dengan langkah sempoyongan ia bangun, racuan tidak henti keluar dari mulutnya, rasa kecewa dan amarah membutakannya.

🍁🍁🍁

Badai salju, di awal februari. Udara dingin mampu menusuk tulang, seorang gadis sedang bersusah paya memperbaiki rantai sepedanya.

"Cih kenapa susah sekali," umpatnya.

"Dingin..." gerutnya. Ia merapankan jaket lusuhnya, sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir membuatnya sibuk dengan skripsi dan bekerja untuk menyambung hidupnya.

"Bisa saya bantu Nona.. hahaha." Alda menatap takut pria di hadapannya, penampilannya terlihat sangat kacau, ia meracau tanpa henti. "Pria mabuk" kata hatinya.

Tanda bahaya berbunyi dalam tubuhnya, saat pria itu menyingkarkan dan melemparakan sepeda tuanya.

"Hei Tuan! Apa yang kau lakukan?!" Teriaknya tidak terima.

Alda melipat lengan jaketnya, lalu memukul pria itu, sayang pria itu menangkisnya, dan Aldalah yang terjebak sekarang.

Pria itu menyeringai. Lalu menarik lengan Alda paksa. "Tuan kau menyakitiku!" Pria itu terus menariknya, membawanya ke sebuah motel.

"Tuan! Apa yang kau lakukan? Berheti! Tolong... tolong..." tidak ada yang mendengar teriakannya.

Setelah mengeluarkan uang yang etah berapa jumlahnya, pria itu membawanya ke sebuah kamar.

"Tuan apa yang kau mau? Lepaskan aku!"

"Diam!" Pria itu membentakanya, membuat Alda takut.

"Wanita sama saja." Dan 'Brakk!' Tubuh Alda di lemparkan di atas ranjang.

"Tuan apa yang kau lakukan?!" Pria itu menyeringai.

"Temani aku malam ini!" Alda hendak bangun tapi pria itu menahannya, membantingnya lagi lalu menindihnya.

"Lepasakan...." rintih Alda.

"Aku mohon...." air matanya mulai membasahi pipinya, pria itu mengoyak baju tanpa peduli.

"Sa-sakit..." pria itu melakukannya secara pakas, merebut hak untuk suami masa depannya, ia terus meronta.

Pria itu seolah buta dan tuli, yang ia pikirkan sekarang adalah sebuah pelepasan.

"Aakkhhh..." Jutaan benih ia tanaman di dalam rahim Alda. Tanpa tahu ke depannya benihnya tumbuh menjadi bayi yang lucu.

Tangis, dan kotor, sekarang melekat di  tubuhnya, Alda hanya bisa menangis dalam diam saat pria itu melakukan penetrasi lagi, entah berapakali pria itu melakukannya, ia terlalu lelah untuk menyaksikan kehancurannya. Ia pingsaan.

New Prolog

Sekilas Info ya, aku udah mulai revisi ini Prolog baru, tolong komentarnya! Yang manakah yang lebih bagus ini atau prolog yang terdahulu.

Untuk nanti malam aku Update M 43, jadi harus sabar menunggu.

Jangan lupa baca ceritaku yang lain

Malaikat kecilku, baru aku post prolog ya aja.

Salam sangat maple😚😚😚😚

menulis cerita itu indah, saat mulai menulis. Dan ada yang suka, dengan tulisan kita 💋💋💋

M (Aku, Kamu, Maple.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang