Ametta Rinjani

1.5M 60.5K 4.9K
                                    

Siapa yang tidak mengenal Metta?

Untuk sebagian cowok, bagaimana Metta berpakaian menjadi hal yang tidak mungkin mereka sia-siakan.

Dengan seragam putih ketat yang dua kancing teratasnya sengaja dibuka, lalu rok lipit berwarna merah kotak-kotak jauh di atas lutut, mustahil seorang Metta tidak menarik perhatian .

Seperti sekarang saja, adegan seorang cowok yang tengah berlutut membuat lorong sekolah menjadi padat di waktu jam istirahat.

"Aku mohon. Kasih satu kesempatan lagi," ujar cowok yang tidak merasa malu pada posisi berlututnya.

"Udah ya Rio. Gue males denger lo ngomong. Minggir." ucap Metta dengan mengibaskan kaki. Bukannya tersinggung, cowok itu malah semakin memohon.

"Aku gak mau putus, Metta. Kamu gak boleh mutusin aku gitu aja,"
Metta berkacak pinggang. Dua cewek di belakangnya tertawa melihat temannya akan mematahkan hati seseorang sekaligus mempermalukannya di depan banyak mata untuk yang kesekian kalinya di bulan ini.

"Gue bisa mutusin lo kapan aja gue mau. Seharusnya dari awal lo udah ngerti gimana cara mainnya." Metta menjauhkan kakinya yang berusaha diraih Rio. "Dan kalo gue udah bilang putus, lo harusnya cukup pinter buat tau artinya apa. Gue gak butuh lo lagi."

"Tapi Metta, aku bener-bener sayang sama kamu. Please,"

"Rio, gue cuma bakal ngulang ini sekali. Pastiin ini masuk ke kepala lo yang isinya cuma dada sama selangkangan doang," Metta menunduk. Memperlihatkan sekilas bagian dadanya. Meski sedang menangis, Rio tidak bisa menahan matanya untuk tidak melirik kesana. Metta yang melihat pergerakan jelas itu lalu mendengus.

See, every single guy just stupid. Can't argue with that.

"Denger, jangan ngomong sama gue lagi. Mulai sekarang, kita udah gak saling kenal. Kita,” Metta mendorong lutut Rio dengan ujung sepatunya. “ Putus."

Sontak saja  satu lorong penuh dengan siswa itu bergemuruh. Terisi dengan gelak tawa, cibiran, makian, hingga sorakan penyemangat untuk Rio. Metta bersidekap menikmati kegaduhan.

"Tunggu-tunggu. Kita masih bisa jalan lagi. Aku akan ngelakuin apapun yang kamu mau. Aku janji. Aku bakal beliin apapun yang kamu mau-apapun,"

Sayangnya, Metta sudah nemiliki apapun yang dimaksud cowok itu.

Sudah merasa risih dengan cowok di depan kakinya ini, ia pun melangkah angkuh berlalu. Ingin meninggalkan segala drama dari cowok yang ia pacari seminggu ini.

Kerumunan disepanjang lorong saling bersiul atas tontonan menarik tadi. Tidak sedikit dari mereka, terutama cowok yang mengikuti Metta. Merasa jika telah memiliki kesempatan.

Dia Ametta Rinjani.

Cewek paling cantik serba bermasalah. Dengan setiap aksi sadis mematahkan hati siapa saja yang dia mau. Tak ada yang bisa menyangkal hal itu. Jika seseorang menyebut dia tidak memiliki hati, Metta akan menertawakan itu seraya bertepuk tangan tingi-tinggi.

Memangnya, masih ada yang punya hati didunia ini?

***

Revisi - 5 Juni 2017

Faradita
Penulis Amatir

FaraditaPenulis Amatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang