BAB 21

94.1K 4.8K 62
                                    

Part 21

Cinta tidak harus memiliki. Itu omong kosong. Setidaknya aku harus memiliki sedikit bagian dari dirinya.

' Bagian dirinya '

Aku duduk dengan gelisah diatas tempat tidurku sambil menunggu Adrian keluar dari ruang kerjanya.

Sudah jam 9 malam tapi Adrian masih saya betah mengurusi urusan kantornya, tidak bisakah dia meninggalkan urusan kantornya setelah sampai di rumah.

Aku tiba-tiba teringat dengan percakapanku dengan Lisa sore tadi di Apartementnya.

Lisa sedang sibuk mengupas apel merahnya, Aneh, sebelumnya dia tidak pernah mengupas apel ketika akan memakannya, dia akan melahap langsung dengan kulitnya.

Sebenarnya sejak dari tadi ada hal yang ingin aku tanyakan.

" Lis,". Panggilku, meski ragu tapi aku tetap ingin menyakannya.

" hmm". Jawabnya tanpa menoleh kepadaku.

" Tumben apelnya lo kupas"

Lisa diam dan berpikir sebentar.
" Iya juga yah, kenapa gue kupas. Tapi entahlah, tiba-tiba tanganku reflek mengupasnya sendiri, seperti ada dorongan kuat untuk mengupasnya terlebih dahulu sebelum dimakan". Dan Lisa melanjutkan kembali aksinya.

" Apa mungkin itu bawaan bayi di dalam perut lo?".

"Mungkin saja".

" Lis,". Panggilku lagi dengan nada sedikit ragu.

" Apa lagi ". Lisa Sedikit kesal, mungkin karena aku mengganggu kosentrasinya.

" Eeeeee... ha-hamil itu enak gak sih,?" . kataku, seperti ada kelegaan tersendiri karena pertanyaan yang ingin aku tanykan sejak tadi akhirnya bisa keluar juga dari mulutku.

Lisa menghentikan aksinya melirik kearahku "Enggak". jawabnya singkat dan kini dia berganti memotong apelnya yang telah dikupas menjadi beberapa bagian.

" Enggak enaknya kenapa?".

" Hampir setiap pagi gue bawaanya pengen mutah mulu, belum lagi kalau dikantor ada yang pake parfum, yang baunya aneh- aneh kepala gue pengen pecah rasanya, dan paling gue benci adalah, ketika gue tiba-tiba menginginkan sesuatu yang aneh, dan gue harus berusaha sendiri untuk mendapatkanya.". Setiap nada yang diucapkan Lisa menyiratkan kesedihan tersendiri.

" Mungkin udah saatnya lo nerima bantuan Vandi, gak harus,menikah, tapi dia tetep harus bertanggung jawab".

"Ly, gue lagi gak pengen bahas itu, dan gue gak mau bikin diri gue jadi ketergantungan sama Vandi". Jawab Lisa, aku benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Lisa, kenapa dia harus membuat hanya dirinya yang terluka, Vandy sudah selayaknya ikut menanggung juga.

" Lis, dari kesimpulan cerita lo, bearti ada yang ngasih sesuatu kedalam makanan atau minuman lo kan, sehingga membuat lo jad-".

" Stop, jangan diterusin, intinya lo mau nanya apa sih,?".

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, sedikit malu untuk menayakan ini. " Apa gue bisa ngelakuin hal yang sama ke Adrian?".

Lisa hampir tersendak ludahnya sendiri, dia melotot kearahku.

" Lis, gue sama Adrian itu suami istri, tapi 7 bulan menikah gue cuma ngelakuin sekali sama Adrian, apa gue begitu jeleknya sampai Adrian gak napsu sama gue, dan kalau gue kasih obat itu ke Adrian pasti dia bakal... ya lo tahu sendirilah". Jelasku.

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang