Cortake

74.6K 6.9K 2.9K
                                    




Cortake

Correct and Mistake.

**

Theala.



Once in your life, have you ever met someone who can change you immediately to be a better person without even yourself realizing?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Once in your life, have you ever met someone who can change you immediately to be a better person without even yourself realizing?

Masih teringat jelas di kepala gue kalau punggung lebar yang selalu siap jadi tempat bersandar gue dengan gratis itu ada disana, tepat di depan mata gue, menunggu sampai gue selesai dengan urusan gue -gue dan perasaan gue maksudnya. Gue bahkan gak meminta dia untuk menunggu gue semalaman di Taman dekat Pasar Kue Subuh. Jam setengah 11 malam saat itu dan untuk pertama kali, ketika gue merasa ada beribu-ribu jarum yang sedang menusuk dada gue, gue gak mendekam di kamar, menutup seluruh wajah gue dengan selimut dan menangis sendirian.

"Oi...."

Gue selalu bilang sama Dirga kalau suara annoyingnya sering mengganggu gue. Tapi ada yang berbeda dengan telinga gue ketika dia memanggil gue dengan kedua mata tajamnya yang menatap gue.

"Kue subuh. Pie kuning. 100% MSG, bisa jadi udah kadaluarsa. Tapi enak," dia memberikan kue bulat itu sambil menyengir lebar ke gue. "Lo mau bunuh gue?" tanya gue naikin sebelah alis.

"Kan gue ikutan mati juga. Biar kayak cinta mati gitu deh kita."

"Sampah..," balas gue membuat dia ketawa. "Gak deng, canda. Gak mau bunuh lo kok. Emang kuenya enak. Kata orang kalo lagi sedih harus makan yang manis-manis."

Gue menoleh hanya untuk mendapati dia sedang melihat ke arah gue. Senyum gue tipis saat itu, malah kalau boleh jujur, gue udah gak mampu tersenyum lebih lebar.

Sore tadi, kita nonton bareng untuk yang pertama kali. Sebelumnya, gue selalu menolak ajakan Dirga karena gue merasa belakangan kita udah terlalu dekat, dan gue merasa gak nyaman dengan pandangan orang lain di kampus tentang kita. Senior gue, teman seangkatan dia, bahkan cewek-cewek di angkatan gue, semuanya sering tanya sama gue apa gue lagi dekat dengan Dirga atau gak. Gue tau kualitas imej Dirga di kampus bagaimana. Terkenal, Komandan Terpimpin Mesin, ganteng, real gamer shit, dan gak peduli sebanyak apapun cewek yang udah dia mainin, selalu aja ada cewek lain yang fall hard on his trap. Maybe, that's his ability.

Gue bahkan pernah diancam. I have no idea who, tapi yang jelas ada yang chat gue dengan akun kosong, suruh gue jauhin Dirga. Sebisa mungkin, gue selalu ingin menjauh dari drama apapun itu. Gue hanya mau kuliah, menjalani hidup gue yang dibilang orang flat, gue mau lulus, gue mau kerja, gue mau cari kebahagiaan gue sendiri. That's as simple as that. Karena hidup gue bukan telenovela atau drama korea dimana gue jadi tokoh utama yang malang, ketemu sama cowok pujaan semua cewek di dunia, terus di bully karena cowok itu naksir gue.

What a no-no scene, doe.

Dirga menang taruhan. Dia bilang, kalau kuis Kalkulus dia dapat 100, gue harus nonton sama dia. Gue bahkan tidak mengiyakan dan dia memutuskan sepihak. Tapi kemudian, benar. Dia dapat 100 dan gue gak punya pilihan lain selain mengiyakan paksaannya itu.

NonversationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang