1

29.6K 1.2K 35
                                    

Perhatiaaan!!! Ini The Last Heirs versi revisi. Memang agak beda, tapi alurnya tetap sama kok. Cuma dipermak sana-sini saja biar kelihatan enak bacanya ^_^.

Selamat membaca dan tertarik pada cerita ini ^_^

*------*

Seorang gadis kecil nampak berlari mengejar kucing peliharaannya. Kaki kecilnya masuk ke hutan. Rok selututnya berkibar-kibar ditiup angin. Rambut tipisnya dikuncir satu ke atas, terlihat lucu dan menggemaskan. Serasi dengan pipinya yang chubby. Rona merah menyapu indah di kulit pipi gadis kecil itu ketika terpapar sang mentari.

"Puss...kau dimana?" bibir mungilnya memanggil serta matanya mengitari semak-semak.

Langkahnya terhenti saat mata lebarnya menangkap pergerakan kucing yang tengah dalam pelukan seseorang. Pria tinggi itu mengelus bulu-bulu kucingnya.

"Ini, kucingmu kan." Laki-laki bermata violet itu tersenyum menawan. Menampilkan deretan gigi putih berbaris rapi dimulutnya.

Gadis kecil itu mengangguk, ia menadahkan tangannya meminta kucing. Laki-laki itu terkekeh pelan akan tingkah polos sosok kecil dihadapannya.

"Lain kali, jangan main ke hutan ya. " pria itu menyerahkan kucing dan mengelus pucuk kepala gadis itu.

Melihat gadis itu tak menyautinya, ia sibuk mendekap kucing manisnya. Pria itu berjongkok dalam jarak yang dekat.

"Siapa namamu?"

"Yemi."

"Namaku Kean."

"Aku tidak bertanya tadi."

Jawaban polos Yemi, membuat Kean tertawa. Setelah reda tawanya, ia menatap lekat gadis kecil didepannya. Sebelah tangannya terangkat membuka kuncir yang mengikat rambut Yemi. Kemudian mengelus lembut surai hitam itu.

"Kakak tampan." ujar Yemi polos.

Kean menyunggingkan senyum, "Tentu, aku harus tampan untuk mendapatkanmu. Jadi jangan menyerahkan hatimu pada pria lain, oke?"

Alis Yemi mengernyit, kepala kecilnya menggeleng tidak setuju, "Tidak, kalau ada yang lebih tampan, aku akan memilihnya."

"Kau berani menolak?"

"Ya."

Kean mencium bibir Yemi secara kilat, setelah itu menatap mata bening yang membelalak karena dirinya.

"Mulai sekarang, kau hanya milikku. Jadi jangan coba-coba melirik pria lain. Matamu, hidungmu, bibirmu, dan yang lainnya adalah milikku. Hanya aku yang boleh menyentuhnya. Jika kau melanggar, aku akan menciummu. Kau paham?"

Yemi mengerjab-ngerjabkan matanya, ia memiringkan kepala, kedua alisnya bertaut bingung. Tak lama kemudian ia mengangguk walau tak paham maksud pria yang baru ditemuinya ini.

Kean tersenyum sambil menyelipkan helai rambut di balik telinga Yemi. Lalu tangannya terangkat, kepulan asap keluar dari tangannya. Suara derakan aneh yang membuat Yemi mendekatkan wajahnya. Setelah asap putih menghilang, muncul bunga yang terbuat dari kumpulan es yang dicipatakan Kean. Bunganya berwarna putih transparan, kelopaknya berjumlah enam dengan tangkai dan sehelai daun menjadi penopang.

"Wow." Mata bulat itu membelalak kagum, "boleh untukku?" Yemi kecil menyengir lucu.

"Ini memang untukmu." Kean menaruh bunga es itu ke tangan kecil dihadapannya.

"Terima kasih."

Mata pria itu melengkung beriringan senyum dibibirnya. Kemudian seolah teringat sesuatu, ia menyentuh kening Yemi. Secerca cahaya biru keluar dari ujung jarinya.

The Last Heirs 2 : Aristide Keano (Revisi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang