Chapter 1 (Malam Jum'at Pertama)

6.4K 215 46
                                    

Hai... Perkenalkan, aku Muzi. Teman ku bilang, cewek cengeng yang sok cool. Kali ini aku akan mendongeng. Bosen cerita mulu. Sebelumnya, akan ku perkenalkan dua kawan ku yang super heboh. Pertama, Kiki. Rambutnya pendek sebahu, agak gemuk dan paling gak suka Make Up. Dia cukup sepemikiran dengan ku. Cukup dewasa dan cinta kebersihan :) . Kedua, Rahma. Orangnya sih nyebelin. Agak kayak bocah, mungkin karena dia yang paling muda diantara kami bertiga. Dan aku yang paling tua. Hikksss... Menyedihkan :( .

Dongeng kami ini bermula pada tanggal 13 Juli 2016 disalah satu kelurahan di Surakarta.

"Ketat pengawasannya. Pagarnya ada dua harus digembok semua lagi," ucap Kiki.

Dia terus mengomentari soal pagarnya. Sedangkan aku pergi ke lantai tiga, ya cuman lihat-lihat aja. Sementara Rahma, terus mengotak-atik kunci kamar.

"Wah... Lantai tiga masih kosong," ucapku dalam hati.

"Tidak ada kamar atau dapur umum?" tanya Kiki yang tiba-tiba menyusul ku.

Dengan wajah heran, aku berkata,

"Ya iyalah. Namanya aja tempat jemuran. Jelas gak ada dapur umum".

"Berarti kalau mau jemur baju di sini?".

"Enggak!! Tengah jalan!".

Setelah itu kami kembali ke lantai 1. Kamar kost kami yang tepat di samping pagar.

"Tidurrr...".

Kamar belum diberesin, tapi si Rahma langsung micekk di kasur.

"Bangun!!! Disapu dulu!!!" seru Kiki.

Daripada sibuk bangunin si Rahma, mending langsung ngambil sapu. Dengan rasa terpaksa dia bangun, dan membantu sebisanya. Aku mendapat bagian menyapu di luar kamar. Ada yang menarik nih. Mungkin ada yang penasaran kita siapa. Dari kamar nomor 5 dekat dapur umum, seperti ada yang mengintip di balik tirai jendela.

"Ternyata kost ini ramai juga ya..".

Lampu kamar itu menyala. Pintu kamar mandi terbuka dan seperti ada seseorang dibalik pintu lemari. Itu yang aku liat dari jendela. Sementara aku terus memerhatikan kamar itu. Entah apa yang dibahas oleh kedua teman ku. Mereka malah tertawa heboh.

"Husstt!!! Jangan berisik!" ujar ku.

"Kenapa? Gak ada orang ini lho Zi," ucap Kiki.

"Ada ya...".

"Mana?".

"Di kamar yang ini," tunjuk ku.

"Gak ada ya. Yang ada orangnya cuman empat kamar," ujar Rahma sambil menunjuk.

"Tadi ada yang buka lemari lho....".

"Angin paling".

"Angin kok masuk kamar, pintunya aja dikunci".

Lalu Rahma menghampiri ku, mengintip dari jendala untuk melihat isi kamar tersebut.

"Kamarnya kotor Zi. Gak mungkin ada orang yang mau tinggal di situ. Kasurnya aja gak ada, lampunya juga mati," kata Rahma.

"Lampu? Perasaan tadi lampunya nyala".

"Perasaan kamu aja," ujar Kiki sambil terus menyapu.

"Mungkin".

Awal yang aneh. Bikin bad mood aja.

***

Masih permulaan, belum ada apa-apanya. Kamis, 21 Juli 2016. Selama satu minggu ini aku merasa jauh dengan mereka berdua. Ya... Ngomongin soal cowok. Pasti berdua mulu. Kadang ya gregetan. Tapi ya udahlah. Prinsip ku, kalau mereka gak cerita ya udah, tapi kalau ada masalah jangan ngajak aku. Gimana mau bela mereka, kalau kejadiannya aja aku gak tau. Payah!!

Pukul 00:30. Lebih baik aku tidur duluan, daripada harus emosi dan nungguin mereka curcol di luar kost. Lampu kamar aku matikan. Meski tanpa bantal dan guling, sarung siap menemaniku, anggap aja selimut. Baru saja aku berbaring. Samar-samar terdengar suara seperti lonceng. Cuekin aja!

Tapi semakin lama semakin jelas.

"Suara apaan sih??".

Awalnya aku pikir itu penyewa yang pulang kerja mau ke kamarnya yang di lantai 2. Tapi, tidak ada suara pagar yang dibuka atau ditutup dan tanpa suara langkah kaki sama sekali. Lonceng itu terus berbunyi tepat di depan pintu kamar kami. Waktu aku buka pintunya, suara itu menghilang. Oh iya, waktu itu, di lantai satu ada dua kamar yang kosong dari 6 kamar yang ada dan kebetulan empat kamar itu jarang ada penghuninya. Setelah itu, aku langsung memanggil kedua teman ku untuk segera tidur.

"Kenapa? Tidur duluan aja," ujar Kiki.

"Kalian apa gak dengar? Tadi ada lonceng lewat sini," jelasku.

"Enggak. Perasaanmu aja ya..." ucap Rahma.

Apa boleh buat. Aku tidak punya bukti. Lagian ini mungkin efek ngantuk aja. Aku langsung kembali. Tapi, sebelum masuk ke kamar, suara itu terdengar lagi. Suara lonceng yang seperti berjalan, dari posisi aku berdiri, terus berpindah hingga menaiki tangga, lalu menghilang. Pandanganku masih tertuju ke tangga. Saat Rahma dan Kiki meneriakiku, baru aku tersadar.

"Ngapain kamu?? Tidur sana," ucap Kiki.

Aku hanya menggelengkan kepala, lalu masuk kamar dan pergi tidur.

***

Pagi tiba. Aku mencoba melupakan kejadian semalam. Tapi sulit. Lonceng yang berbunyi pukul 1 malam. Kedua teman ku terus berkata kalau semalam itu gak ada suara apa pun, apalagi lonceng yang gak jelas. Dan aku baru ingat, kalau kejadian semalam terjadi tepat pada malam jum'at. Entah misteri malam jum'at itu benar atau hanya mitos.

Setiap hari sabtu, kami mudik. Alias pulang kampung ke rumah masing-masing. OTW Wonogiri :) . Lupakan kejadian yang tidak masuk akal. Nikmati hari minggu bersama keluarga. Terutama my brother tercintahhhh.

***

############################
Maaf kalau ada salah tulis. Jika kalian menemukan text ini selain di Wattpad, berarti text tersebut telah di copy paste tanpa izin. Text asli hanya ada di
http://my.w.tt/UiNb/N5JvQtXeDw
*trims

PENUNGGU MALAM (true story) (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang