satu

41.4K 2K 116
                                    


"aku akan memberimu waktu untuk melakukan apapun yang kau mau, seharian besok. Bersenang-senanglah dan kembalilah kesini dalam keadaan senang. Arasseo?"

"Ne, Arasseo Hyung."


***



"Tae!" seru seorang pemuda bermata sipit begitu melihat seorang pemuda lain tengah melangkah memasuki gerbang sekolah mereka.

"eoh, Jimin-ah!" seru Taehyung sembari balas merangkul sahabat kesayangannya itu.

"ya, kau sudah mengerjakan tugas dadakan Kim Ssaem?" Jimin membuka pembicaraan. Taehyung mengangkat bahunya sembari melepas sepatu ketsnya, menggantinya dengan sepatu sekolah, kemudian memasukkan sepatunya kedalam loker.

"yaah, kukira kau sudah mengerjakannya! Padahal aku sudah berniat untuk mencontek pekerjaanmu!" seru Jimin setelah melakukan hal yang sama dengan Taehyung. Mereka berjalan beriringan menuju kelas, menyusuri lorong yang masih sepi karena memang ini terlalu pagi.

"Jim, kenapa kau datang sepagi ini?" Taehyung membuka suara. Tak nyaman dengan keheningan yang menyelimuti mereka beberapa menit terakhir.

"hm? Kau sudah tahu apa alasanku. Minwoo biasanya mengerjakan tugas dan dia selalu datang pagi, jadi aku mau menyalin pekerjaannya sebelum yang lain datang dan menggangguku," jawab Jimin sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"kau sendiri?" balas Jimin.

"hanya ingin berangkat pagi, sekali-kali," jawab Taehyung.

Jimin mengerutkan alisnya. Ada apa dengan alien sahabatnya? Hal yang sangat langka seorang Kim Taehyung mau datang ke sekolah sepagi ini. Untuk bangun pagi saja susahnya minta ampun, apalagi untuk datang ke sekolah sepagi ini?

"ya, kau sakit?" tanya Jimin.

"ani, nan gwaenchanna," jawab Taehyung cepat sembari membuka pintu kelas mereka. Ia kemudian menghampiri bangku di kedua di dekat jendela dan mendudukinya. Sementara Jimin duduk di sebelahnya. Masih memandanginya dengan pandangan heran.

"enough staring?" ucap Taehyung tanpa menoleh pada Jimin, "aku tahu aku tampan, tapi kau tidak perlu menatapku seperti itu."

Ingin rasanya Jimin muntah di wajah Taehyung. Darimana sebenarnya bocah ini mendapat semua kepercayaan dirinya.

"Dalam mimpimu, Tae," sergah Jimin. Ia mulai mengeluarkan buku tugas Kimianya dan memutar otak. Ia tak ingin kembali dihukum membersihkan wc ditambah ceramah panjang di pertemuan kali ini, maka ia harus mengerjakan tugas laknat ini apapun yang terjadi.

Sebuah buku tulis jatuh tepat di depan wajahnya saat ia hendak menulis angka acak di bukunya. Pemuda bermata sipit itu memandang Taehyung minta penjelasan.

"Ya! Kau bilang belum mengerjakan!" seru Jimin kesal.

"aku tidak bilang tidak mengerjakan," jawab Taehyung sembari menyunggingkan cengiran kotak yang mengundak decakan Jimin.

"aku sudah mengerjakannya, salin saja," jelas Taehyung, dan kembali disambut tatapan heran Jimin. Namun kali ini ditambah tatapan sangsi sembari memandang buku tulis milik Taehyung.

"Baekhyun-Hyung yang mengerjakannya, aku hanya menyalinnya," tambah Taehyung, "isinya terjamin," tambahnya sembari bangkit dan menghampiri jendela.

"jangan marah begitu, biasanya jawabanmu itu ngaco!" ledek Jimin sembari membuka catatan Taehyung, kemudian tangannya segera bergerak menyalin dengan cepat.

Tomorrow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang