heyhoo!! aku post foto zendall di multimedia yaa:*
Enjoy..
***
“aku rela mati untuk membiarkannya kembali menjadi manusia.
Aku terdiam, tidak bergeming. “tapi zayn..kau.. kau tidak perlu melakukan itu” aku menundukkan wajahku. Menatap lantai yang berada tepat dimana kakiku berpijak.
Ia menyentuh pipiku dan mengangkat daguku agar menatap matanya. Mata hazel indah miliknya.
“tidak, aku sudah berjanji untuk menebus semua kesalahanku padamu. Dan aku harus melakukan ini” ia menghirup nafas panjang sebelum melanjutkan kalimat terakhirnya. “Sky.. sebelum aku melakukan ini, maukah kau mengabulkan permintaan terakhirku untuk.. err.. untuk menciumku?”
Pikiranku melayang layang entah kemana. Jujur aku masih sangat mencintainya. Dulu aku dengan setia menungguinya selama tiga tahun, berharap ia akan kembali kepelukanku lagi. Dan sekarang, disaat ia telah kembali berada disisiku, ia malah akan pergi untuk selamanya. Meninggalkanku seorang diri di dalam dunia yang hampa ini. Tapi, disaat yang bersamaan aku juga begitu membencinya setelah apa yang ia katakan padaku. Aku sangat amat kecewa. Dan Harry, aku tidak bisa membiarkannya menjadi seorang makhluk terkutuk itu. Tidak akan.
“baiklah, kalau kau tidak mau.. aku tidak memaksa” ia berbalik hendak memunggungiku. Tapi belum sempat ia melangkah menjauh, aku langsung menarik lengannya, membuat tubuhnya berbalik menghadap ke arahku dan langsung mendaratkan bibirku di bibir penuhnya. Terasa dengan jelas sensasi yang sudah tidak pernah kurasakan selama lebih dari tiga tahun ini. walupun suhu badannya sangat dingin, tetapi ciuman kami kali ini terasa sangat panas. Aku melepaskan ciumanku dan menjauhkan jarak di antara kami.
“terimakasih Sky” Zayn melangkah memunggungiku dan beranjak mendekati tempat Harry berada. Ia merogoh lipatan kertas kecil dari dalam sakunya, dan mulai membacakan sebuah mantra aneh dihadapannya. Aku yakin kertas itu ia peroleh dari merobek buku tadi.
Zayn menutup matanya dan menahan rasa sakit, tetapi ia masih terus mengucapkan mantra itu berulang kali. Semakin lama ia mengucapkan mantra itu, semakin ia mengerenyitkan wajahnya menahan rasa sakit yang menghujan jantungnya. Lama kelamaan tubuhnya mulai melemah dan wajahnya mulao memucat, tapi ia tetap tidak berhenti mengucapkan mantra itu. Ia membaringkan tubuhnya dilantai dan masih tetap mengulang ulang membaca mantra hingga jantungnya benar benar berhenti berdenyut.
Aku membaringkan kepalanya di pahaku dan mengusap usah wajah sempuranya. Aku hanya bisa menahan sesak di dadaku saat melihat dirinya yang sudah tidak bernyawa. Kupandangi wajah sempurnanya yang berubah warna menjadi pucat pasi. Kugenggam tangan dinginnya yang terkulai lemas di lantai kediaman Harry. Ia benar benar telah mati. Ia benar benar telah meninggalkanku untuk selamanya. Ia benar benar telah meninggalkanku seorang diri di dunia yang begitu dingin dan hampa ini.
Aku baru menginjakkan kakiku keluar dari kediamanku yang nyaman. Sudah seharian ini, aku tidak bermain diluar karena aku sedang dihukum oleh Emma—ibuku. Ya, aku tidak sengaja menendang bola dan memecahkan kaca serta vas bunga kesukaan Emma. Dan karena hal itu, ia menghukumku untuk berdiam diri dirumah sampai matahari terbenam, yang berarti selama matahari belum terbenam, aku tidak boleh meninggalkan rumah sedetikpun.
“Sky!” seorang lelaki berperawakan ketimuran datang menghampiriku.
“ya?” aku menyunggingkan senyum termanisku, ya karena aku mencintai lelaki ini. Sangat amat mencintainya.
“kemana saja sih kau seharian ini? aku mencarimu kemana mana tau” lelaki ini terlihat sedikit mengerucutkan bibirnya pertanda sedang kesal.
“maafkan aku Zaynie, aku tadi dihukum oleh Emma, karena aku tidak sengaja menendang bola dan memecahkan vas bunga kesayangannya” Aku sembari mencubit pipinya.
“hey sakit tau!” ia melepaskan tanganku dari pipinya. “hentikan, aku tidak suka panggilan itu, terdengar begitu menggelikan.” Ia mulai tertawa “ Habis kau sukanya main bola, seperti anak lelaki saja. Mengapa kau tidak bermain boneka Barbie bersama Sara? Itu akan lebih kecil memungkinkan kau, untuk memecahkan vas bunga kesukaan Emma”
“cih aku tidak suka bermain Barbie, terlihat begitu lembut. Dan itu menggelikan. Ngomong ngomong, mau kemana kita malam ini?” tanyaku antusias.
“bagaimana kalu ke danau. Rad River bagaimana?”
“boleh” tidak buruk, danau itu selalu bisa memenanggkan jiwaku, karena danau itu mengingatkanku pada lelaki ini, Zayn.”malam ini terasa begitu dingin ya, apa kau merasakannya?” tanyaku.
“memang selalu dingin, karena kita memang tinggal di dunia yang dingin dan hampa” ia menjelaskan.
“hampa?”
“ya hampa, kekosongan, lubang yang dibiarkan tidak tertutup menjadi gelap dan dingin. Tetapi menurutku, sekarang dunia sudah berteman baik denganku, karena aku sudah tidak akan merasakan dingin dan kehampaan itu lagi” ia tersenyum kearahku.
“mengapa bisa?” tanyaku heran.
“karena ada kau” ia menatap mataku dalam dalam, membuatku hanyut oleh keindahan mata hazel indah miliknya.
“eh? Mengapa aku?” tanyaku bingung.
“karena kau bagaikan penutup. Kau yang telah menutup semua kehampaan dihatiku. Kau yang telah menutup semua lubang lubang itu. Dan kau juga bagaikan kehangatan yang menjalar di seluruh tubuhku, setiap kali aku berada di sampingmu. Kau bagaikan penerang hidupku. Kau bagaikan penunjuk arah yang selalu membawaku pulang, seberapa jauh aku mencoba untuk pergi darimu, pada akhirnya aku akan selalu kembali kepadamu. Dan disaat kau tidak berada di dekatku, aku merasa sangat hampa, kosong, dingin, seperti sebuah tubuh yang tidak memiliki tulang belulang, begitu lemah dan hampa. Seperti semua lubang lubang dihatiku terbiarkan terbuka dengan lebar dan dingin, berkarat, dan akan lebih mudah terluka. Maka dari itu, aku memohon padamu untuk jangan pernah pergi dariku, karena saat kau pergi, aku akan tidak berdaya”
Aku tidak bergeming ditempatku. Memutar ulang semua kata kata yang ia lontarkan untukku. Aku memasang senyum penuh arti diwajahku. “itu sangat manis, terimakasih. Tapi darimana kau mendapatkan semua kata kata itu?” tanyaku.
“hey, aku sudah besar tau. Dua tahun lagi aku akan berumur enam belas. Tentu saja aku mendapatkan kata kata itu dari otakku, aku kan pintar” ia menjulurkan lidahnya. “memang kau, yang masih anak kecil”
“hey aku juga sudah besar! Tiga tahun lagi aku berumur enam belas sama sepertimu tau!” Aku mencubit pipinya dan mulai berlari. Menunggunya untuk ikut berlari mengejarku.
“hey jangan lari! Tunggu aku kau anak kecil!” teriaknya dan mulai berlari di belakangku.
“hey, mengapa Harry tidak juga bangun?” Pertanyaan Liam menyadarkanku dari semua bayang banyang tentang Zayn, empat tahun silam. Aku masih ingat disaat kami sering main bola bersama, memancing, bermain kejar kejaran, dan permainan permainan lain. Aku masih ingat bseberapa besarnya aku mencintainya sampai pada tiga tahun yang lalu, saat dimana Zayn dihipnotis dan diculik oleh Luke. Saat dimana aku merasa seorang diri dan tidak berdaya. Dan disaat itu, aku merasakan hampa yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku marah pada diriku sendiri karena aku tidak bisa berbuat apa apa saat itu.
“mengapa suhu badannya masih rendah?” terlihat Karen menarik thermometer dari dalam mulut Harry. Dan itu menyadarkanku kembali dari lamunan lamunanku tentang Zayn.
Hey! Tetapi mengapa Harry belum juga sadar? Apakah ada yang salah pada kata kata dimantra itu?
TO BE CONTINUED!:*
CITEȘTI
Wall of Vampire//h.s (break for a while)
VampiriStory about Skylar (Kendall Jenner) who lives in a small village in the suburbs of England town, named Wall Village. At the time of the fair, she met and fell in love with a human. Can kendall live with him? or can she exact his revenge to Luke? the...
