(Namakamu) dan iqbaal Berjalan menuju ke mejanya
"(Namakamu)" Seru seorang laki-laki dari belakang
(Namakamu) segera mencari seseorang yang memangilnya yang mungkin ia kenal sebelumnya, namun kemudian ia merasakan semua tubuh kaku dan kepalanya seperti tidak bisa kembali ke tempat semula
"Aldi" gumam (Namakamu) dengan lirih
"lo kenal dia (Namakamu)?" Tanya Iqbaal Memastikan pertanyaan yang ada dalam benaknya dengan sedikit mencondongkan kepalanya menghadap kearah (Namakamu)
"Hayy (Namakamu) akhirnya kita ketemu juga, apa kabar?" tanya laki-laki yang baru saja Meluluhlantakkan semua isi hatinya yang kemudian mengulurkan tangannya
"Baik, (Namakamu) baik kok" Bukannya (Namakamu) yang Menjawab pertanyaan itu tapi laki" yang ada di seblehnya lah yang menjawab pertanyaan dari laki-laki itu dan kemudian menjabat tangan aldi
" (Namakamu), ayo kita ke meja kayaknya lo udah laper banget" Ucap Iqbaal yang kemudian merangkul (Namakamu) yang masih diam membisu
***
"(Namakamu), Lo kenapa sih dari tadi ngelamun terus? Lo lagi puasa makan ya?" ujar steffie dengan gerak memperhatikan (Namakamu) yang berada di sampingnya yang dari tadi hanya mengaduk-aduk minuman da sesekali meminumnya dengan gerakan slow motion dan pandangan kosong
" oh-emm gue gapapa kok" Ucap (Namakamu)langsung menyambar makanan yang ada di hadapannya, etapi belum sampai ia memegang sendok miliknya seseorang dengan cepat membawa sendok bersih itu " gue tau kenapa elo dari tadi diem pasti lo pengen gue suapinkan?" tanya iqbaal dengan wajah santai
" emangnya yang tadi siapa sih (Namakamu) kayaknya dia ngaruh banget ya sama mood lo hari ini?" ucap laki-laki iru lagi dan segera menyodorkan sesuap makanan itu ke mulut (namakamu),"gak usah gue bisa sendiri kok" ucap (namakamu) dengan segera menjauhkan mulutnya dari sendok Iqbaal yang cekatan segera memasukan makan tersebut saat (namakamu) sedang membuka mulutnya "yess, Ohh ia jadi yang tadi itu siapa? "
"Oh emm itu? temen mungkin" Ucap (Namakamu) dengan santai tanpa di sadari semua teman barunya ini melihatnya, kata 'mungkin' itulah yang membuat semuanya melirik pada (Namakamu)
***
"(Namakamu) Bisa tolong bantu Ibu?" Ucap Bu Nataya membawa beberapa berkas yang mungkin lebih pantas untuk di sebut tumpukan berkas
"Oh, iya bu ada yang bisa (Namakamu) bantu?" Ucap (Namakamu) Dengan senyum yang masih di pasang dengan rapi
"tolong Fotocopy berkas-berkas ini terus nanti tolong susun dari angka paling kecil paling atas ya?" Pertintah Bu Nataya dengan gaya bahasa yang cukup lembut
"Oh, Baik bu saya akan kerjakan" Ucap (Namakamu)dengan nada yang berusaha tegar
"Biar Saya Bantu ya bu? Biar Pekerjaannya cepet selesai" Tawar Iqbaal dengan segera mengambil alih berkas yang berada di tangan (Namakamu)
"Yaudah di tolongin ya Baal ibu mau ke aula dulu"Ujar Bu Nataya dan pergi keluar ruangan
"Ayo Cepet kita kerjain" Ucap Iqbaal dengan nada sangat semangat
"Ga usah cepet-cepet baal nanti kalo berkasnya jatuh gimna?" ucap (Namakamu) dengan nada khawatir bukan karna iqbaal akan keberatan tetapi karena takut berkas-berkas yang berada di tangan Iqbaal jatuh berantakan di lantai karna itu akan menambah pekerjaannya hari ini
"Ga usah khawatirin Gue,Gue gapapa kok gue kuat" Ujar Iqbaal dengan nada so' Coolnya, "gue gak ngehawatirin lo, gue cuma ngekhawatirin berkas-berkasnya" ucap (namakamu) yang membuat Iqbaal menganga dan berhenti berjalan
YOU ARE READING
Secret Of Apprentice
Teen FictionHy Ini cerbung Pertama aku Semoga klian suka. "Banyak hal yang tak bisa aku gapai salah satunya kamu" -(Nama Kamu) "Kamu adalah penyesalan yang selalu aku nantikan"-Alvaro Maldini "Memenangkan hatimu adalah jalan hidupku" -Iqbaal Dhiafakhri
