Ghaida's POV
*KRIINGGG KRIINGG*
Alarm berbunyi dengan kencang. Dengan nyawa yg setengah terkumpul, aku mencoba untuk mematikan alarm tersebut.
aku mencoba menekan alarm tersebut.
Lho kok kenyal?
"Aww... sayang jangan ah, masih pagi~" suara wanita di samping kananku, oh iya... ada Kinal.
aku mencoba untuk bangun. Kini malah badanku yang tertahan tangan wanita, haduh Ve....
"Baby~ mau ke mana? Masih pagi ini~"
Setiap pagi inilah yang akan terjadi antara aku dan istri-istri ku.
Yap, mereka berdua, Devi Kinal Putri dan Jessica Veranda Putri adalah istriku, mereka juga kakak adik. You can say, I'm a lucky bastard.
Namaku Ghaida Farish. aku adalah owner sekaligus CEO dari Nero Tech Company. In short, I'm stupidly rich.
aku menikahi kedua istriku secara bersamaan, karena kebetulan mereka juga berpacaran denganku. Kalau diingat-ingat, rasanya tidak percaya aku bisa menikahi mereka berdua.
Memang, saat aku berpacaran dengan Veranda, secara diam-diam juga aku memacari adiknya, Kinal. Hingga suatu saat Kinal memergokiku tengah bercinta dengan Veranda. Bodohnya lagi, Kinal bukannya marah, tapi malah ikutan minta jatah.
Om Maul dan Tante Frieska, kedua orang tua Ve dan Kinal, tidak habis pikir mengapa Kinal dan Ve bersikukuh ingin menikah denganku.
"Yaudah, gini aja, saya nikahi kedua anak Om, saya berani bertanggung jawab, dan saya sanggup menafkahi anak Om". Saat aku bilang seperti itu, Om Maul cuma bisa cengo bingung... Gila juga ada orang yang berani nikahin kedua anaknya sekaligus.
Mama Papa ku, Papa Boby dan Mama Shania cuma bisa ngelus dada ngeliat kelakuan anak sulungnya ini. Kebetulan adik ku, Nadse, kini sedang kuliah di London, dan dia ga percaya begitu tau aku mau nikah.
"Gila lu bang? Seriusan? Lu beneran niat nikahin mereka? Ga yakin gue" Nadse ngomel2 via Skype.
"Iya lah, gue serius. Emang kenapa?"
"Gue kira lu mau enaknya doang"
Si kampret satu ini emang ya, kadang pengen banget aku deportasi ke Antartika.
"Yaudah bang, cepet punya anak ya. aku pengen punya ponakan soalnya"
Buset. Dikira bikin anak segampang bikin lego apa?
Awal2 rumah tanggaku untung nya tidak terlalu parah. Ve dan Kinal punya komitmen, dari 7 hari dalam seminggu, mereka bikin jadwal kapan mereka akan menghabiskan waktu masing2 bersamaku. Dan weekendnya, aku harus mengajak mereka berdua untuk menghabiskan waktu liburan bertiga.
Walaupun mereka kakak adik, Ve dan Kinal sangat berbeda jauh.
Veranda sangat anggun, pendiam dan ga aneh-aneh. Tapi kalo udah marah, Ve bakal diem, dan tiba2 tagihan kartu kredit bakal bengkak karena habis dipake belanja sama dia.
Kalo Kinal, dia anaknya easy going, tapi hobby ke gym. Badannya jauh lebih berotot dari badanku. aku gak berani macem2 sama dia, salah sedikit, digampar pasti.
Ve dan Kinal juga membuka usaha mereka sendiri. Mereka bilang ingin membuat kesibukan sendiri. Akhirnya Ve membuka butik baju, sedangkan Kinal membuka toko perlengkapan olahraga, obviously.
Tapi aku bahagia bisa menikahi mereka, aku menyayangi mereka. Walaupun terkadang mereka suka bertengkar, tapi mereka tidak pernah pilih kasih, begitu juga aku. Aku berusaha menjadi suami yang adil bagi mereka berdua.