Prolog

682 83 10
                                    

Sekarang Seungcheol lagi masuk ke tahap frustasi tingkat menengah.

Dia butuh temen. Okeh, bukan berarti selama ini Seungcheol gak punya temen, maksudnya adalah dia butuh temen untuk ngisi kamar kosong di apartemennya. Terdengar sangat jomblo memang, tapi bukan itu inti permasalahan disini.

Gejala frustasinya dimulai kira-kira dua minggu yang lalu, ketika mendadak Mingyu bilang kalau dia mau pindah apartemen bareng Wonwoo. Seungcheol jelas melotot pas Mingyu bilang begitu, tapi dengan santainya Mingyu ngasih alasan "Gua gak mau ganggu lu bang, kalau gua pindah sama Wonwoo kan abang jadi lebih bebas sendirian disini." Kalimat klise penuh dusta tersebut diartikan oleh Seungcheol menjadi "Kita mau puas berduaan, abang ngertiin dong." Ya kira-kira begitulah. Sebagai seorang kakak dan panutan untuk para adiknya, Seungcheol cuma bisa mengiyakan sambil mengela napas pelan.

Sebenernya alasan Mingyu ada benarnya juga, toh dia gak mau jadi obat nyamuk pas mereka berduaan, tinggal sendiri juga bisa bikin dia lebih fokus sama kuliahnya, apalagi sekarang dia udah jadi mahasiswa tingkat akhir. Tapi, dia lupa sama hal paling penting soal kepindahan Mingyu.

Hal yang bikin gejala frustasinya naik dua bar semenjak Mingyu pindah.

Uang.

Kenapa dia gak kepikiran sama sekali soal ini, kenapa dia dengan bodohnya gak komplain sama Mingyu waktu dia bilang mau pindah, dan kenapa juga dia harus lupa soal tunggakan apartemen, kenapa?

Seungcheol hampir stress mikirin masalah ini, dia bisa diusir kalo sampe telat bayar uang sewa, dan dia juga belum punya uang untuk nutup sisa tunggakan, kan biasanya ada Mingyu. Duh kayanya dia beneran bisa gila deh.

Orang stress biasanya isi otaknya juga ngawur, dia hampir punya pikiran buat jual barang-barangnya atau pindah cari apartemen baru, sebelum Soonyoung nyeletuk santai "Lu kan bisa nyewain bekas kamarnya Mingyu ke orang lain, tinggal bikin iklan aja sih, susah amat."

Dia reflek nengok ke arah Soonyoung, "Bener juga sih, kok tumben lu pinter."

"Lu aja yang kelewat bego." Jun ikut nimbrung, gak abis pikir kenapa temennya justru gak kepikiran sama solusi yang paling gampang.

"Ahelah, tapi emang ada yang mau nih? Mana udah mepet juga."

"Tinggal bikin iklan aja, masalah itu mah gampang, lu lupa kalo temen-temen lu ini eksis." Soonyoung pede banget emang, Jun yang kecipratan narsis cuma ngangguk ganteng.

Seakan mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, dia mengiyakan omongan Soonyoung dengan pasti, yakin, dan penuh percaya diri.

Dan dia gak tau kalau teman sekamarnya nanti justru bikin tingkat frustasinya naik sampe lima bar.

.

.

.

.

Maaf jika ada typo, ada salah eja atau penulisan. Saya masih belajar ^^

Vote and Comment jika berkenan, thanks~

Roommate [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang