Badboy in love (1)

74.2K 1.9K 53
                                    

"Ify masuk dulu ya Pah" Pamit Ify sambil melepaskan safetbelt dan mencium tangan Rafli -sang ayah-.

Ify atau Adiba Allifya, gadis berperawakan tinggi, rambut sebahu tak lupa poni nya yang selalu membuat wajah Ify terlihat imut. Ify kini duduk di bangku kelas 11 di SMA Cakrawala.

"Belajar yang bener ya Sayang" Ujar Rafli seraya mencium kening Ify penuh sayang.

Ify mengangguk dan keluar dari mobil, Ify berjalan dengan menggandong tas bergambar unicorn terpampang jelas.

"IFY"

Teriakan itu menghentikan langkah Ify di pinggir lapangan. Ify melihat ke sekelilingnya untuk mencari sumber suara, namun beberapa detik kemudian kepalanya tersentak oleh sesuatu dan membuatnya limbung. Dan gelap.

Dario Fadhlurrahman atau yang akrab di panggil Rio merupakan siswa popular di Cakrawala. Bukan, Rio bukan kah cowo perfect yang mempunyai wajah tampan, otak encer, sifat ramah, dan suka menolong.

Dario adalah cowo terpopular dengan kebolosannya, kecuekkannya, ketidakprimanusiaannya dan kenakalannya.

Namun itu semua tidak membuat para siswi mundur untuk memuja Dario, bahkan para siswi banyak sekali yang memujanya. Rio sering bolak balik BP, Rio sering terlibat tawuran, bahkan Rio sering mabok. Namun siapa yang tidak menyangka ? Rio adalah kapten basket di Cakrawala, itulah yang membuat Rio popular.

Dario kini berlari ke arah Ify. Gadis yang tadi ia serang dengan bola basket, kini berada dalam pangkuan seorang gadis berambut panjang.

"Via? Dia temen lo?" tanya Rio saat sampai di kerumunan murid.

"Rio, gimana sih. Kalau gabisa main basket gausah sosoan three point. Temen gue pingsan kan. Tanggung jawab lo, pokoknya lo harus gendong dia sampe UKS gamau tau." Ujar Via nyerocos di hadapan Rio.

"Fy, bangun dong. Masa cuman sama bola basket doang lo pingsan" Via terus menepuk pipi Ify pelan.

"Bawel lo, awas" dengan sekali gerakan Rio menggendong Ify dan membawanya ke UKS.

Para siswi yang tadi mengkrumuni Ify layaknya semut hanya bisa melongo dan memandang iri ke arah Ify.

"Iri ya lo semua? Wkwkwk makanya pingsan dulu pake bola basket si Rio sono" ujar Via saat melihat para siswi yang memandang iri kearah Rio dan sahabatnya.

"Udah sana bubar, gue mau nyusul Ify. Jan pada ngintip lo semua" usai berbicara atau lebih tepat nya menggoda para penggemar Rio, Via pun berlari menyusul Rio menuju UKS.

Rio membaringkan tubuh ramping Ify dengan pelan di atas kasur, setelah itu Rio duduk di kursi yang terletak di sebelah ranjang.

Rio menatap wajah Ify, wajah polos Ify. Tanpa make-up tidak seperti Lauren dkk yang tebal dengan terigu dan gincu yang menyilaukan mata.

Rio tersenyum saat memandang wajah Ify, rambutnya yang di gerai dan poni yang menutupi kening, bibirnya yang imut dan warna merah muda tanpa warna bantuan.

'Imut'

"Rio, gimana Ify ? Udah sadar belum ? Udah lo kasih minyak kayu putih ? Atau udah lo tepuk-tepuk pipinya ?"

Merasa tak ada jawaban, Via melirik ke arah Rio yang kini tengah asik memandangi wajah Ify. Via membulatkan kedua matanya, dan mendelik.

"DARIO" teriak nya kencang tepat di telinga kanan Rio, yang membuat Rio tercenggang kaget.

"Apaan sih Vi, gak lucu."

"Lo yang gak lucu nyet. Daritadi lo cuman mandangin wajah Ify tanpa melakukan pertolongan apapun buat dia. Emangnya dengan lo pandangin gitu, Ify bakalan sadar?"

"Ya, ya gue gatau. Yaudah gue diemin, kan ada elo." ucapan Rio mampu membuat Via mendelik kesal

"Udah ah gue cabut" tanpa menunggu balasan dari Via, Rio langsung berdiri dan berjalan keluar UKS.

"Rioooo, lo bukannya tanggung jawab tungguin dia sadar, atau bantuin gue kek biar dia sadar. Dasar lelaki tak bertanggung jawab" gerutu Via kesal.

Via membuka kotak p3k dan mengambil minyak telon. Via mengoleskannya sedikit ke bawah idung Ify dan kening Ify. Tak lupa Via menjepit jempol tangan Ify membatntu agar sahabatnya itu sadar.

"Fy bangun dong, bentar lagi bell masuk nih."

Ify mengerjapkan kedua matanya pelan, menatap sekelilingnya dan memijat kepalanya yang terasa pening.

"Via, gue dimana?"

"Ify akhirnya lo sadar juga, bangun Fy pelan-pelan" Via pun membantu Ify untuk bersender.

"Gue kenapa?" tanya Ify seraya memijat kepalanya.

"Tadi lo kena bola basket nya Rio, terus lo pingsan dan yaa sekarang di UKS" Cerita Via seraya membereskan kotak p3k

"Yang bawa gue kesini siapa ? Rio?"

"Ya lo pikir gue kuat buat gendong lo kesini ? Gue gak sekuat samson Ify." Ify melengos mendenar jawaban Via.

Teeeet teeet

"Udah bell, mau masuk atau tetep disini?" tanya Via

"Hmm, gue masuk aja lagian udah gapapa kok cuman puyeng dikit"

"Yaudah yuk, gue bantu" Ify pun turun dari kasur dan berjalan di bantu oleh Via.

Pelajaran pertama adalah pelajaran kewarganegaraan,

"Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau 'Dokuritsu Junbi Cosakai', berganti nama menjadi PPKI" terang Pak Joe di dalam kelas.

Tok tok tok

Perhatian semua murid di kelas teralihkan ke arah pintu, tak kama pintu terbuka dan menampilkan sosok Dario tanpa senyuman.

Baik Pak Joe maupun semua murid di kelas mengerutkan keningnya, bingung. Namun sebgian siswi tentu senang akan kehadiran si badboy es kutub utara.

"Dario, ini sudah setenah jam yang lalu pelajaran di mulai. Sedang apa kamu disini ? Kenapa kamu tidak masuk--"

"Saya mau ngasih ini ke Ify" ujar Rio memotong ucapan Pak Joe, dan tanpa di persilahkan Rio masuk ke dalam kelas.

Rio berjalan ke arah meja Ify dan memberikan Roti juga Susu. "Tadi gue ke UKS, tapi lo udah gak ada. Sorry, dan cepat sembuh" usai berucap seperti itu, Rio pergi meninggalkan kelas dan juga meninggalkan Ify yang terbengong-bengong.

Semua tatapan murid kini beralih kepada Ify, Via yang berada di sebelah Ify hanya tersenyum geli menatap wajah Ify yang bengong dan tatapan teman perempuannya yang menatap Ify dengan iri.

"Sudah sudah, kembali fokus kepada saya" suara Pak Joe mengintrupsi semua murid dan kembali fokus ke depan memperhatikan Pak Joe.

Tak terkecuali Ify, ia pun menatap pak Joe, namun tidak memperhatikan. Fikirannya tidak sejalan dengan apa yang ia lihat. Pipinya mendadak terasa panas dan tanpa ia sadari pipinya berubah menjadi warna merah tomat. Dario membuatnya terdiam merona.

*****

Vote dan Comment yaaa. Gue tau, cerita gue yang lain belum end bahkan belum di lanjutin. Tapi gue kangen Rify, jadi gue bikin cerita baru dengan couple RIFY YEAAAAY.

Badboy In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang