Prolog

54.5K 3.3K 27
                                    

Genggaman tangan pemuda itu makin mengerat. Jemarinya bertaut pada sang gadis yang kini membisu. Laki-laki itu mengatur napasnya yang memburu, tidak ingin memudarkan senyum samar yang tercetak di wajah manis tersebut. Berulang kali ia melirik gadisnya dalam diam, berulang kali pula ia melirik jarum jam yang berdetik tak seirama dengan degum jantungnya. Lagi, ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Hembusan itu membuai pipi sang gadis dengan lembut, menggoda sang pemimpi untuk bangun dan kembali.

Laki-laki itu meremas tangan mungil dalam genggamannya. Begitu rapuh, sanggup membuatnya tergoda untuk menjadi pelindung bagi sang separuh hatinya. Dikecupnya jemari putih itu dengan rasa sesak yang mendalam. Ia tahu, semua akan kembali. Entah itu kembali dengan mereka yang mencintai atau kembali pada rumah sebenarnya.

Ini akan menjadi malam yang panjang baginya. Menunggu sesuatu yang belum tentu kembali. Sekali lagi, ia mendekat dan membisikan sebuah pesan kasih di dekat telinga sang pemilik hati. Bila gadisnya ingin, ia tidak akan melarangnya. Namun, bila gadisnya belum siap, ada kedua tangan yang akan selalu menyambut dan memeluknya.

Mesin itu menjawab semuanya. Laki-laki itu tersenyum lantas mengecup kening sang gadis yang begitu berharga baginya. Gadis yang sanggup mengubah hidupnya. Gadis yang lantas mengubah akhir cerita mereka menjadi...

Adil baginya.

 <3<3<3

Ini baru sampai Bab 10 dan belum selesai. Tapi aku udah kangen watty, lol. Mau baca silahkan, nggak juga nggak masalah :p

Salam manis,

JUN.

Lagu Untuk BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang