Satu (revisi)

27.3K 1.2K 24
                                    

Seorang gadis berparas cantik mempunyai body ideal layaknya seorang model. Mata hitam dihiasi dengan bulu mata lentik, hidung mungil, bibir tipis berwarna pink alami serta rambut hitam legamnya tertata rapi yang sedikit tergulung ke atas dengan beberapa helaian di biarkan lolos dari ikatan. Bodynya yang ramping, memiliki tinggi sekitar 170 cm. Saat ini gadis itu berada di depan cermin merias wajahnya dengan berbagai make up koleksinya, wajahnya di timpa sedikit foundation serta bedak. Ia ingin terlihat natural maka dari itu gadis tersebut tidak memakai foundation atau pun bedak terlalu tebal. Bibir tipisnya tak lepas dari polesan lipcream berwarna nude favoritenya. Setelah merasa sempurna senyum puas pun tercipta dari bibirnya.

Gadis itu beranjak dari duduknya badannya di gerakkan ke kanan dan ke kiri mengecek penampilannya. Sebuah kalung dengan hiasan ukiran nama 'Naura' menghiasi leher putihnya. Naura Shaqueena Davis adalah nama gadis cantik itu.

Dress selutut tanpa lengan berwarna gold dihiasi dengan sedikit gliter yang membuatnya nampak terlihat glowing ditambah lagi dengan make upnya. Di bukanya pintu lemari tempat koleksi sepatu dan beberapa heels serta wedges tertata rapi dalam lemari tersebut. Heels berwarna senada dengan dressnya menjadi pilihan untuk memperindah kaki jenjangnya.

Setelah itu Ia pun melangkahkan kakinya keluar kamar, Ia mengedarkan pandangannya dari lantai 2, gadis itu hanya bisa mendesah lemah saat keadaan rumahnya begitu sepi. Jika kalian bertanya kemana isi rumah tersebut jawabannya adalah orang tua gadis itu sibuk pekerja mengurus perusahaan mereka. Banyak orang bilang percuma hidup bergelimangan harta jika kekurangan kasih sayang dan hal itu di benarkan oleh gadis berparas cantik itu. Selama ini Ia selalu menghabiskan harinya bersama teman-temannya untuk melupakan kepenatannya dan menghilangkan kesepian yang selalu Ia rasakan.

Saat gadis itu menuruni anak tangga, tiba-tiba saja pintu rumah terbuka dan menampakkan sosok sepasang suami istri. Pria paruh baya itu memakai kemeja putih namun lengannya digulung ke atas sedangkan sang istri terlihat begitu lelah dengan menenteng tas branded, sang istri setia menemani suaminya bekerja apalagi jika melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Akibat kesibukannya itu mereka hampir lupa memiliki seorang putri yang sangat merindukannya.

"Mau ke mana kamu?" pria itu melepaskan dasi dari lehernya sembari memandang putrinya.

"Party,"

"Kenapa gak izin sama papa?"

"Ngapain percuma," gumam Naura.

Dirga-ayah Naura mencoba menahan amarahnya atas jawaban putri sematawayangnya itu, "papa gak izinin kamu keluar. Kembali ke kamar mu sekarang!" titahnya.

"Gak! Naura tetap akan pergi!" Naura melangkah kan kakinya mendahului sang ayahnya tetapi langkahnya terhenti tatkala mendengar ucapan ayahnya.

"Selangkah lagi kamu melangkah maka papa akan mencabut semua fasilitasmu!" ancam Dirga pada putrinya.

Naura mengepalkan tangannya tak terima apa yang Ia dengarkan. Naura mundur ke belakang dan menyelaraskan tubuhnya tepat di depan ayahnya. "Fine!" ujarnya lalu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Sayang biar kan Naura pergi mungkin pesta itu penting untuknya," Luna-mama Naura mencoba membantu putrinya agar mendapatkan izin dari suaminya itu.

"Tidak usah membelanya! Anak itu sudah sangat sering keluar malam apa kata orang-orang nanti. Sudah lah aku letih," ucap Dirga final dan Luna tidak bisa mengubah itu.

Naura menutup pintu cukup keras, saat ini Ia begitu kesal karena tidak diizinkan keluar malam ini. Padahal Naura telah berjanji pada sahabatnya jika Ia akan menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya itu. Naura memutar otaknya mencari ide agar Ia bisa keluar dari rumah tanpa sepengetahuan ayahnya. Naura merogoh tasnya, mengambil telpon pintarnya. Naura berniat untuk menelpon seseorang yang diyakini bisa membantunya.

My Sister Is My Mother (Sudah Terbit Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang