Chapter 9

11.4K 376 9
                                        


Amber menjatuhkan badannya dengan lelah. Di depannya, Calleb berdiri menjulang tinggi dengan badan yang disandarkan ke tembok dengan santai. Bibirnya tersenyum simpul dan matanya mengilat jenaka.

"Kau merencanakan ini!" Tuduh Amber dengan kesal.

Calleb hanya tertawa mendengar tuduhan Amber. Well, dia tidak akan mengelak. Ini memang direncanakan. Hell, dia tidak akan sesukses ini tanpa taktik. Dan harus diakui, dia hebat dalam hal ini.

Perencanaan yang matang, memikirkan semua possibility yang mungkin terjadi dan plan untuk menghindarinya. Calleb tertawa mengingat bagaimana wajah Amber yang berubah dari bingung melihat Calleb berada di kamarnya, panik karena akan sekamar dengan Calleb, hingga murka mengetahui jika Calleb yang merencanakannya.

Masih membekas dalam ingatan ketika Amber dengan panik, menelepon receptionist dan meminta penambahan kamar, tipe kamar apa pun. Namun receptionist memohon maaf karena full occupancy dan tidak dapat memenuhi permintaan Amber.

Amber mencoba untuk booking di hotel lain, dan semua full booked. Thanksgiving sialan ini membuat semua orang kembali ke kota asalnya dan menyebabkan full occupancy.

Well, at least Calleb bertindak gentleman dengan memesan family suite yang terdiri dari satu kamar utama, satu kamar tambahan dan ruang tamu serta dapur yang menyatu.

Setidaknya Amber tidak harus sekamar dengan Calleb. 'Itu kan karena dia tidak tertarik padamu, Idiot!'' maki Amber dalam hati, 'dia tidak pernah tertarik padamu. Jadi berhentilah berharap dan mengangankan sesuatu yang mustahil. Ingat, pernikahanmu kurang dari enam bulan lagi.'

Amber menarik nafas dan menarik tasnya dengan kesal, mengumumkan "aku mau istirahat dulu," sebelum akhirnya menutup pintu dengan keras untuk menunjukkan kekesalannya, entah kepada Calleb atau kepada dirinya sendiri.

*****

Amber merasa tubuhnya diguncang – guncang sebelum akhirnya berhasil membuka matanya. Ia melihat Calleb yang duduk membungkuk ke arahnya dan tersenyum lembut.

"Bangunlah, sebentar lagi dinner. Jo akan menjemput kita untuk dinner dan kau membutuhkan waktu untuk bersiap – siap."

Amber mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha menyesuaikan diri. Calleb bangun, "kutinggalkan kau. Bersiap-siaplah." Kemudian pintu tertutup.

Amber meregangkan tubuhnya, dan ketika berdiri, ia merasa keram di kakinya. Sial, apakah ia melakukan peregangan dengan cara yang salah? Amber berusaha kembali tidur, dan memijit kakinya. Namun rasa sakitnya semakin terasa, menyebabkan Amber sedikit menjerit tanpa sadar.

Calleb langsung membuka pintu, "Amber? Kau tidak apa – apa?"

"Keram." Amber mengigit bibirnya, berusaha menahan rasa sakit.

Calleb meninggalkan Amber sesaat dan kembali membawa botol spray. Ia menyemprotkan di kaki Amber yang sakit dan mulai memijat pelan betis gadis itu.

Cairan botol spray yang disemprotkan Calleb terasa dingin dan pijatannya sangat nyaman. Lama – kelamaan, keram di kaki Amber mulai menghilang.

"Apakah ini sering terjadi?"

Ketika Amber menampakkan wajah bingung, Calleb menambahkan, "keram."

"Tidak, Kurasa ini baru pertama kalinya. Botol apakah itu?"

"Chlor Ethyl."

"Apakah kau sering keram?" Tanya Amber dengan heran.

"Tidak pernah. Aku membawanya hanya untuk berjaga – jaga."

Amber menarik kakinya pelan, "keramnya sudah hilang, Calleb. Terima kasih." Namun Calleb kembali menarik kaki Amber dan menahannya. Amber menatap heran kepada Calleb. Calleb tidak mengatakan apapun, hanya kembali membalas tatapan gadis di hadapannya.

Forgetting HimOnde histórias criam vida. Descubra agora