Alans

8.7K 563 7
                                    

"Baal" panggil (namakamu), ia menggenggam tangan iqbaal agar iqbaal tidak begitu grogi saat menghadap kedua orang tuanya, dan ternyata cukup berhasil membuat rasa grogi iqbaal sedikit berkurang.

"Bunda,ayah, kenapa kita diam di gelbang? kenapa kita tidak langsung masuk ke dalam lumah nenek sama kakek, khlistal kan sudah kangen dengan nenek dan kakek" khristal menarik-narik tangan iqbaal dan (namakamu) agar segera memasuki rumah kediaman orang tua (namakamu).

"Sebentar sayang, tunggu ayah kamu siap untuk bertemu kakek dan nenek kam..."

"Aku siap (nam..)" khristal tersenyum saat mendengar jawaban iqbaal barusan, dan tanpa berkata apa-apa lagi khristal segera menarik tangan iqbaal dan (namakamu) untuk segera memasuki rumah kediaman orang tua (namakamu).

"Nenek,kakek" teriak khristal saat melihat gio dan kelly, orang tua dari (namakamu) yang sedang terduduk santai di sofa ruang tamu, gio dan kelly pun menoleh saat mendengar teriakan khristal barusan.

"Eh cucu nenek yang tampan dateng, sini sayang, nenek ingin cium kamu" khristal berlari ke arah kelly.

"Cucu kakek juga dong, masa cucu nenek doang sih" protes gio, ia memasang wajah cemberutnya, hal itu membuat kelly dan juga khristal tertawa.

"Hahaha kakek sepelti anak kecil saja, khlistal itu kan cucu kakek sama nenek, jadi wajah kakek tidak usah cembelut lagi ya" khristal menyentuh lembut wajah gio.

"Iya sayang, kakek tidak cemberut lagi kok, nih kakek senyum ya" gio memamerkan senyum lebarnya ke arah khristal, khristal dan kelly yang melihatnya hanya bisa membalas senyuman gio.

"Oh ya, khristal datang ke sini dengan siapa?" lanjut gio, ia membawa khristal ke pangkuannya, ya tadi memang sebelum khristal,(namakamu) dan iqbaal masuk ke dalam rumah, khristal sudah berlari memasuki rumah kediamam gio dan kelly terlebih dahulu, jadi mereka tidak masuk secara bebarengan.

"Khlistal ke sini dengan bunda dan ayah ,kek" ucapan khristal barusan jelas saja membuat gio dan kelly bingung, bagaiman mereka tidak bingung, karena khristal bilang dirinya ke rumah mereka bersama bunda sekaligus ayahnya, bukankah ayahnya sudah meninggal.

"Khristal, ayah kamu kan udah me..."

"saya di sini, tanteh" suara khas milik iqbaal kini membuat gio,kelly dan juga khristal menoleh ke sumber suara, kini ketiganya melihat iqbaal berjalan ke arah mereka dengan (namakamu) di sampingnya.

"Kamu ..... iqbaal kan!" Seru gio.

"Ya, saya iqbaal, om" gio dan kelly terdiam sejenak, beda halnya dengan khristal, bocah itu turun dari pangkuan gio lalu beralih ke gendongan iqbaal dan dengan senang hati pula iqbaal langsung menerima khristal ke dalam gendongannya.

"Hmm, maaf om,tanteh saya datang ke sini sebelumnya ingin meminta maaf at..."

"Ya saya sudah tau maksud kamu datang kesini. kemarilah dan duduklah" ucapan gio barusan membuat iqbaal dan (namakamu) saling pandang, (namakamu) menatap iqbaal tidak yakin, sementara iqbaal yang tau arti tatapan tersebut hanya bisa tersenyum lalu mengangguk pelan, dan tanpa ada rasa ragu lagi, akhirnya mereka menghampiri gio dan kelly.

"Ayo, Duduklah" (namakamu) duduk di soffa kosong yang berhadapan langsung dengan sang bunda, sementara iqbaal duduk di samping (namakamu) yang tentunya berhadapan langsung dengan gio, sedangkan khristal memilih untuk duduk di pangkuan sang ayah.

"Kelly, tolong kamu panggil alans, dan suruh alans ajak khristal bermain" ucap gio kepada kelly, yang di hadiahi anggukan dari kelly, kelly pun beranjak untuk menaiki lantai dua rumah ini.

My Husband Is You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang