First Morning Briefing

204K 8.4K 146
                                    

Aku berjalan di sepanjang lorong menuju ruanganku dan langsung disambut oleh para staf yang lewat. Ini adalah bulan ke-6 sejak aku bekerja di salah satu jaringan hotel internasional di Bali.

Namaku, Sintha Sekaranda. Umur 27 tahun. Saat ini sedang bekerja sebagai assitant manager human resource di Whindama. Menjadi jembatan antara management dan staf di hotel, susah tapi menyenangkan. Sibuk tapi mengasikkan.

"Morning, Bu." Aline, personal assistant terbaik yang pernah aku miliki menyapaku dengan senyum ramahnya.

"Morning, Aline. Apa agenda saya hari ini?" Aline pun menjelaskan satu persatu things-to-do ku hari ini. Tidak terlalu padat, jadi bisa santai.

"Nanti siang, makan diluar aja yuk, Line. Saya pengen ke Kolega nih," ajakku disambut anggukan semangat oleh Aline. Membuatku terkekeh.

Jam sudah menunjukan pukul 9.51 saat aku bangkit dari kursi yang sudah aku duduki sebagai assistant HRD manager. Aline dengan sigap memberikan berkas-berkas yang harus aku tanda tangani sebelum aku naik.

"Saya morning briefing dulu ya, Lin." Aku langsung berjalan menuju ruangan Sales&Marketing untuk mencari Juwita, sales manager di hotel ini sekaligus teman terdekatku di kantor.

"Buruan kali, Wi. Lo itu ya, tiap hari lelet aja kerjaannya. Belum target ya?" Gerutuku pada Juwita ketika aku melihat dia malah masih berdandan.

"Gue telat bangun kali, target mah udah kecapai. Tinggal presentasi dikit, tidur deh selama briefing. Lo sendiri gimana? Udah dapet line cook yang di minta Aro belum?" Ujar Juwita sambil berjalan mendekat dengan mata masih menatap diri di cermin yang dia bawa.

"Udah dari lama kali, tapi ya gitu deh. Belum ada approval dari headchef. Omong-omong, gue sampai sekarang belum pernah lihat headchef-nya lho."

Juwita berhenti dan memandangiku dengan tatapan heran ketika aku mengatakan belum pernah sekalipun bertemu dengan headchef di hotel ini.

"Serius gue, Wi. Waktu introduction gue di rooftop kemarin dia kan nggak ada. Yang wakilin malah Aro. Ya gitu terus, cuma bisa di wakilin. Sampai setiap morning briefing juga nggak pernah datang kan?" Aku memberi penjelasan ke Juwita.

"Nanti, saat lo ketemu. Gue berani taruhan lo bakal klepek-klepek kaya hampir semua perempuan di sini." Kata Juwita sambil lanjut berjalan.

"Uwi, Sintha kan udah klepek-klepek sama gue, please deh jangan bujuk dia buat ngelakuin yang enggak-enggak dong sama gue. Mending lo aja sama gue ke office gue sekarang." Celetuk Aro sambil memperhatikan Juwita dengan tatapan come-to-bed. Juwita berdecak jengah.

"Berisik lo basi lo, Ro. Ngapain lo masih disini? Nggak ikut morning briefing?"

"Nggak bisa, ada tamu minta surprise breakfast buat ceweknya. Mau propose kayanya deh. Minta gue yang masakin." jawab Aro sambil berjalan menuju dapur.

"Umm, helo tinggalin aja gue sendiri jalan di belakang. Bye." Sindirku sembari menyalip mereka berdua, pasangan paling antik di Whindama ini.

"Eh tungguin." Juwita menarik kunciran rambutku. Sialan. Aku langsung menarik rambuku, berjalan cepat di depan mereka tapi tidak terlalu jauh.

Hotelier [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang