15. SAYONARA HITORI

Depuis le début
                                    

"Pangeran Edward? Kau memanggilku seperti itu Hawaryu?" tanya Edward, dia melepaskan tangan Hawaryu dari genggamannya. Membiarkan jemarinya terkulai lemas.

"Ya, ada yang salah dengan itu? Anda seorang pangeran dan saya seorang rakyat jelata, seorang penghibur, seorang Geisha rendahan. Sudah seharusnya saya memanggil anda seperti itu."

Bibir Edward bergerak bisu.

Ada yang salah.

Kenapa semua tiba-tiba berubah?

Ketika mereka saling mengungkapkan kejujuran tentang perasaan mereka. Disaat itu pula keformalitasan dan derajat dihilangkan.

Kenapa sekarang Hawaryu kembali membuat batas diantara mereka?

"Apa ada yang kulewatkan selama aku dikurung? Apa keluargaku menemuimu?" mata Edward memicing curiga.

Hawaryu tidak menjawab.

Edward menggeram.

"Kumohon Hawaryu, jangan pedulikan mereka. Bukankah kau mencintaiku?" tanya Edward. Dia meraih dagu Hawaryu, mengangkat wajah wanita di hadapannya dan menatap bola mata yang semakin basah terselubungi airmata.

"Sa-saya..." Terbata Hawaryu menahan nafas. "Saya tidak mencintai anda," katanya tegas menatap mata Edward tanpa berkedip. "Itu hanya perasaan sesaat. Tolong lupakan saya, pangeran Edward." Lanjut Hawaryu semakin memperparah luka di hati Edward. Pria itu sekarang terlihat tercekik.

Urat-urat wajahnya sedikit nampak karena udara yang ingin dia hirup menolak masuk kedalam tubuhnya. Edward terbatuk dan tubuhnya terhempas kebelakang, punggungnya menyentuh dinding hingga dia menyandarkan diri di sana, mencoba menopang diri.

Hawaryu mengigit bibir bawahnya hingga hampir terluka. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Kau berbohong," Bisik Edward. "Kau berbohong padaku Hawaryu." Edward mencoba menegakkan tubuhnya. "Tidak mungkin selama ini..."

"Saya tidak berbohong, saya mengatakan kebenaran pangeran Edward."

Rahang Edward mengeras, bibirnya terkatup rapat, dia menahan teriakan yang hendak terlepas.

"Yamasaki Hawaryu." Ucap Edward. "Tatap mataku dan katakan sekali lagi kau tidak mencintaiku." Suara tegas Edward bercampur pilu menggema pelan di kamar Hawaryu.

Edward menjatuhkan tas yang dia sandang, menghampiri Hawaryu dengan tangan yang terulur lemah ingin menggapai wajah Hawaryu.

"Katakan jika kau tidak mencintaiku!"

Hawaryu mengelak jemari Edward yang ingin menggapainya. Dia memalingkan wajah dan berujar pelan. "Sa- saya... saya tidak men- umph."

Kalimatnya teredam pelan. Bibirnya terpaku melayani kuluman memaksa dari Edward. Terasa basah dan asin. Tidak lembut dan hangat seperti biasa ketika mereka memadu cinta.

Edward menekan tengkuk Hawaryu. Dia mempersempit jarak tubuh mereka. Bibirnya menari indah. Bergerak perlahan namun terlihat menyedihkan. Tarian bibirnya tak sempurna karena dia hanya seorang diri, Hawaryu tak menemaninya. Tak membalas ciumannya. Edward seakan mencium sebuah boneka. Dia akhirnya menyerah dan menjauhkan wajahnya.

Gurat kecewa yang kental menyapu air wajahnya.

"Tolong, tolong jangan seperti ini."

Perlahan, Edward merebahkan kepalanya di atas paha Hawaryu. Pipi kirinya bersandar di sana kemudian dia menangis. Dan Hawaryu bersikeras memalingkan wajah, bersikeras tak ingin melihat Edward, karena dia tahu jika dia melihat Edward sekarang maka pertahanan yang dia bangun akan runtuh begitu saja. Detik itu juga dia akan memeluk dan menenangkan Edward lalu menjelaskan jika semua kata-kata menyakitkan yang dia ucapkan sebelumnya adalah sebuah kebohongan yang menyedihkah. Jika dia sebenarnya sangat mencintai Edward, dan rela mati demi pria itu.

Romance Suspense Short Story Collection [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant