TFLM#5

16.6K 1.3K 46
                                    

Niatnya untuk menjelaskan kembali materinya ternyata salah. Kay tidak bisa! Dia tidak bisa membiarkan Brianna pergi.

Pria itu sedikit membanting Buku modul yang pegangnya.

"Saya tinggal dulu. Saya ada urusan." Kay berjalan cepat keluar, meninggalkan kelas membuat para mahasiswa semakin penasaran tentang hubungan keduanya.

Kay melenggok kekiri-kanan, mata pria itu menyipit saat melihat Brianna yang berjalan santai dikoridor ini.

Kay berjalan cepat tanpa menghasilkan suara dari derap langkahnya.

Pria itu berjalan mendekat, hampir menarik tangan perempuan itu,

"Iya mommy.. ish Aeron benar-benar.."

Langkah Kaki Kay mendadak berhenti saat mendengar Brianna menggeram kesal sambil menyebut nama Aeron.

Dahinya mengeryit, kerutan tak suka nampak diwajahnya, tangannya mengepal emosi.

Aeron? A.E.R.O.N ? Aeron itu nama laki laki kan? Siapa dia?

Shit.

"Iya.. aku juga rindu padanya. Sangat sangat sangat merindukannya." Ucapan Brianna berhasil membuat Kay menyipitkan matanya, Kay benar benar kesal sekarang.

"Iya mom. Aku akan segera minta Izin lalu pergi kesana."

Keh, Segera minta ijin lalu pergi kesana!? Dalam mimpimu Sialan!

Dengan cepat Kay menyentak Tangan Brinna, membuat ponsel pintar yang dipegangnya hampir saja terjatuh.

"KAY!" Bentak Brianna tak terima

"Kau!" Kay menggeram membuat Brianna menatapnya tajam.

Pria itu lalu menarik tangan Brianna kasar untuk mengikuti langkah lebarnya.

Brianna yang mengikuti langkah Kay mendengus, "Lepaskan aku, brengsek. Kau mau membawaku kemana hah?" Umpatnya.

Dengan kasar wanita itu menyentak tangan Kay dari lengannya.

"BRIANNA!" Kay benar benar emosi sekarang, lihatlah wajah tampannya yang memerah dengan rahang mengeras.

Brianna mengangkat alisnya saat melihat Kay menatapnya tajam.

"Sebenarnya apa maumu?!"

"Ikut Aku." Kay menarik lagi tangan Brinna tanpa mempedulikan prostesnya. Cengkraman itu benar-benar keras sehingga membuat Brianna kesakitan.

Brianna mengumpat sejadi-jadinya saat melihat Kay membuka pintu mobil. "Masuk!" Ucapnya dingin, pria itu lalu mendorong tubuh Brianna dengan kasar.

Keira, ibunya itu pasti akan memukulnya jika tau ia memperlakukan perempuan dengan kasar.

Pria itu masuk kedalam.

Brak!!

Ditutupnya pintu itu dengan kasar, sedikit membuat Brianna ketakutan. Sungguh, Brianna benar-benar takut sekarang. Kay yang dihadapannya kini benar-benar membuatnya ciut.

"Jelaskan padaku? Berani sekali kau selingkuh dariku!" Tanya Kay datar. Nada suaranya yang sedingin es itu membuat Brianna Menciut.

"Siapa Aeron?" Wanita itu menelan ludahnya takut.

Brianna diam, menggigit bibir bawahnya pelan.

"JAWAB AKU,ANNA!" Kay menggeram, tangannya mencengkram dagu Brianna kasar.

"BRIANNA!" Bentaknya saat melihat wanita itu memilih bungkam.

"Kau. Selingkuh." Ucapnya Terdengar seperti pernyataan. "Beraninya kau..,"

"Aku tidak sepertimu Kay." Ucap Brianna pelan, jemarinya itu saling memilin. Lebih baik baginya dari pada menatap Kay saat ini.

Untuk kesekian kalinya Kay merasa tertampar dengan apa yang ia ucapkan.

Kali ini, Brianna mencari jalan Aman. Tak ingin membuat Kay bertambah marah. Ia kenal betul tabiat pria dihadapannya itu, dan Brianna tak ingin mencari masalah, lagi.

"Kita tidak ada hubungan apa-apa Kay." Sambungnya pelan membuat pria itu mendengus, tersenyum meremehkan,

Bukh! Kaca jendela mobil ia pukul sebagai pelampiasaan untuk menghilangkan kekesalannya.

Bukh!

Bukh!

Bukh!

"Kay!" Brianna menjerit, membuat pria itu berhenti menyakiti dirinya sendiri.

Kay menoleh, lalu terkekeh pelan. "Oh yeah? Kita tidak ada hubungan apa-apa?"

Tangannya bergerak memegang pipi Brianna yang mendadak kaku, "Sayang, Coba ulangi?" Tanyanya dengan tatapan tajam. "Ulangi! Jawab sialan! Kita tidak ada hubungan? Apa kau gila?" Dengan marah pria itu memukul stir mobil.

Brianna melenggos, memilih diam dan menatap keluar kaca mobil.

"Bukankah kau sendiri yang bilang jika kita ada orang asing? Kau lupa?" Tanyanya pelan, menahan tangis. Terlalu pedih untuknya membahas masa lalu mereka.

Kay tersadar. Ia .. hampir kehilangan kendali, membuatnya hampir kembali menyakiti Brianna.
"Maafkan Aku, Anna." Pria itu hendak meraih tangan Brianna, yang malah ditepis oleh wanita itu.

Kay menelan ludahnya yang entah kenapa terasa .. susah?

"Dengarkan aku, Anna. Aku mohon padamu. Ijinkan aku menjelaskan semuanya, aku mohon padamu Anna. Ak--" Kay memohon,

Tuhan, hanya seorang Brianna yang mampu membuat Kay memohon. Hanya dia.

"DIAM!" Diluar dugaan, wanita itu malah berteriak Marah, matanya menatap nyalang pria didepannya itu,

Brak.

Brianna keluar lalu membanting pintu dengan kasar. "Jangan coba coba denganku Kaylo! Aku tidak berminat membahas masa lalu denganmu." Desisnya dingin.

Kay menatap punggung Brianna yang berjalan menjauh dengan sendu, "Kapan kau mau mendengarkanku Anna?" Gumamnya pelan lalu mengacak acak rambutnya gusar.

****

***

Wanita itu berjalan cepat sambil menghentak hentakan kakinya kesal.

Menjelaskan? Menjelaskan apa? Menjelaskan kalau dia menyesal begitu? Menjelaskan kalau dia menyesal untuk semua yang terjadi dimasa lalu mereka? Heh, Mimpi saja kau brengsek!

Drrt drrt drrt

Anna mengeryit saat melihat nomor baru yang terpampang dilayar ponselnya.

"Hallo." sapanya ketus.

'Anna, ini aku--'

tut tut tutt

Dengan cepat Brianna itu mematikan sambungannya lalu tersenyum sinis, meskipun batinnya bertanya dari mana pria itu mendapatkan nomor ponselnya.

Drrt drrt drrt

Anna menggeram kesal lagi, "APA LAGI?" pekiknya kesal saat mengangkat telepon tanpa melihat nama kontak.

'Ehem.. tidak bisakah kau sopan pada Daddymu sendiri Brianna Darlene Addison'

Wajah Anna memucat saat mendengar suara Berat itu.

Ya Tuhan,..

"Ehehe, maaf dad."

**

[4]Thank You For Loving MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang