1. Gadis Moderator

80K 2.4K 44
                                    

Siang ini terasa terik. Mentari berada tepat di atas kepala membuat siapa saja merasa kegerahan.

"Mau kemana? Tumben panas-panas pergi. Ngapelin cewek baru lagi?" Tanya Dava pada Adiknya lalu terkekeh.

"Siapa juga yang mau mengapel. Orang mau datang ke seminar." Jawab Adik Dava sembari merapikan jambulnya.

"Sejak kapan mau datang ke seminar? Memangnya seminar apa?"

"Tahu deh. kalau enggak salah tentang pacaran dalam islam gitu." Jawabnya santai. Sementara Dava malah kaget.

"Kamu lagi enggak kesambet, kan?"

"Enggak lah. ya siapa tahu aja dengan datang ke seminar itu aku bisa ketemu cewek sholehah kan lumayan." Jawabnya cengengesan. Lalu tidak lama kemudian sebuah buku melayang di kepalanya.

"Kalau libur tuh libur aja. Jangan sok-sokan baca buku kalau ujung-ujungnya di timpukin ke wajah ganteng aku. Kalau ngiri mah bilang." Ucapnya lalu berlari terbirit-birit sebelum Kakaknya lepas kendali.

Ia adalah David Ardian Aditama. Seorang pria flamboyan yang sangat terkenal di kampusnya. Kini pria itu akan menghadiri sebuah seminar dengan tema yang benar-benar bertentangan dengan dirinya yang terkenal sebagai playboy kelas kakap.

"Ck. kalau bukan karena di paksa juga ogah kali." Decaknya lalu masuk ke dalam mobil. Ia menancap gasnya menuju kampus dan berjalan dengan santai menuju Aula. Suasananya tidak terlalu ramai seperti biasanya karena hari ini adalah hari libur. Namun, karena ada seminar ini Ia harus datang ke kampus di hari merdekanya.

"Widiiihhh. gue kira enggak bakal datang. Ternyata datang juga." Cibir Faiz–salah satu teman David yang tiba-tiba muncul tanpa diketahui asalnya.

"Ah elo Fa. gue kira siapa."

"Kesambet setan apa lo mau datang ke acara beginian?"

"Ya mumpung jomblo. Siapa tahu aja ketemu bidadari surga. Wanita sholehah gitu."

"Kampret, lo." Ucap Faiz sembari melayangkan sebuah jitakan di kepala David.

"Tobat woy. tobat." David hanya mendengus mendengar ucapan Faiz. Tidak Kakak tidak teman semua sama saja.

Tapi yang namanya David, Ia tidak pernah mempersalahkan hal itu. Kini Ia malah berjalan santai menuju Aula sambil sesekali tersenyum pada gadis-gadis berjilbab yang mungkin juga akan menghadiri seminar. Sebenarnya Ia malas mengikuti seminar ini tapi karena paksaan seniornya yang kebetulan juga dekat dengannya Ia tidak bisa lagi menolak setelah sekian kali Ia menolak ajakan senior itu. Ia masih ingat betul ucapan seniornya.

"Ayolah. siapa tahu setelah ikut seminar ini, lo bisa menemui perempuan yang benar-benar baik dan cocok buat lo. Mau sampai kapan gonta-ganti pacar? Sekali ini aja lo datang setelah itu gue enggak akan paksa lo lagi."

Setelah mendengar perkataan itu, David bertekad bahwa ini adalah seminar islaminya untuk pertama dan terakhir.

**

David mendudukkan badannya di tengah peserta seminar bersama dua temannya, Faiz dan Zidan. David berpikir sejenak lantas Ia menyadari suatu fakta bahwa di antara mereka bertiga dirinyalah yang paling malas mengikuti seminar ini.

"Masih lama enggak sih mulainya? Bosen banget gue." Celetuk David yang membuat dua temannya terkekeh.

"Baru juga nih pantat nempel kursi, sudah bosan aja!. Sebentar lagi mulai. Tuh lihat moderatornya sudah datang." Ucap Faiz sembari menunjuk ke arah panggung.

David mengikuti arah yang ditunjuk Faiz, sejujurnya Ia tidak begitu berniat untuk melihat ke arah panggung. Namun, saat matanya menangkap sesosok perempuan yang tengah bersiap memulai acara, Ia terkejut.

Cinta dari Allah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang