Part 1

10.7K 474 31
                                    

Prince perfectionist II

" Tu... t..uan.. y..ang mulia."

Langkahnya terhenti saat suara lemah itu menyapanya. Sosok wanita tua yang tak asing baginya berdiri dengan wajah gusar di hadapannya.

" B..i bi..sakah s..ss..saya bic...bi..ca..ra sesuat..u?"  Tanya wanita itu ketakutan

" Tidak!" Jawabnya acuh lalu hendak melangkah. Namun...

" Aldegyr!!" Teriak Wanita tua itu meninggikan suara. Mencoba memberanikan diri saat melihat pria itu menghentikan langkahnya seketika.
Rambut panjang sebahunya tergerai bersama angin. Dia menoleh pelan dengan kerutan di keningnya, menatap wanita tua yang kini baru dia ingat.

" Maya Eliza?" Tanyanya getir.

" Alex kenalkan, dia pengasuhku namanya Eliza tapi karna dia kepala tabib di kerajaanku kami memanggilnya Mahya. Mahya, ini Alex (gadis cantik itu merapatkan wajahnya ke telinga tua wanita itu lalu berbisik) calon suamiku. Ganteng kan?" Putri itu lalu tertawa riang dan berlari ke arah Pangeran Alex lalu memeluknya erat. Membuat wanita bernama Eliza itu tersenyum malu.

" Aldegyr hentikan, kau membuatku malu! Dia melihat kita." Alex berusaha melepaskan dirinya.
Aldegyr memencet hidung mancungnya kemudian mencium pipinya lembut.

" Alexku begitu lugu, lihatlah Maya bukankah dia sangat lucu." Ucapnya kembali mengalungkan lengannya di pundak pemuda yang menunduk malu itu.

Itu hanya sebuah ingat kecil yang tercabik dari masa lalu yang kelam.
Ingatan yang selalu membuat Julliant mengepalkan jarinya erat

" Anda pangeran Alex?" Suara tua itu mengembalikan kesadaran Julliant yang lalu menatapnya tajam

" Bukan!" Tolaknya tegas lalu hendak berbalik acuh. Sebelum....

" Apakah Raja Mikaila adalah putra Putri Aldegyr?" Teriaknya kali ini membuat Julliant berbalik heran.

Bagaimana dia bisa tahu?

" Bagaimana kau bisa tahu?" Tanyanya dingin

" Sa..aya ingin mengatakan hal pen..ting." Ulang wanita tua itu sekali lagi. Beberapa saat, Julliant terdiam menatapnya. Lalu...

" Ikut aku!" Ucapnya kemudian


***

Ruangan luas itu seolah pengap baginya. Padahal Julliant hanya berdua saja dengan wanita tua yang menangis terisak berdiri di depannya  menceritakan sesuatu yang seolah membuat lehernya tercekik.

Pria itu mengusap rambut legamnya ke belakang dan melepas beberapa kancing kemejanya. Perasaannya sulit diartikan. Apa yang diceritakan wanita tua itu seolah sangat berbeda dengan segala yang ia pikirkan selama ini.

" Saat itu, putri Aldegyr tengah membuat lukisan di ruang belajarnya. Dia bersama saya, perdana menteri dan ibu selir, ibunya. Saat tiba tiba putri berdiri dan mengeluh pusing di kepalanya, wajahnya terlihat sangat pucat dan dia terhuyung tak sadarkan diri beberapa saat kemudian.
Perdana menteri meminta saya memeriksa kondisinya bersama beberapa tabib lainnya. Andaikan saya sendiri saya mungkin bisa menyembunyikannya yang mulia. Saat itu dia.. dia.." Tabib tua itu kembali terisak. Julliant menatapnya dengan mata ambernya yang memerah.

" Dia apa?" Tanyanya

" Dia mengandung yang mulia."

Deg

Julliant langsung berdiri dari duduknya mendengar apa yang dikatakan wanita tua itu. Matanya membundar.

" Hamil?" Tanyanya meninggi

The Black Shadow 2 ( When The Drakness End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang