"Kode untuk misi 2A: Proyek Centaurus." Lucy menyeringai.
Semua yang ada di ruangan menatap Lucy yang menyeringai di tempat duduknya. "Kita akan menjadikan mereka senjata terkuat di pihak kita. Dengan metode tertentu." Lucy memainkan jari telunjuk dan jari tengahnya naik turun seperti mengutip kata tertentu itu.
"Oke, sementara itu," kakak Lucy kembali berbicara, "sisanya akan melaksanakan misi 2B." Semuanya masih menyimak.
"Jelaskan!" perintah Lucy, kakaknya mengangguk.
"Seperti yang tadi dijelaskan oleh Lucy, bahwa Pembawa Artemis berada di London. Maka, misi 2B adalah--"
"Kode: Artemis," potong Lucy.
"Ya, sisanya selain yang kusebutkan untuk misi 2A tadi bertugas untuk menyelesaikan misi pencarian Pembawa Anugerah Artemis. Namun, harap diperhatikan, pencarian ini mungkin akan sulit."
"Kenapa?" tanya Matthias.
"Hmm ... sihir pencari tidak dapat menemukan Pembawa Anugerah Artemis ... apakah Elpis Commander sudah bergerak lebih dulu dan memanipulasi aura sihirnya? Entahlah, aku belum dapat informasi lebih lanjut."
"Lalu, setelah ditemukan?" tanya laki-laki bertubuh gempal yang duduk di sebelah Monalisa.
"Membunuhnya, atau kita manfaatkan sebagai senjata, intinya kita harus merusak susunan tujuh ksatria terkuat di Elpis. Lalu bergerak menuju Tekhne yang selanjutnya, sebelum memasuki Perang Besar."
Seluruh penghuni ruangan mengeraskan wajahnya, ini benar-benar akan menjadi perang besar seperti yang sudah-sudah, tujuan mereka adalah tempat di mana mereka berasal. Sekarang saatnya misi-misi untuk menggapai visi itu dilaksanakan.
"Kuharap kalian yang terpilih melaksanakan kedua misi ini tidak mengecewakan. Kami butuh berita bagus berupa 'misi berhasil dilaksanakan'. Sejauh ini, ada yang kalian tanyakan?"
Semuanya menggeleng dan menyatakan tidak.
"Nah, dengan begini, bisa aku anggap semua telah siap untuk menyambut perang yang akan datang." Lucy menandang sekelilingnya dengan nafsu membunuh yang kental.
"Tidak ada jalan mundur bagi kalian," Lucy menyeringai, "dan kemenangan tinggal beberapa langkah lagi di depan kita." Lucy dan kakaknya saling memandang, lalu mengangguk.
"Baiklah, rapat dibubarkan!" Lucy dan kakaknya berjalan ke luar ruangan, dan peserta rapat yang lain segera menjauhi meja dan melakukan teleportasi.
*
Jane segera diteleportasikan oleh Matthias langsung di gang kecil sepi di samping apartemennya, tempat yang pas untuk melakukan teleportasi karena tidak ada orang biasa yang akan menjadi saksi.
"Sampai bertemu besok, cantik." Matthias meraih dagu Jane, tetapi tangan Jane lebih cepat daripada Matthias, ia segera menepisnya dan mendecih.
"Cepatlah pulang ke mana pun tempat tinggalmu sekarang, kita punya misi yang sama-sama berat besok." Usir Jane.
"Aku akan mampir ke rumah Monalisa hari ini, 'pelayanan gratis'," balas Matthias, sebelum mengeluarkan lingkaran sihir dan menghilang di hadapan Jane.
Sepeninggal Matthias, ia segera masuk ke lobi apartemen dan menyapa pengurus apartemen yang sedang asyik menonton pertandingan bola. Apartemennya hanya terdiri dari tiga lantai dan kamar Jane ada di lantai dua, tidak ada lift dan kemungkinan ia bakal malas menaiki tangga banyak-banyak membuatnya memilih lantai dua untuk ditinggali--selain karena lantai 1 tidak punya jendela dan hanya memiliki dua ventilasi di masing-masing kamarnya, serta lantai tiga yang merupakan area loteng adalah area yang panas dan berisik karena tidak diinsulasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA: Iris
FantasyKeping mimpi, bekas luka di tangannya, dan sebuah penyerangan di malam ulang tahunnya yang ke-19. Pemandangan terakhir yang Iris lihat adalah kepergian orang-orang misterius itu dengan membawa serta paman dan bibinya. Setelah terbangun di markas Elp...