Empat

5.2K 580 102
                                    

"Benarkah itu, Sandaime-sama?" Tanya Shiina masih dalam keadaan yang terkejut.

Sandaime mengangguk.

Untung aku belum coba lompat-lompat kayak gitu, huu.. selamat-selamat. Shiina menghela nafas lega.

"Ya sudahlah, Sandaime. Maaf menganggu waktunya, permisi." Dengan berat hati dan kekecewaan yang amat dalam, Shiina pun melangkah keluar untuk pergi.

Aku akan mempelajari jutsu dan aliran chakra lewat buku! Aku ini siswi paling cerdas sesekolahan, lho hoho! Waktunya ke perpustakaan Konoha!

Sandaime memandang lekat-lekat sosok gadis yang sudah keluar itu. Benaknya tertuju pada satu orang.

"Minato, anak bungsumu sudah mulai mencari jati dirinya," Sandaime tersenyum. "Aku ingin menyaksikannya lebih lanjut."

°°°

Dan tak terasa sudah 2 hari berlalu sejak Shiina mempelajari buku-buku serta gulungan-gulungan jutsu di perpustakaan.

Kini ia sedang terbaring lemas di kasurnya. Ia terlihat berantakan, terutama matanya, mata lelah dan berkantung.

"Ah.. percuma saja hanya membaca, tidak cukup untuk menemukan jati diriku disini." Desah Shiina frustasi.

Shiina pun bangkit.

"Naruto kapan pulangnya sih? Rumah ini sudah mulai terasa seperti rumahku yang dulu," Shiina merasakan kesepian yang dalam.

"Padahal semenjak terperangkap disini. Untuk pertama kalinya aku merasa sebuah kehangatan, dan keramaian." Shiina tersenyum mengingat Naruto.

"Disini hanya ada dia seorang, tapi ramenya berasa sekampung, ehehe." Shiina tertawa kecil.

Namun kembali merasa kesepian. Lantas Shiina pun beranjak ke dapur, tepatnya berdiri mematung di depan meja makan.

Di meja makan itu, sudah tersedia berbagai menu makanan yang sengaja dimasukan ke dalam wadah yang berukuran besar.

"Ku pikir tadi pagi dia akan pulang, aku sudah siapkan bento sebanyak ini untuk dimakan bersama dengannya di taman." Ucap Shiina memandang lekat kearah bento yang berada di meja makan.

Shiina pun duduk di kursi.

Rasa kesedihan menghampiri dirinya.

Naruto meninggalkan ku seperti mereka. Mereka yang terlalu sibuk dengan berkas-berkas dokumen. Tak jauh beda, kini Naruto hanya sibuk dengan misinya, padahal aku begitu senang terjebak disini dan berstatus sebagai adiknya.

Shiina mengingat kembali momen-momen pertama Shiina saat baru muncul di dunia ninja ini.

Dan tak sengaja wajah kedua orang tuanya terukir dalam benak, ukiran yang kasar bagi Shiina.

Hati Shiina semakin teriris perih, mengingat kesendiriannya selama ini.

Tok, tok, tok!

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Naruto.." gumamnya.

Tok, tok, tok!

Shiina langsung melesat ke pintu, membuka pintu dengan terburu-buru.

"Yo," sapa dari Naruto.

Mata Shiina terbelalak.

Naruto sedang di papah oleh Sasuke, di sebelah mereka pun ada Sakura, dan ada Kakashi. Ada beberapa plester di wajah Naruto.

Naruto no Imouto (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang