prolog

30.7K 3.5K 20
                                    

"Apa, Rin?"

Aku hampir saja memekik. Yerin sedang bercanda atau mabuk, sih? Gila, ini sangat tidak mungkin.

"Kita butuh dana untuk pensi dan itu tidak sedikit, Na. Kau tahu sendiri kan keadaan kita seperti apa?"

Aku menganga. Ampuh sih ampuh, tapi...

"Kenapa harus aku? Ada Jihoon, dia koordinator dana."

"Jihoon? Lee Jihoon? Kau gila."

Aku berdecak. Mana yang lebih gila; menyuruh Jihoon yang tak pandai bicara itu atau memaksaku seperti ini?

"Aku akan pesan makanan paling enak untuk pensi, aku kan bagian bazar, jadi--"

"Memang, tapi bazar butuh dana juga, kan? Hanna, dengarkan aku. Aku memilihmu bukan tanpa alasan. Pertama, kau pandai merayu, ked--"

"Aku? Pandai merayu? Dari mananya?"

"Kalau kau tidak pandai merayu, mana mungkin Kim Mingyu mau denganmu? Yang benar saja," jawab Yerin. Sial, dia mengejekku. "Kedua, kau dan dia satu kel--'"

"Tunggu. Soonyoung juga satu kelas dengan dia."

"Jangan potong ucapanku, bodoh! Ketiga, kau tidak pernah punya masalah dengannya. Kau masih ingat kan kalau Soonyoung pernah buat dia marah? Kuharap kau tidak lupa."

"I-itu..." Aku terdiam. Tentu aku masih ingat betul kejadian itu. Soonyoung hampir saja diskorsing gara-gara mulut pedasnya. "Tapi tetap saja, Rin! Dia--"

"Pilih mana yang harus aku korbankan; kau atau nama baik organisasi ini?"

Lagi-lagi aku terdiam. Sumpah, dari ratusan siswa kenapa harus Jeon Wonwoo?! Menyebalkan!

***

Haai, ini baru prolog. Maaf kalo geje, nanti chap 1 inshaallah bikin yang lebih panjang. Keep reading yaa ciaoㅎㅎ

TSUNDERE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang