Liam Payne - Hate Become Love

261 4 2
                                    

Requested by Glenda. Hope you'll like it:) Maaf kalo bikinnya lama dan ceritanya gaseru, ganyambung atau apalah. Maaf banget yaaa..

*

Aku tidak tahu mengapa kalau dia sangat senang sekali mengerjaiku, menjailiku, atau mengejekku. Kelakuannya kepada anak anak lain itu sangat baik. Tapi tidak padaku. Aku tidak mengerti mengapa dia bisa seperti itu. Sudah hampir dua tahun dia seperti ini. Dan itu membuatku sakit hati. Hanya satu kata yang bisa mewakilkan rasa sakit hatiku. Benci. Aku sangat membencinya.

Banyak orang terutama sahabatku selalu berkata "Hati hati, kalo kamu benci, nanti malah jadi suka beneran loh sama dia"  kata kata itu selalu saja terngiang di kepalaku. Itu tidak akan mungkin terjadi.

Tidak.Akan.

"Hei glenda! Sini kamu!" teriaknya dari kejauhan. Ada apalagi ini sebenarnya?

"ada apa?" tanyaku sarkastik

"Tidak. Tidak jadi. Yaudah sana, gausah disini" pintanya.

Hah? Cih. Anak aneh.

Liam Payne. Nama itu yang selalu membuatku merasa muak mendengarnya. Membicarakannya saja, sudah hampir membuatku ingin muntah.

Sebelum aku mengenalnya, aku berpikir bahwa dia adalah anak yang menyenangkan, baik, dan juga pintar. Tapi ternyata, semua dugaanku salah. Dia tidak seperti apa yang kubayangkan. Dia seperti mimpi buruk di hidupku.

Percaya atau tidak, dia itu anak yang sangat menyebalkan.

"Sudahlah, tidak usah kau memikirkan anak itu lagi. Dia memang seperti itu orangnya" suara berat itu sukses membuatku kaget.

"Harry?" tumben sekali dia bersikap seperti ini padaku.

Harry, salah satu dari sahabat liam. Ada juga Niall, Zayn, dan juga Louis. Hanya liam yang membuatku membencinya.

"lupakanlah semua kelakuan dia yang telah diperbuat kepadamu. Maafkanlah dia glen," tutur harry. Sungguh, tumben sekali harry berbicara padaku dan berkata bijak seperti ini.

"Hei! Bagaimana bisa aku memaafkannya dan melupakan perbuatannya yang selama ini sudah membuatku sakit hati? Think it curl!" bentakku. Emosiku mulai terpancing sekarang.

"Calm down glen.. Calm down.. Dia tidak bersungguh sungguh melakukan hal itu padamu"

Mendengar ucapannya, aku sangat kaget.

"how did you know? Itu tidak mungkin!" ucapku

"Hey, i'm his best friend glend. Bagaimana mungkin aku bisa tidak tahu?" ungkapnya. Benar juga

"tapi, kalau memang benar dia tidak bersungguh sungguh seperti ini padaku, mengapa dia membuatku sakit hati?"

"that's the problem that i can't tell you now" ucapnya cepat

"what?"

"i can't tell you now. Sorry, bye glend!" dia langsung beranjak dari duduk, dan berlari sambil melambaikan tangannya padaku. Dan aku tidak meresponnya.

*

Sudah lebih dari dua minggu liam berhenti menjahiliku. Bahkan dia tidak pernah berbuat seperti itu lagi padaku. Dan kata kata sahabatku yang selalu terngiang di kepalaku menjadi kenyataan. I like him. No, i love him.

Perubahan yang bisa dibilang sangat cepat. Berawal dari benci, dan sekarang menjadi mencintainya.

Dan selama lebih dari dua minggu ini, liam bersikap baik padaku. Seperti menyapaku, mengajakku ke kantin, dan yang lainnya. Entah setan apa yang telah merasuki tubuhnya hingga dia bisa berbuat seperti itu padaku. Dan karena segala perhatiannya itulah yang membuatku mencintainya.

"hai glend!" sapa liam

"oh, hei liam!" sapaku balik

"keluar yuk" ajaknya, aku mengangguk.

Perkataannya berubah 180 derajat lebih baik daripada sebelumnya, begitupun perlakuannya padaku.

Dan ternyata, aku dibawa ketengah lapangan. Liam memegangi tanganku dan berlutut dihadapanku.

Terihat sudah dipinggir lapangan terdapat banyak sekali siswa siswi yang melihat kami. Termasuk sahabat sahabat liam.

Seketika mukaku berubah menjadi merah padam. Malu dengan apa yang terjadi.

"hey! Mengapa kau membawaku ke tengah lapangan dan berlutut dihadapanku di tengah lapangan seperti ini? Membuatku malu saja!" bisikku sedikit menunduk

"diam saja" ucapnya. Hanya itu yang dia katakan.

"Glenda, since i met you, i felt somethings different in my heart. Somethings that i can't leave it. Maaf sebelumnya jika aku telah berbuat yang tidak baik terhadapmu. Hingga membuatmu sakit hati oleh perlakuanku. Maafkan aku, jika aku tidak berperilaku buruk. Entah mengapa aku bisa melakukan hal bodoh seperti itu. Aku baru sadar bahwa aku melakukan hal itu karena aku sayang padamu glend, a.. aku mencintaimu. Would you be my girl, glend?" tuturnya.

Mendengar hal itu, aku langsung menyuruhnya untuk berdiri. Aku kaget, sangat kaget mendengar perkataannya.

Setitik air mata mulai jatuh di pipiku. Liam menatapku dengan pandangan penuh tanya. Berharap aku segera menjawab perkataannya barusan.

Dengan cepat, aku memeluknya dan berbisik ditelinganya.

"ya, i want"

Seketika liam langsung membalas pelukanku dan tersenyum di belakang pundakku. Anak anak pun bersorak dan bertepuk tangan.

"I love you liam"

"love you more glenda" liampun menciumi pipiku dan aku hanya bisa menangis bahagia di tengah tengah lapangan sekolah.

Yeay! Akhirnya, sempet juga gue bikinnya. Untuk glenda, maaf banget aku baru bisa ngepost sekarang. Hope you like it! Maaf kalo jelek yaahh. Hehe

Inspiration // One ShotWhere stories live. Discover now