"Iya nih! Malah kita udah bilang ke bg ragil kalau lo mau fotbar!" kata bibah

"Hah?! Sumpah demi apa lo bilang kedia gue mau foto bareng? Lo berdua gila asli!"

"Iya, malah bg ragil udh nungguin lo!" kata xien kesal.

"Ih jahat banget lo!" dengusku kesal.

Lalu buk cici pun memasuki kelas untuk siap siap memulai pelajaran.

Setelah satu jam lebih berkutat dengan soal soal fisika yang meyeramkan bel istirahatpun berdering.

Semua murid pun berhamburan keluar kelas untuk mencari kursi kosong hanya sekedar makan dikantin.

"Lo ikut kekantin gak?" tanya bibah.

"Engga deh, perut gue sakit banget!" tolakku.

"Yaudah lo mau nitip apa?" kata xien.

"Apa ajadeh!" kataku meringis memegangi perutku yang sakit.

Aku masih terus meringis memegang perut ku yang sangat sakit, rasanya seminggu merasakan ini dalam 1 bulan sangatla tidak adil bagi perempuan.

"Nih" ucap seseorang memberikan botol minuman.

"Apaan nih?" aku mendongakkan kepalaku "revan?!" kataku kaget melihag revan yang kini tengah berada didalam kelasku memberikan sebotol minuman penghilang rasa sakit saat datang bulan.

"Udah, minum. Gue lihat kalau dirumah lo suka minum ini kalau sakit perut gitu" katanya masih dengan wajah datarnya lalu duduk disampingku dan membuka tutup botol minuman itu.

Look, how sweet my cousin.

Aku pun mengambil minuman itu dan meminumnya.

"Gue syok lo van, lo bisa se care ini" kataku.

"Apaan sih, lebay" katanya masih asik memainkan iPhonenya.

"Jangan jangan lo merhatiin gue ya?! Ah revan lo pura pura cuek ternyata lo merhatiin gue" ucapku kepedean menggodanya.

"Jan brisik ca" ucapnya masih dengan dingin.

Ah ini anak kenapa sih apa dia cuma punya 1 ekspresi saja?!

Aku mencoba mencari cari cara agar revan bisa merubah ekspresinya.

Bukan kaysa namanya kalau tidak bisa.

"Agrhhh.. Perut gue keram van!" erangku meringis seakan akan perutku memang keram.

"Revan tolongin gue revan!!!"

"Lo kenapa ca?! Aghhh gue gatau lagi gimana caranya!!" kata revan panik mengacak rambutnya frustasi.

"Lo gigit deh tangan gue katanya sih kalau cewe pms suka gigit cepet!" katanya memerikan lengannya tepat di mulutku.

Mampus lo van, ketauan kan lo care.

Tanpa ampun aku mengigit tangan revan dengan sekuatnya.
Rezeki namanya bisa gigit revan!

"Eh gila lo! Sakit woiiii!!" ringis revan dengan ekspresi kesakitan yang sangat lucu.

Bisa dibilang revan makin mirip dengan devan kalau begini, meskipun memang mirip sih

Seketika aku tertawa.

"HAHAHAHAHA ANJIRRRRR MUKAAA LOOOOO GA KONTROL VAN!" tawaku meledak.

"LO BOHONGIN GUE?!" Kata revan kesal.

"Sorry sorry, habis gue gemes lihat muka lo datar mulu, peace!!" kataku cengengesan.

"Gak lucu tau gak sih lo!"kata revan kembali datar lalu pergi keluar kelas.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang