~Perpustakaan~

20.5K 1K 93
                                    

Teng teng teng

Bunyi bel tanda istirahat telah berbunyi membuat para murid di Konoha Internasional High School atau di singkat KIHS bernafas lega karena akhirnya bisa melepas penat untuk sejenak dari rumus-rumus maupun catatan pelajaran di kelas yang sudah pasti membuat mumet kepala.

Tidak sedikit murid-murid KIHS berbondong-bondong keluar kelas alias ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan minta di isi. Namun juga tak sedikit pula murid-murid di sana yang membawa bekal, selain bisa menghemat uang saku, mereka pun tak suka berdesak-desakan ke kantin yang jangan di tanya yang pastinya ramai minta ampun.

Jika murid-murid perginya ke kantin untuk makan siang, beda pula dengan seorang pemuda berpostur tinggi dan bersurai raven yang justru malah pergi ke perpustakaan.

"Ck, berisik sekali. Semoga saja di perpustakaan tidak ramai." Sungut pemuda bermata onyx ini.

Ya iyalah tak ramai, orang jam segini itu jam istirahat otomatis perpustakaan yang memang dari sononya sepi ya makin sepi.

Ceklek

Blam

Suara pintu perpustakaan yang terbuka dan tertutup membuat suasana perpustakaan agak sedikit berisik namun hanya sebentar.

Pemuda bersurai raven ini mengedarkan pandangannya ke penjuru perpustakaan. "Hm ?" Pemuda yang mempunyai kulit seputih porselen ini menaikkan alisnya karena tak mendapati penjaga perpustakaan seperti biasanya.

Mengendikkan bahu singkat lalu pemuda ini melangkah masuk dengan gaya yang menurutnya keren dengan kedua tangan di masukkan ke dalam masing-masing saku celananya.

Ia melangkah ke rak buku paling ujung karena tempat itu adalah tempat yang paling strategis untuk...

Tidur

Yap, benar sekali. Seorang pemuda berotak jenius ini ke perpustakaan bukan untuk belajar ataupun sekedar meminjam buku namun nyatanya ia datang hanya untuk tidur.

Memang kalau di sekolah itu perpustakaan adalah tempat yang paling nyaman dan bersih jadi pas untuk di jadikan tempat buat tidur.

Pemuda bersurai raven ini merebahkan tubuhnya lalu memejamkan mata. Tak lama kemudian terdengar suara dengkuran halus tanda bahwa sang pemuda sudah tertidur.

*
*
*

Perpustakaan tak lagi sepi seperti jam istirahat tadi di karenakan bunyi bel sudah berdentang beberapa menit yang lalu. Beberapa murid tampak di perpustakaan dengan kesibukan masing-masing.

"Aduuh, susah sekali. Kenapa tempatnya tinggi sekali ?" Seorang pemuda bersurai matahari tampak tengah menggapai sesuatu yang terletak di rak yang cukup tinggi.

Karena postur tinggi badannya yang terlampau mungil untuk ukuran seorang laki-laki begitu menyulitkannya mengambil buku yang terletak di tempat yang tinggi.

Meskipun tangan tannya sudah terjulur sepanjang yang ia bisa di tambah lagi kakinya yang berjinjit masih tak mampu juga menggapai buku pelajaran biologi yang di inginkannya.

"Aduuh capek !" Keluh pemuda yang mempunyai 3 garis kumis kucing di masing-masing pipinya. "Bahuku sampai pegal. Hu-uh." Bibirnya mengerucut imut.

Kepala bersurai jabrik mataharinya ini bergerak celingukan ke kanan dan ke kiri. "Kenapa tidak ada tangga sih ?! Biasanya kan di sediain biar bagi orang yang mau mengambil buku di rak yang tinggi jadi gampang." Bibir mungil berwarna pink itu sibuk mendumel.

Ia pun menghela nafas. "Ha-ah, lebih baik aku minta bantuan orang lain saja."

Pemuda berkulit tan manis ini melangkah ke sudut satu dan ke sudut lainnya. Ia mencari-cari orang yang bisa di mintai bantuan namun nyatanya yang di perpustakaan hanya tinggal sendiri. Seluruh murid yang ada di perpustakaan sudah pergi, bahkan penjaga perpustakaan mesum yang suka sekali memakai masker itu juga raib entah kemana. Kalau begini ia minta tolong dengan siapa coba.

Hi, SweatheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang