ㅡ🌙3

8K 437 29
                                    



ATTENTION. DISINI ADA ADEGAN NC .

Sehun keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup. Dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai.

Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Xiumin berdiri di sana, bekas-bekas pukulan Sehun masih menimbulkan memar-memar di sana sini, tetapi lelaki itu sepertinya sudah diobati, "Bagaimana dia?," tanya Sehun dingin.

"Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan...Anda sendiri Tuan Sehun, Anda tidak apa-apa? Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan perempuan itu..."

Sehun melirik pada Xiumin dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah, "Tadinya aku berniat membunuhnya"

"Kalau begitu kenapa Anda menyelamatkannya?"

Sehun membalikkan tubuhnya dan menatap Xiumin dengan mata menyala-nyala, "Karena aku memutuskan, belum saatnya dia mati," mata cokelat Sehun bagaikan berbinar di kegelapan, "Dan kau....Kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?"

Xiumin menatap Sehun, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar, "Saya tidak sengaja membiarkannya lolos"

"Kau pikir aku bodoh?," suara Sehun menajam, setajam tatapannya, "Kau adalah pengawalku paling berpengalaman, tak mungkin kau bisa diperdaya gadis itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu diperdaya"

Xiumin menelan ludahnya, "Saya ingin membebaskannya, saya takut dia akan membawa masalah untuk kita"

Sehun melempar handuknya dengan marah ke sofa, "Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan menentangku. Dengarkan ini baik-baik Xiumin," suara Sehun dalam dan mengancam, "Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkanku, bukan hanya pukulan yang kau dapat, aku akan menghabisimu secepat aku bisa"

Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan, bagaikan janji Iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.

***

Ketika Yoona terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

"Tenang, kau sudah ada di daratan, kau bisa bernafas secara normal," Suara Sehun membawa Yoona kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Sehun sedang duduk di tepi ranjangnya. Yoona beringsut sejauh mungkin dari Sehun dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata Sehun, "Apakah kau takut padaku setelah kejadian tadi?," nada gelipun tersamar dalam suara Sehun.

Kurang ajar, batin Yoona dalam hati. Dia berjuang meregang nyawa, dan lelaki ini malah duduk disini menertawainya. Tetapi, apakah benar Sehun yang terjun ke kolam waktu itu dan menyelamatkannya? Kenapa? Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya Sehun sudah memutuskan untuk membunuhnya? Kenapa lelaki itu berubah pikiran?

"Ya, aku memang menyelamatkanmu," Sehun bergumam seolah-olah bisa membaca pikiran Yoona, "Tetapi itu bukan demi dirimu, itu demi kepuasanku."

Yoona menatap Sehun geram, "Apa maksudmu?"

Dengan tenang lelaki itu melepas dasinya, gerakannya pelan tetapi mengancam hingga tanpa sadar Yoona bergidik dan beringsut menjauh. "Aku tidak suka bercinta dengan mayat," Senyum di bibir Sehun tampak kejam, "Kau lebih nikmat kalau hidup dan bernafas."

sleep with the devil ;Where stories live. Discover now